Congratulation!

104 41 15
                                    

||BAGIAN DUA BELAS||

♡ Happy Reading♡

Mata ku mulai memberikan sebuah tanda saat aku menatapnya, entah sebuah tanda apa.

Vote terlebih dahulu ya teman-teman😊❤️

Terimakasih

──────────────────────────

Setelah rapat mengenai calon kandidat kapten basket selesai,
Arsen segera melangkah menuju kelas XI IPA 1. Untuk apa dia kesana? Arsen berniat untuk mengembalikan gantungan oranye itu kepada pemiliknya.

Tepat di depan pintu kelas XI IPA 1 Arsen berdiri dengan kokoh nya.

Arsen menghentikan seorang cewek kelas itu.

"Lo anak kelas ini?" Tanya Arsen.

"I-iya," jawab cewek itu membeku, ia gugup saat Arsen hendak bertanya.

"Lo tau dia?" tanya Arsen lagi sembari menunjukan gantungan oranye bernama Yura.

Kepala cewek itu mendekat sedikit dan melihat gantungan bernama Yura yang di pegang di tangan Arsen. "Iya gue tau,"

"Dia kelas ini?"

Cewek itu mengangguk dan menundukkan kepalanya.

"Panggil dia, keluar dan temuin gue," ucap Arsen menyuruh cewek itu dengan santai.

Cewek itu memasuki kelas nya,ia segera memanggil Yura yang tengah mengobrol dengan teman-teman lainnya.

"Ra,ada yang manggil lo, lo di tunggu di luar kelas," bisik si cewek pelan.

Yura menoleh. "Siapa?" Tanya Yura bingung.

"Nanti lo liat aja."

Yura menanggapi ucapan cewek itu. Yura keluar dari kelas dan melihat Arsen yang menghadap kebelakang. Yura awalnya tidak mengetahui bahwa dia adalah Arsen.

"Ini punya lo," Arsen langusung saja memberikan gantungan itu di tangan Yura. "Gue temuin ini di bangku mobil gue,terselip."

Yura menatap gantungan milinya dengan Arsen secara bergantian. Ia masih belum paham dengan ini semua.

"Iya, ini punya gue,"

Yura berfikir kembali dengan omongan Dilian yang di katakan saat berada di koridor.

"Tiga cowok remaja yang bawa lo ke rumah sakit itu, ternyata Arsen sama temen-temennya,"

Kata itu seketika terngiang-ngiang di otak Yura. Ternyata Dilian memang benar.

Arsen melangkah pergi dari hadapan Yura yang tengah melamun.

Lalu seketika Yura menghentikan langkah Arsen sejenak yang tengah berjalan.

"Arsen!" panggil Yura berteriak memanggil nama Arsen.

Cowok itu mendengarnya, hanya saja ia tak memberi respon pada Yura. Ia meneruskan langkahnya kembali. Sifat ego dan cuek nya sangat mendarah daging.

"Eh tunggu!" Yura berlari mengejar Arsen.

Arsen masih saja tak merespon.

"Hey! Lo denger gue kan!" teriak Yura yang kini langkahnya sejajar dengan Arsen.

"Lo yang udah bantu gue waktu pingsan ya?" tanya Yura mendongakkan kepalanya. Karena tubuh Arsen yang tinggi semampai membuat dirinya berbicara sambil mengangkat kepalanya.

Different Heart [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang