Sebuah Teori

115 56 8
                                    

||BAGIAN SEPULUH||

♡ Happy Reading♡

Kalau sudah saling sayang, ya resikonya cinta.

──────────────────────────

Arsen merasa tak senang jika dirinya di pojokan, ia langsung saja membantah tuduhan Friyan dan Defgan, yang sudah menyangka jika Arsen jatuh cinta dengan Yura. Arsen saat-saat ini memang sering memegang gantungan milik Yura. Tetapi bukan karena suka dengan pemiliknya, ia hanya suka dengan warnanya yang oren cerah itu.

"Apa! Jangan-jangan apa hah?" sentak Arsen, matanya melotot.

"Ngaku lo Sen," desak Friyan.

"Sebelum lo ngomong,
seharusnya di sikat dulu otak lo. Gue yakin aliran negatif banyak bersarang di pikiran lo."

"Cihh! Lo kira otak gue baju, yang bisa dipake terus di cuci." sergah Friyan tak terima.

"Lebih tepat nya itu." Arsen tertawa tipis.

"Sen. Gue punya judul ftv yang pas buat lo," kata Defgan dengan raut wajah serius. "Cinta timbul di depan gerbang sekolah." lanjutnya.

"Lah bisanya gerbang sekolah, lo bawa-bawa?" Tanya Friyan.

"Kan waktu tuh cewek pingsan di depan gerbang sekolah, Arsen yang gendong dia dengan gagahnya, kek pangeran membawa seorang putri yang pingsan di dekapannya, disitulah tatapan cinta mulai terbentuk," gurau Defgan bernada mellow.

"Tatapan cinta pala lo!" bantah Arsen.

"Jiwa bucin berkobar," gumam Friyan.

"Jadi lo beneran mulai suka sama tuh cewek?"

"Lagian apa salah nya gue suka..." Arsen melanjutkan kata nya. "Gantungannya." Ternyata hanya gantungan yang ia suka.

"Lo suka sama gantungan? Gaswat!"

Arsen hanya melirik sinis dan memasangkan wajah datar.

Dilian yang mendengar suara obrolan mereka tidak jauh darinya, mulai penasaran, mengapa mereka bisa membahas soal Yura? Kenal saja tidak kan.

"Ngapain mereka ngomongin Yura," ucap Dilian bernada pelan, seraya mendekat kan telinganya pada sumber suara itu.

Dilian sudah tau, semua obrolan mereka tentang Yura. Ia paham apa yang mereka maksud. Kemudian Dilian dan Keysha kembali lagi menuju kelas. Begitu pun Arsen dan teman-temannya.

❦❦❦

Bel pulang telah berbunyi, menandakan bahwa jam belajar di sekolah telah selesai. Seluruh siswa dan siswi SMA Cempaka pulang ke rumah masing-masing, sedangkan Dilian dan Keysha, mereka sehabis bel pulang, berencana untuk datang ke rumah sakit menjenguk Yura.

Sesampai nya mereka di rumah sakit, mereka memasuki ruangan Yura. Disana ada Anita yang tengah duduk di sofa ruangan itu.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam" Anita membalas salam mereka. "Eh Lian sama Keysha kesini,"

"Hehe iya tan, kita mau jenguk Yura,"

Different Heart [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang