||BAGIAN SEMBILAN BELAS||
♡ Happy Reading♡
Setenang-tenangnya tempat ku saat ini, ku katakan jika kamulah tempat dimana aku merasa tenang dan lupa akan kesepian.
──────────────────────────
"Liat? Kupu-kupu ini terlalu indah untuk gue," ucap Yura. "Gimana kalau ini dipasang disini?" tanya Yura mengembalikan ucapan Arsen, sembari memindahkan hiasan kupu-kupu itu di kepala Arsen.
"Gue cantik ya?" tanya Arsen, bergurau.
Yura menahan tawanya. Ia tak kuasa dengan keanehan tingkah Arsen yang jarang sekali ditunjukan seperti biasanya.
"Kenapa ketawa?" tanya Arsen datar.
"E-enggak," Yura berkutik.
"Ketawa aja. Jangan ditutupin, nanggung," tegur Arsen.
Yura pun tak segan untuk melanjutkan tawanya sekencang mungkin.
Setelah tawanya usai. Yura memandang Arsen kikuk. "Sorry,"
Arsen tersenyum seketika. Dasar cewek lugu, tertawa saja perlu minta maaf. Batin Arsen.
"Ehem," cowok itu berdehem pelan.
"Iya?" sahut Yura, langsung memasang wajah penuh tanya. Agaknya Yura tau apa yang Arsen maksud.
"Lo tau deheman gue?" duga Arsen, dengan mulut yang terbuka sedikit.
"Tau. Biasanya orang yang berdehem itu tanda-tandanya mau ngomong sesuatu atau mau minta sesuatu." Tukasnya.
Sial. Punya mata batin kah dia? Bisa tau mau gue sekarang ini. Batin Arsen.
"Boleh gue minta bantuan sama lo?" ucap Arsen kegok.
"Boleh banget. Lo udah banyak bantuin gue juga, jadi gue harus juga timbal balik bantuin lo,"
"Hmmm ... lo ikut sama gue,"
Arsen menuju ruangan penyimpanan alat media, disusuli oleh Yura. ruangan letaknya berada dilantai satu, dekat bawah tangga.
"Arsen? panggil Yura.
"Apa?" balasnya datar.
"Kita mau kemana?"
"Lo tinggal ikut,"
"Iya. Tapi kita mau pergi kemana?"
"Suka-suka gue mau pergi kemana,"
Yura mengerutkan dahinya, dan menggeleng kepalanya berkali-kali.
"Lo niat nggak sih buat bantuin gue?" lontar Arsen.
"Ni-niat kok!" ucap Yura agak tersendat.
"Ya udah. Lo jangan buka mulut sampai gue suruh lu untuk buka mulut," putus Arsen sangat lantang, sehingga membuat Yura kaget beberapa kali.
![](https://img.wattpad.com/cover/205926242-288-k974802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Heart [On Going]
Teen Fiction"Semesta yang menyatukan, dan semesta juga yang memisahkan" Mungkin kah jika sebuah persahabatan antara seorang laki-laki dan perempuan tidak ada rasa yang dimaksud? Rasa yang di maksud itu adalah Cinta. Sebuah persahabatan antara Rolano Aditian d...