MtW 3 - Sister be like

4.8K 398 7
                                    

Maafkan baru update lagi...

Selamat membaca, vote 🌟 jangan lupa...

Enjoy

.
.
.

♏️♏️♏️

Pagi ini adalah hari pertama untuk memulai suasana yang baru. Aku diterima sebagai karyawan yang akan menggantikan posisi Wilda di kantor, dan itu pertanda bahwa akhirnya aku harus kembali ke kota Surabaya.

Tidak membutuhkan waktu yang sulit untuk meyakinkan Ayah dan Ibu untuk kembali ke Surabaya yang tentu berbeda status dari yang dulu sebagai seorang mahasiswa dan kini menjadi wanita kantoran. Sejujurnya yang sedikit menyulitkan adalah saat adikku Nabila yang merengek ingin mengikutiku pindah ke Surabaya.

Setelah sesi wawancara waktu itu bisa dibilang cukup lancar meskipun awalnya didera rasa gugup karena seorang wanita yang menjabat sebagai kepala HRD terkesan jauh dari sikap ramah. Namun itu hanya terjadi beberapa menit karena setelah itu Ibu kepala HRD tersebut mulai tertarik dengan jawabanku yang interaktif atas pertanyaan yang dilontarkannya.

Jam delapan kurang lima belas menit sampai di area perkantoran. Dari arah lobi namaku dipanggil nyaring hingga menimbulkan perhatian dari beberapa pekerja yang baru masuk, jelas pelakunya adalah sahabatku Wilda.

Dia masih ada disini hingga seminggu kedepan hingga masa kerjanya habis. Dari waktu tersebut akan kumanfaatkan untuk menanyakan tugas apa saja yang akan aku gantikan darinya.

"tadi bareng Gue kan enak, gak perlu nunggu bis umum" ujar Wilda ketika kami mulai mengantri didepan pintu lift.

"arah tempat tinggal kita kan gak searah Wil, putar balik makin lama sampainya" jawabku sama seperti saat Wilda mengajakku berangkat kerja bersama.

"btw, Gue deg degan nih masuk hari pertama" lanjutku.

"santai aja, ntar Lo ke HRD dulu konfirmasi kehadiran pertama. Selanjutnya nanti akan diarahkan ke ruangan accounting untuk dikenalkan pada pegawai" tutur Wilda

"yes, miss..." jawabku mantap.

Hari pertama terbilang cukup normal untuk ukuranku yang baru pertama kali bekerja kantoran. Wilda dengan sigap mengajariku tentang tugas tugasnya selama ini dan memberikan room tour ketika jam istirahat berlangsung.

"penghuni lantai ini baik baik Nad, jadi Lo dibawa santai aja" ujar mbak Laras salah satu pegawai yang cukup friendly.

Aku mengangguk sambil tersenyum.

"cuma satu aja sih yang judesnya minta disianida" katanya kembali.

Mataku terbelalak dan melihat Wilda penuh tanya.

"itu si nona sekretaris" jawab mbak Laras seakan mengerti tanda tanyaku.

Ohya, hari ini Pak Manager masih dalam kunjungannya ke luar negeri bersama sekretarisnya sejak dua hari yang lalu.

"gak usah diambil hati kalau si Sari nanti ngomongnya nyelekit" ujar Wilda.

"segitunya emang?" tanyaku pada Wilda.

"pokoknya sikap dan omongannya si Sari gak perlu dimasukin hati, oke?" ujar Wilda penuh penekanan.

Aku hanya mengangguk mengiyakannya.

***

Sore harinya Wilda tetap memaksa untuk mengantarkanku pulang. Beruntung kali ini ia mengendarai mobil sendiri tanpa ditemani suaminya.

"kosan Lo jauh banget dari kantor Nad" kata Wilda begitu kami sampai di kosanku.

"dekat sebenarnya, cuma kejebak macet dan tidak searah dengan apartemen kamu jadinya kelihatan jauh" jelasku padanya.

More Than Words [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang