Proloug

510 146 33
                                    

"Ra!" panggil salah seorang pria muda dari belakang, tengah mengejar seorang perempuan yang ia ingin raihnya.

Gadis itu refleks langsung menoleh, ke arah sumber suara yang ia dengarnya.

"Ra, gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

"Apa?"

"Terima atau engga?"

"Gimana gue mau jawab terima atau engga. Kalau lo aja belum kasih gue kejelasannya apa,"

"Jadi hidup gue,"

"Kita kan hidup bersama, dan kenapa lo masih bilang itu?"

"Beda makna! Hanya kita berdua, bukan bersama."

"Berdua untuk apa?"

"Berdua menjalin cinta. Gue memendam ini sejak lama, gak ada siapapun yang tau tentang rahasia ini. Hanya semesta lah yang menjadi saksinya, dan akhirnya semesta memberi sebuah waktu untuk mengungkapkan ini. Setelah 10 tahun lamanya, gue mencoba untuk memberanikan diri, tapi lo nggak pernah sadar itu, Ra. Gue yang selalu berharap lebih untuk lo, gue yang selalu punya keinginan lebih dari perisai lo, gue yang selalu diam diam merhatiin lo, dan sampai detik ini, tuhan belum juga menyatukan cinta kita."

Gadis itu hanya bisa terdiam mendengar ucapan cowok yang berada di hadapannya. Tubuhnya terasa lemas dan gemetar saat cowok itu sekaligus sahabatnya, benar berkata sebenernya dengan batin nya yang begitu dalam. Ia tak bisa mengeluarkan kata sedikit pun untuk membalasnya.

Sementara, cowok itu. Perlahan gelinang air matanya turun, bahkan saat mengatakan kata cinta rasanya hatinya seperti tertancap ribuan kaca pecah, bukannya cinta adalah sebuah kata paling indah dari apapun di dunia ini. Rahasia yang ia kubur dalam-dalam itu akhirnya tergali kembali.

Jangan mengira ini adalah ending ya hehe...
Karena ini hanya sebuah prolog yang hampir mendekati garis akhir sebuah perjalanan cerita ini.

Tapi kalian boleh kok nebak-nebak ending nya seperti apa.

Vika Aulia

Different Heart [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang