||BAGIAN SEMBILAN||
♡ Happy Reading♡
Menang atau kalah itu hanya lah kebanggaan. Bangga dengan menang karena akan menjadi titik perhatian, ada juga bangga kalah karena tak ingin di ambil pusing.
──────────────────────────
Rolan kembali lagi menuju sekolah, karena di panggil Coach Jors sang pelatih basket di SMA Cempaka untuk datang latihan, mungkin kalau Yura tidak memberikan paksaan kepada Rolan. Rolan tidak akan masuk saat latihan dan tetap akan bolos seperti biasanya.
Sebegitu cepat ia menuruti permintaan Yura. Karena ia sadar, orang yang ia sayang hanya dua di muka bumi ini yaitu Ersa sang bunda dan Yura sahabat yang tak akan pupus dari dirinya. Maka dari itu ia tidak bisa menolak permintaan mereka kecuali keadaan mendesak.
Kenapa hanya mereka saja? Lalu bagaimana dengan ayah nya? Randi sang ayah telah meninggal dunia saat Rolan masih duduk di bangku SMP kelas 8.
"Eh bujang! Lo kemana aja, di telfonin lo riject terus, sok sibuk bat kek pejabat aja lo!" pekik Samuel.
"Udah tau ada latihan malah bolos, emang susah kalo kenalpot racing di kasih nyawa, mau nya kabur kaburan tross!" cela Jovan. Merasa dirinya benar, padahal dia sama Rolan sama aja. gak jauh beda.
"Banyakin ngaca sama intropeksi diri cok!" sindir Rolan, menaikan satu alisnya. "Asal lo tau, gue sebenernya males ikut latihan, kalo bukan Yura yang suruh."
"Gak ada yang bener,"
"Lo juga!"
Mereka saling berargumen satu sama lain, lalu seketika si pelatih yang melihat mereka di depan ruangan koridor, berteriak memanggil mereka untuk segera berkumpul di lapangan.
"Hey! Itu yang ngumpul bertiga, cepat kesini!" teriak Coach Jors memberikan lambaian tangan.
"Dia manggil siapa?" tanya Rolan memasang wajah polos.
"Tau siapa," Samuel menjawab lugu.
"Kita geblek!!!" seru Jovan.
Mereka segera berlari ke tengah lapangan, menghampiri para anggota tim lainnya yang tengah menunggu sedari tadi. Sang pelatih memberi gerakan pemanasan untuk para anggota tim.
Beberapa menit kemudian, Arsen dan kedua temannya yaitu Friyan, Defgan. Baru saja tiba saat latihan pemanasan telah usai, tetapi tidak ada reaksi sang pelatih menegur mereka. Justru mereka malah duduk santai di kursi panjang yang berada di sisi lapangan.
Mungkin karena Arsen adalah putra dari pemilik yayasan SMA Cempaka, sehingga membuat si pelatih Jors tidak berani menegur Arsen dan kedua temannya, juga karena sikap Arsen yang selalu membangkang pada orang yang suka menyuruh dirinya, maka dari itu pelatih Jors enggan untuk memberi teguran dengan anak sang pemilik yayasan itu. Dan itu memang benar-benar tindakan yang tidak adil bagi anggota lainnya.
"Coach Jors kok gak marah sama mereka?" tanya Sam dengan nada kecil.
"Anak yang punya yayasan mah beda men." sahut Jovan sembari membenarkan tali sepatunya yang lepas.
![](https://img.wattpad.com/cover/205926242-288-k974802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Heart [On Going]
Fiksi Remaja"Semesta yang menyatukan, dan semesta juga yang memisahkan" Mungkin kah jika sebuah persahabatan antara seorang laki-laki dan perempuan tidak ada rasa yang dimaksud? Rasa yang di maksud itu adalah Cinta. Sebuah persahabatan antara Rolano Aditian d...