||BAGIAN TIGA||
♡ Happy Reading♡
Dimana pun tempat nya, cinta selalu hadir dan datang.
──────────────────────────
Seperti biasanya Yura selalu menunggu Kakaknya Saga setiap pulang sekolah begitupun saat berangkat sekolah. Ia menunggu di bangku dekat gerbang sekolah tempat biasa murid SMA Cempaka menunggu jemputan.
"Kak Saga kemana sih, jam segini belum jemput juga." ucap nya sembari mondar mandir tidak karuan.
"Ra, lo ngapain sih mondar mandir terus," tanya Raisa heran.
Raisa adalah teman sekolahnya yang biasa menunggu jemputan bersama akan tetapi mereka beda kelas saja, jika Yura kelas IPA 1 sementara Raisa kelas IPA 3.
"Ini loh Sa, kakak gue masih belum jemput juga," jawab Yura terhenti dari gerakan mondar mandirnya.
"Aisshh lo ini kayak enggak biasanya aja kita nungguin jemputan bareng, gue juga belum di jemput kok, " ujar Raisa yang tengah memakan cemilan.
"Iya tapi masalahnya gue telat-" Balas Yura yang terpotong oleh pikirannya sendiri bahwa ia tidak boleh telat makan karena penyakit Lambung nya mulai kambuh.
"Lo telat apa Ra?" tanya Raisa yang penasaran dengan jawaban Yura itu.
"E..e..enggak kok, maksud gue telat ke rumah," Yura membuat alasan untuk menutupi ucapan sebelumnya.
"Ah lo ke rumah aja takut telat, kan rumah-rumah lo juga Ra." ujar Raisa yang terkekeh dengan jawaban anehnya Yura.
"Ehehe iya juga."
Setelah beberapa menit lamanya Yura dan Raisa menunggu jemputan masing masing. Raisa di jemput oleh ibu nya terlebih dahulu, di banding Yura.
"Raisaaa!" teriak wanita paruh baya yang memanggil anak nya itu.
"Ibuuu." sahut Raisa melihat ibunya yang sudah menjemput di depan pintu gerbang sekolahnya itu.
"Sa, lo udh di jemput tuh," ucap Yura yang melihat ibunya Raisa juga.
"Iya Ra, gue duluan ya, byee!" pamit Raisa melambaikan tangannya.
"Byeee!" Yura membalas lambaian tangan Raisa.
Sudah hampir setengah jam Saga belum menjemput Yura. Padahal tepat jam 13:00 waktu makan siang Yura, tetapi kedatangannya masih belum terlihat juga.
"Kak angkat dong pliss." parau nya yang kini sedang menelfon Kakaknya Saga.
Yura segera menelfon Saga untuk cepat menjemputnya, Yura menyadari keadaan dirinya sekarang merasa lemah karena penyakitnya mulai kambuh.
"Pliss jangan kumat dulu wahai lambungku." ringisnya yang tengah memegang perutnya kini merasa sakit dan melemah.
Yura mulai tidak kuat lagi menahan rasa sakit di bagian perut nya. Ia meringis kesakitan karena keadaan tubuh yang tidak stabil.
"Kak ayo angkat!" Yura menelfon Saga berkali kali tetapi selalu di riject.
❦❦❦
Saga tengah berada di jalan sedang menyetir mobilnya untuk menjemput Yura. Ia memutar musik dengan volume full di dalam mobilnya sehingga tidak dapat mendengar dering telfon dari Yura.
Tiba tiba...
Bruukkkk....
Yura terjatuh tersungkur lemah di tanah yang terselimuti aspal tepat di depan gerbang sekolah Yura pingsan karena tidak kuat dengan lambung nya yang mulai kambuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Heart [On Going]
Teen Fiction"Semesta yang menyatukan, dan semesta juga yang memisahkan" Mungkin kah jika sebuah persahabatan antara seorang laki-laki dan perempuan tidak ada rasa yang dimaksud? Rasa yang di maksud itu adalah Cinta. Sebuah persahabatan antara Rolano Aditian d...