Votes dulu yang belum 🌟
Enjoy
.
.
.♏️♏️♏️
Kejadian selepas pulang kerja kemarin sore cukup memberi efek pada pagi ini. Beberapa pasang mata memandangiku dengan tatapan yang tidak biasa, seperti pada divisiku kali ini.
"kemarin sore Lo ada apa sama Pak Dito?" tanya mbak Laras begitu aku sampai di meja kubikelku.
"kenapa mbak?" tanyaku pura pura tidak mengerti.
"divisi sebelah pada rame tanya ke Gue pas tadi papasan di Lift. Katanya lo ditarik Pak Dito keluar kantor, ada apaan sih?" mbak Laras masih penasaran.
"mbak jawab gimana?" tanyaku berbalik tanpa menjawab pertanyaannya.
"ya mana Gue bisa jawab, orang kemarin Gue izin pulang cepet" jawabnya.
Aku tersenyum,
"malah senyum aja, dijawab woi" ujarnya dengan nada kesal.
"seperti biasa mbak, cuma sekarang lebih nekat nungguin aku di Lobi" jelasku singkat.
"heh? Gak takut jadi konsumsi publik?" tanya mbak Laras dengan ekpresi kaget.
Aku mengendikkan bahu,
Sedikit banyak aku menceritakan tentang Dito pada mbak Laras. Tidak mungkin aku katakan tidak ada apa apa dengannya setelah mbak Laras memergoki Dito beberapa kali datang ke devisi kami dan dengan sengaja meminta waktuku untuk mengobrol.
Walaupun tidak semuanya kujelaskan permasalahannya secara rinci namun pada intinya kami pernah berpacaran semasa kuliah, itu saja.
"untung ada Pak Tama, bisa bantuin aku kabur dari Dito" kataku jujur.
"Lo gak bisa maafin Pak Dito ya Nad?" tanya mbak Laras menghangat.
Aku terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan mbak Laras.
"misal dia gak minta maaf juga udah aku maafin mbak" jawabku.
"terus?"
"kalau untuk kembali seperti dulu dan berpura pura baik baik saja rasanya aku gak bisa" kataku jujur dan mengakhiri dengan tersenyum untuk mencoba berdamai dengan masa lalu.
"lukanya segitu membekas sampai trauma gitu ya?" jenis pertanyaan dari mbak Laras yang tidak akan kujawab sampai kapanpun.
Aku mengangguk sambil tersenyum membenarkan.
***
Setelah istirahat makan siang akan diadakan rapat internal untuk membahas analisis proyek yang akan kukerjakan. Sepertinya menyibukkan diri menjadi opsi yang terbaik saat ini.
Sebelum meninggalkan kantin terlebih dahulu membeli beberapa minuman dingin untuk kubawa keatas menuju tempatku bekerja. Cuaca yang cukup panas membuatku ingin meneguk minuman dingin dengan berbagai rasa untuk menghilangkan dahaga.
Setelah membayar dengan beberapa lembar rupiah kemudian berjalan menuju lift. Langkahku terhenti ketika sebuah tangan memegang lenganku hingga menarik mundur beberapa langkah kebelakang.
"ya ampun" pekikku kaget ketika mencoba menahan tubuh agar tidak terjatuh.
"kita butuh bicara Nad" katanya ketika ia berhasil membalikkan tubuhku hingga kami berhadapan beradu pandang.
Mataku membulat ketika menemukan Dito yang telah menarikku.
"kamu sadar gak kalau ini di tempatku bekerja dan masih dalam jam kantor?" kataku dengan nada cukup kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words [END] ✅
RomanceJatuh kedalam cinta yang kau berikan, membuatku merasa lebih dari apapun. -Nadia- #OfficeRomanceSeries #OfficeSeries © by Ayaya Pic by Pinterest Cover Pic by Canva Cover Design by Ayaya