Calm

116 37 16
                                    

||BAGIAN EMPAT BELAS||

♡ Happy Reading♡

Katakan apa yang kau inginkan. Biar tuhan yang mengabulkan melalui aku.

──────────────────────────

Seisi kelas membeku saat melihat Arsen mengantar Yura ke kelas. Saat Arsen sudah keluar dari kelas, mereka langsung saja mengerumuni dan berkumpul di meja Yura. Untuk memberikan pertanyaan, karena penasaran.

"Ra gimana rasanya?" tanya Keysha penasaran sekali.

"Rasa apaan sih," Yura berdecak. Padahal saat ini hatinya masih berdebar karena tadi Arsen membantunya dan menuntunnya ke kelas.

"Ra, lo serius kan gak di apa-apain sama Arsen?" Dilian melontarkan pertanyaan aneh.

"Arsen galak gak sama lo?"

"Gue baru kali ini liat Arsen berani nyentuh cewek, dan lo yang pertama."

"Ganteng, tapi gak suka cewek sih gimana?" celetuk Vera yang sedari tadi berdiri di samping meja Yura.

"Dia normal bego! Cuman mungkin emang gak begitu nanggepin cewek,"

"Perlu banyak-banyak sabar nih, kalau gue jadi doi Arsen," ucap Vera kembali berhalu.

"Cihh! Lo kira Arsen mau sama lo!" cibir cewek lainnya.

"Mau lah, gue kan bakalan jadi cewek yang tiada duanya nanti bersanding dengan Arsen," ujar Vera dengan nada yang sok dramatis.

"Najesss!!! " teriak teman lainnya memaki.

Arsen memang baru kali ini menyentuh perempuan, selain Puspa sang mama. Arsen tak pernah menyentuh, bahkan sulit ada hasrat untuk berdekatan dengan cewek. Jangankan menyentuh untuk berbicara dengan cewek lainnya saja sulit, apa lagi berinteraksi. Tampangnya ya dingin, membuat kaum wanita kesulitan mendapatkan Arsen.

Arsen adalah sosok yang tak mempedulikan seorang wanita, dan tak mudah untuk berpaling seperti ucapannya saat berbicara dengan Puspa. Jika dirinya tak akan mementingkan perempuan di luar sana, kecuali Puspa sang mama juga istrinya nanti dan anak perempuannya.

Yura yang mendengar pertanyaan teman-temannya bertuju pada Arsen, seketika jengkel dan memutar bola matanya malas.

"Ya enggak lah!" sergah Yura, nada nya meninggi.

"Ra, muka lo pucet. Kita ke uks ya?" ajak Rolan, benar-benar antusias dengan keadaan sahabatnya. Baru saja keluar dari rumah sakit, kini malah menjadi lagi.

"Gak usah Rolan, gue gak luka kok. Cuman takut," Yura menolak ajakan Rolan, seraya tersenyum kecil.

Gemuruh petir terdengar lagi sangat kencang, sehingga membuat seisi kelas terkejut berlarian dan berteriak, lalu kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Begitu pun dengan Yura yang mempunyai phobia dengan petir, dirinya benar-benar sedang diambang kecemasan.

Yura menutup telinganya dengan kedua tanganya,bdan memejamkan matanya. Hati nya berdebar sangat kencang, masih di kerumuni rasa ketakutan.

Different Heart [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang