Tap votesnya dulu boleh??? 🌟
Enjoy
.
.
.♏♏♏
Satu minggu berlalu tanpa ada kejelasan informasi apapun tentang Nadia. Pun hari ini masih belum ada kabar dari Satya, satu satunya informan yang kuandalkan. Hingga saat ini juga Satya belum memberitahu tentang keadaan Nadia kepada Wilda yang merupakan sahabat dekat Nadia karena tidak menginginkan istrinya kefikiran menjelang proses kelahiran anak pertama mereka. Aku cukup tau diri, jadi sebisa mungkin untuk memakluminya.
Suara panggilan interkom yang tersambung dengan sekretarisku didepan ruanganku memberitahukan tentang kehadiran seorang tamu. Setelah menyebutkan nama seorang wanita kemudian kuperbolehkan untuk memasuki ruangan kerjaku.
"Duduk dulu Stef, aku beresin berkas sebentar" ujarku begitu melihat Stefy sudah memasuki ruanganku.
"Okey Mas" jawabnya sambil duduk disalah satu sofa yang berada tidak jauh dari pintu masuk.
"Ada yang mau dibicarakan?" Tanyaku saat duduk disalah satu sofa yang berbeda.
Kali ini sebisa mungkin aku benar benar menjaga jarak dengannya.
"Kamu gitu ya mas, mentang mentang acara launching udah selesai terus chat aku diabaikan" katanya to the point.
"Aku bukan tipe orang yang harus lapor 24 jam tentang keberadaanku" jawabku padanya dengan tegas.
"Okey, sorry kalau itu ganggu kamu. Habisnya sebelumnya kamu cukup aktif kalau aku ajak ngobrol secara langsung atau lewat chat. Sekarang susah banget sekedar tanya kabar kamu. Mana pesanku diabaikan lagi" jelasnya dengan nada sebal yang dibuat buat.
"Iya kan aku udah jelasin tadi, kalau cuma tanya lagi dimana terus ngapain, tanpa dibalaspun kamu juga tau kalau lingkupku kalau gak seputar kerjaan ya di rumah" kataku kembali menjelaskan.
"Mas Tama gak peka banget, padahal sebelumnya kamu kooperatif lho mas" kali ini Stefy benar benar menunjukkan rasa kesalnya.
Jangankan pesan monoton dari Stefy yang kuabaikan, bahkan pekerjaan pun menjadi keteteran karena waktuku hampir tersita untuk mencari informasi tentang Nadia.
"Kooperatif karena menyangkut soal kerjaan. Kalau hal yang terlalu pribadi ya maaf aku gak bisa berbagi sama sembarang orang" kataku kembali dengan tegas.
"Jadi, maksud kamu aku bukan orang yang spesial gitu?" Tanya Stefy yang membuatku sedikit tersentak.
Okey, sepertinya ada salah faham disini.
"Stef, please... kalau kamu ngajak ngobrol muter muter seputar itu mending kamu balik, ini jam kantor dan pekerjaanku masih banyak" ujarku padanya yang masih saja berputar pada topik yang sama.
"Sorry... aku cuma ngerasa kehilangan kamu aja" katanya pelan sambil berpindah tempat duduk tepat di sebelahku.
"Okey, aku juga mau memperjelas sebelum kamu salah faham lebih jauh. Sejauh ini kita ini hanya rekan profesional kerja, gak lebih. Kalau yang kamu bilang kemarin aku bisa kooperatif, itu semua masih dalam lingkup pekerjaan" jelasku kepadanya berharap mengakhiri kesalahpahaman.
"Kata Sherin kamu tertarik sama aku mas" katanya dengan tegas menatap kearahku.
"Astaga, Sherin lagi" pekikku dengan meraup wajahku dengan kasar.
"Kenapa mas?" Tanya Stefy meminta penjelasan.
"Semua yang dikatakan Sherin jangan langsung kamu percaya sepenuhnya" ujarku sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words [END] ✅
RomanceJatuh kedalam cinta yang kau berikan, membuatku merasa lebih dari apapun. -Nadia- #OfficeRomanceSeries #OfficeSeries © by Ayaya Pic by Pinterest Cover Pic by Canva Cover Design by Ayaya