Empati & Simpati

160 97 33
                                    

||BAGIAN EMPAT||

Happy Reading♡

Meskipun terlihat seperti tak ada maksud, tapi ada juga yang diharapkan.

──────────────────────────

Saat mereka berada didalam mobil mereka sibuk membahas soal Yura. Mereka bingung akan dibawa kemana Yura dengan keadaan pingsan saat itu.

"Eh bro mau kita bawa kemana ni cewek," tanya Defgan yang tengah menyetir mobil.

"Gua yakin keadaan dia lemah, kita bawa aja dia ke rumah sakit," jawab Arsen yang tidak biasanya mengeluarkan saran yang baik.

"Nah gue setuju!"

"Tumben lo ngasih saran yang baik." sindir Defgan.

"Gue cuman kasian sama dia."

Arsen terus menatap Yura yang sedang menyender di bahu kanannya dengan keadaan tak sadarkan diri.

"Kenapa sih pandangan gue terus fokus sama wajah dia, jujur padahal gue benci banget sama ini cewek." batin Arsen bersembunyi.

"Woyy!!"

Arsen sontak kaget lalu memalingkan wajahnya yang tengah menatap wajah Yura.

"Ck kayaknya punya rasa lebih dari empati nih awokwok," ledek Friyan yang melihat Arsen menatap Yura.

"Jangan ngawur lo." sela Arsen melirik datar wajah Friyan.

"Sen lagi pula wajar kali, lo natap cewek itu namanya normal." pungkas Defgan.

"Akhirnya temen gue normal juga," ucap Friyan sesekali mengelus dada.

"Terserah lo anjay!" Seru Arsen pasrah dengan ucapan gila temannya.

❦❦❦

Sesampai mereka di Rumah Sakit, mereka segera membawa Yura untuk segera di tangani.

"Sus ini tolongin temen saya!" pinta Arsen meminta tolong kepada suster agar Yura cepat segera dibawa ke ruangan periksa.

Mereka sedang menunggu Yura yang tengah diperiksa di Ruangan Anggrek 15.

"Yan lo hubungin keluarganya tuh cewek," tutur Arsen.

"Sebentar sebentar kebetulan waktu pingsan, handphone dia ada di tangannya terus gue taro mana ya."

"Kok malah lu yang nanya nyet. Kan lo yang naro," seru Defgan.

"Di tas, iya gue taro di tas." ingat Friyan.

"Sebentar. Jadi nanti gue harus hubungin siapa woy!" Seru Friyan hendak bertanya.

"Hubungin pawang uler!" seloroh Defgan, seraya memutar bola matanya malas.

"Kok pawang uler sih anjir?"

"Ya hubungin keluarganya lah! Tadi lo denger kan arsen ngomong apaan!" tegas Defgan mulai kesal dengan Friyan yang salah fokus itu.

"Bikin malu aja." gumam Arsen seraya tertawa kecil akan tingkah temannya.

Friyan mencari ponsel Yura yang berada di tas. "Nah ini dia,"

Different Heart [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang