Aku dan kau, kau dan dia
ADA APA? Yaaa, itu adalah pertanyaaan yang selalu aku ajukan pada diri sendiri. Labil bila bisa dikatakan, ketika logika mendorongku untuk pergi, dan hati menyuruhku untuk tetap menetap. Jadi salah siapa sebenarnya? Tidak, tidak ada yang salah, karena kita yang memulainya.
Beberapa bulan ini tak terasa rupanya, Aku dan Guntur menjadi sering bertukar suara lewat handphone. Yaa beberapa bulan kebelakang hingga tahun pun telah berganti. Dimana, kita bercerita tentang hari kemarin dan esok, bahkan kita merasa benar-benar menjadi 'KITA' disaat semesta memberi ruang untuk bersua. Akan tetapi, ada sambaran petir yang sangat menyengat. Ketika teringat, kau bukanlah untukku.
Tidak mengapa, tidak ada yang tidak mungkin. Kalimat tersebut telah menenangkan perasaan ku kembali. Meskipun bayang-bayang itu kembali menghampiri ketika sunyi.
Jam telah menunjukan pukul 6:48 WIB waktunya untuk pergi kesekolah, dan tiba-tiba..
"KRINGGGG DEURTT JENGJRENGG!! " suara ponsel ku berbunyi dengan tidak sabar.
Karena ponselnya didalam tas, pun aku mengambilnya terlebih dahulu untuk memastikan, itu bunyi alarm atau sebuah telepon. Dan ternyata Arghh!! Guntur menelpon.
"Hallloww GUNTURR, ADA APA YA?" Menyapa dengan sedikit ngegass.
"Emmm, kamu masih dirumahkan??" Tanya Guntur dengan lemah lembut.
"Mau berangkat nih, emang ada apa!!??" jawab ku sedikit tegang dan jantung kian mulai berdetak dengan cepat.
"Tunggu, aku kesanaaa" Perintahnya dengan nada sedikit tegas.
"APAA!?!?" ucapku dalam hati dengan mata sedikit melotot dan merasa bingung. Dan aku pun cepat-cepat bicara lagi. "EITTSSS BENTAR, BENTARRR. INI ADA APA YAAA!?!" Tanya ku dengan nada cemas, sumpah aku bener-bener bingung banget.
"Enggak ada apa-apa, ingin jemput kamu aja" jawab Guntur dengan nadanya yang santai tanpa dosa.
"jangan kerumah! Tunggu aja didepan gang, tempat yang biasa aku naik angkot, oke?" protes ku sembari jalan kesana-kemari di depan teras rumah.
"Iyaaa, iyaaaa. Udah dulu ah aku berangkat dulu." Pamit Guntur sembari mematikan teleponnya.
Setelah itu aku langsung pamit dari rumah, dan bergegas berjalan ke arah gang yang sedang dituju oleh Guntur, untuk menunggu. Berjalan ke arah gang itu, gak sedeket ke rumah tetangga, jauh banget. Kalau jalan kaki, Kiranya 13 menit untuk nyampe kesana. Keringat mulai bercucuran dikening, karena panasnya terik matahari dipagi hari dan jauhnya perjalanan. "Yaa kalau ini jalan raya, dari tadi gw udah naik angkot" gerutu dari mulutku yang tak henti-henti.
singkat cerita...
"Akhirnya nyampe juga, mana tuh anak rese!?" gerutu ku dengan suara pelan, sembari menengok kanan dan kiri. Tepat disebelah kiri rupanya, dengan posisi duduk diatas motor membelakangi diriku, dan menunduk mendekapi motornya. Tak lupa juga, dengan sweter berwarna biru tua yang selalu ia pakai.
Setelah itu, aku berjalan menghampiri dirinya.
"BUG!!" tangan ku telah mendarat di pundaknya, sebagai tanda sapaan.
"Heii!!, lama nunggu ya? Wkwkk." Tanya ku sembari tertawa, tapi sebenarnya hati 'dag-dig-dug'.
"Buruan naik" perintahnya, sembari menyalakan motor "DREUMM.. DREUM.. DREUMM.." Gas yang ditarik ulur tanda aku harus segera naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRASAJA ( SLOW UPDATE✓ )
RomanceSTART ➡ NOV.2k19 hari itu, dimana hari terparah ketika hal-hal masalalu mengecoh diri Bening. Teringat akan patah hati oleh seseorang, tatkala cinta pertama memperkenalkan diri kepada Bening. Dan dirinya berharap ada seseorang yang mampu mengobati p...