Untuk Mu

130 80 23
                                    

||BAGIAN LIMA||

♡ Happy Reading♡

Mustahil bukan? Jika hubungan antara sahabat tak ada maksud cinta di dalamnya.

──────────────────────────

Suasana hening saat berada di rumah sakit selalu menghantui kecemasan Saga saat itu, tak ada siapapun disana selain Saga yang sedang menunggu di depan ruangan Yura di rawat.

Seorang Dokter keluar dari ruangan Yura.

"Dok bagaimana keadaan adik saya?" Tanya Saga kepada sang Dokter yang baru saja hendak menutup pintu ruangan rawat itu.

"Anda kakak dari pasien bernama Yura?"

"Benar dok saya kakaknya,"

"Lalu tiga anak remaja yang ada disini kemana?"

"Mereka sudah pulang dok,"
"Gimana keadaan adik saya dok?"

"Sekarang sudah mulai membaik, tetapi tolong ya jangan diganggu dahulu, karena dia belum sadar dari pingsannya,"

"Iya dok, terimakasih."

❦❦❦

Arsen mengeja kata demi kata saat ia menemukan sesuatu di bangku mobilnya,. ternyata adalah gantungan tas Yura yang tak sengaja lepas dari tas nya dan terselip di bangku mobil Arsen. "Yu..ra,"

"Jadi nama dia Yura," ucapnya seraya mengangkat gantungan tas yang bernama Yura itu.

Arsen memakirkan mobil nya di dalam garasi rumahnya. Lalu memasuki rumahnya dan menyapa mamahnya yang tengah membaca majalah.

"Mah," panggilnya.

"Tumben kamu telat pulang sen," ujar Puspa sang mamah yang tengah sibuk menunduk membaca majalah.

"Banyak tugas disekolah mah," tukas Arsen beranjak naik lantai dua dirumahnya menuju kamarnya dan masih membawa gantungan milik Yura.

"Anak mamah jadi orang sibuk nih,"

Arsen tidak menjawab sebenarnya, bahwa ia telat pulang ke rumah, karena membawa Yura yang saat itu sedang pingsan ke rumah sakit. Tetapi Arsen hanya menjawab apa kadarnya, padahal mengerjakan tugas saja Arsen sangat lah malas.

Arsen turun kembali setelah berbaring sejenak di kamar. Arsen menghampiri Puspa yang masih membaca majalah.

Arsen duduk di sofa dekat dengan Puspa.

"Ma,"

"Arsen,kenapa sayang,mau bahas tentang pacar kamu ya," Puspa menoleh ke samping arah Arsen.

"Arsen gak pernah ingin punya pacar," pungkas Arsen.

"Loh kok gitu,anak mama ganteng kayak gini, masa iya enggak ada yang naksir, pasti banyak perempuan cantik disana yang ingin punya pacar seperti anak mama ini." Puspa memuji putranya.

"Perempuan lain bagi Arsen gak penting, kecuali mama sama masa depan, dan anak perempuan Arsen nanti, selebihnya itu gak ada lagi,"

Puspa tersenyum menatap putranya begitu bijak.

❦❦❦

Different Heart [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang