1,9K words
Enjoy
.
.
.♏️♏️♏️
Minggu pagi menjadi hari santai yang paling kutunggu. Kapan lagi ketika jam menunjukkan pukul delapan dan masih setia memakai baby doll kebanggaan yang lecek disetiap sisinya. Tidak ada salahnya memanjakan diri sendiri dengan menikmati hari libur sebelum esok kembali pada rutinitas bekerja di kantor.
Pekerjaan rumah sudah selesai dihari sabtu kemarin sehingga hari ini bisa full me time. Masih mengenakan sheet mask dengan merebahkan tubuh di sofa ruang tamu dengan diiringi lagu mellow seorang penyanyi keluaran ajang pencarian bakat yang dibuat menjadi tiga versi. Aku lebih suka karakter suaranya yang sebelas duabelas dengan Raisa, easy listening.
Setelah cukup waktu untuk memakai sheet mask kemudian beranjak menuju dapur untuk menyiapkan sebuah menu yang sejak kemarin ingin dieksekusi. Alasannya cukup klise, karena aku penyuka berbagai jenis makanan hingga mengikuti beberapa akun yang berisi tentang rekomendasi jenis menu makanan mulai appetizer, main course dan dessert.
Fokusku pada sebuah akun yang memperlihatkan sebuah gambar menu dessert yang cukup mudah untuk dibuat, setelah googling dan mencocokkan resep yang pas dengan bertanya kepada Ibuku yang lebih ahli dalam hal ini, akhirnya sekarang saatnya eksekusi. Tentunya bahan bahan yang diperlukan sudah ada dalam list belanjaku kemarin.
"Not bad" ujarku setelah melihat hasil akhir dari uji cobaku. Mulai dari rasa dan penampilan, setidaknya layak untuk dikonsumsi.
Ponselku menunjukkan beberapa notifikasi masuk ketika baru saja memasuki kamar. Sejak bangun tidur belum mengecek benda pipih itu yang berada diatas side table tempat tidur.
Ada beberapa panggilan tidak dijawab dari Pak Tama dan pesan dari adikku di Jogjakarta yang menanyakan kabarku dan bertanya kapan aku pulang. Rasanya sudah lama sekali tidak bertemu Ayah dan Ibu, meskipun hampir tidak pernah absen memberikan kabar melalui pesan singkat maupun telepon tapi tetap saja merindukan kedua orang tua yang teramat aku sayangi, terutama masakan Ibu dan obrolan ringan bersama Ayah.
Tidak lama ponselku bergetar menandakan panggilan masuk, siapa lagi kalau bukan Pak Tama yang tiap hari selalu memghubungiku secara intens. Mungkin terlihat posesif tapi aku menikmati setiap perhatiannya, seperti hal kecil mengingatkanku untuk sarapan setiap paginya.
"Selamat Pagi Bapak Gilang Adhitama, ada yang bisa saya bantu?" Sapaku menggodanya dengan menggunakan bahasa baku seperti interaksi ketika dalam area kantor antara karyawan dengan atasannya.
"Makin resmi saja ya bahasanya, tidak terlihat seperti orang yang sedang berpacaran" sindirnya.
Aku terkekeh menanggapinya sedangkan diseberang telepon Pak Tama hanya mendengus kesal.
"Bapak sudah sarapan?" Tanyaku.
Sesekali bergantian aku yang bertanya sebelum didahului olehnya.
"Sudah Nad, a simple breakfast. Dua lembar roti dengan susu. Kamu udah sarapan?" Tanya Pak Tama kepadaku.
"Baru selesai pakai sheet mask, me time sebelum besok kembali kerja dengan atasan yang baru" jawabku.
"Padahal kita baru officially ketika aku dapat promosi" katanya dengan nada merendah.
Aku diam saja tanpa menanggapinya, sudah jelas arah pembicaan kita nantinya.
Pembahasan seperti ini bukan untuk pertama kalinya, karna Pak Tama beberapa kali membahas tentang keputusannya untuk mendapat promosi sebagai direktur. Selain memang dia layak dengan kapasitas yang mumpuni, juga dia masih ada hubungan kekerabatan dengan CEO semakin memudahkannya untuk berada diposisi yang semakin tinggi. Dan disaat yang bersamaan aku merasa semakin jauh dibawahnya, tidak dipungkiri jabatan Pak Tama selalu menjadi jarak kasta kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words [END] ✅
RomanceJatuh kedalam cinta yang kau berikan, membuatku merasa lebih dari apapun. -Nadia- #OfficeRomanceSeries #OfficeSeries © by Ayaya Pic by Pinterest Cover Pic by Canva Cover Design by Ayaya