Happy satnight...
Tap votesnya dulu boleh??? 🌟
Enjoy
.
.
.♏️♏️♏️
Tidak pernah sekalipun terbesit sedikitpun difikiranku akan kembali bertemu dengan Rendi. Sahabatku ketika duduk dibangku kuliah dan menjalin pertemanan yang cukup dekat dengan Rendi dan juga Wilda dimasa itu. Aku bersama Wilda berada disatu fakultas yang sama, sedangkan Rendi berada difakultas yang berbeda.
Kami sering menghabiskan waktu bersama didalam kampus ataupun diluar jam kuliah. Diantara kami bertiga mempunyai kesibukan yang berbeda. Wilda dengan kesukaannya didunia jurnalistik, Rendi yang menyukai segala hal tentang musik sedangkan aku aktif dalam lingkup BEM fakultas.
Sejak awal aku sudah menduga arah perjalanan cita cita mereka, Wilda akan menjadi seorang managemen accounting karena ia mempunyai tata kelola keuangan yang baik dan itu terjadi. Sedangkan hal berbeda ditunjukkan oleh Rendi yang semula kukira ia akan memasuki industri musik karena terbilang cukup mahir dibidangnya. Dan ternyata dugaanku terpatahkan, entah bagaimana pagi ini dikejutkan dengan kehadirannya sebagai manager baruku menggantikan Pak Tama.
Benar benar speachless.
Aku sempat mengerjap tidak percaya dengan sosok yang menggantikan Pak Tama mulai hari ini. Dan ketika pandangan kami bertemu dengan dia juga sekilas menunjukkan rasa kagetnya, jadi kupastikan benar bahwa Rendi yang dulu sudah berubah 180° menjadi sosok yang jauh berbeda.
Sejak munculannya di pagi ini dengan ditemani Bu Ina selaku kepala HRD dan Pak Tama ketika memperkenalkan Rendi sebagai manager keuangan yang baru, ruangan divisiku semakin ramai saja. Pertama karena paras penampilan Rendi yang rupawan dengan ditunjang dengan tingginya yang menjulang setara dengan Pak Tama. Ia kelihatan lebih dewasa dari umurnya, orang yang belum kenal dekat pasti mengira jika Rendi seumuran dengan Pak Tama seperti yang mbak Laras katakan, padahal aku dan Rendi seangkatan.
"Gue punya firasat buruk deh Nad" ucap mbak Laras ketika aku sedang menyiapkan tumpukan laporan.
"Kenapa mbak?" Tanyaku.
"Baru satu hari masa iya karyawan divisi dipanggil ke ruangan Pak Rendi satu persatu" keluhnya.
Kedatangan Rendi sebagai manager baru yang awalnya disambut dengan riuh suka cita terutama barisan kaum hawa dalam pimpinan mbak Laras kini berbanding terbalik dengan kondisi saat ini. Sejak manager baru kami memimpin breafing dan meminta setiap karyawan mengumpulkan laporan tri semester terakhir dan dipanggilnya dilmulai jam sepuluh.
Ada yang dipanggil untuk masuk ke ruangannya tidak sampai lima belas menit, ada juga yang hampir satu jam belum keluar juga.
"Enggak satu persatu juga kali mbak" ralatku padanya.
"Iya sih... tinggal gue, Eko sama Elu aja yang nunggu giliran setelah ini" jelasnya tidak sabaran.
Aku tersenyum saja menanggapinya, tidak lama mbak Ike selaku sekretaris yang baru memanggil nama mbak Laras dan Mas Eko secara bersamaan untuk memasuki ruangan Pak manager. Aku tersenyum sejenak karena nantinya tinggal aku sendiri yang akan dipanggil keruangannya, jelas ada maksud terselubung disana.
Mbak Laras dan Mas Eko tidak lama keluar setelah hamoir tiga puluh menit didalam ruangan manager dan benar saja selanjutmya namaku dipanggil oleh mbak Ike, tidak lupa membawa laporan yang sudah diminta sebelumnya dan beranjak segera memasuki ruangan Rendi. Eh, atau harusnya aku memanggil Pak Rendi karena sekarang ia menjadi atasanku?
"Benar dugaan Gue Nad, dapat PR banyak dari Pak Rendi. Elu dipanggil padahal sebentar lagi jam makan siang" ucap mbak Laras dengan nada memelas merasa kasihan kepadaku saat kami berpapasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words [END] ✅
RomanceJatuh kedalam cinta yang kau berikan, membuatku merasa lebih dari apapun. -Nadia- #OfficeRomanceSeries #OfficeSeries © by Ayaya Pic by Pinterest Cover Pic by Canva Cover Design by Ayaya