Tap vote 🌟 sebelum baca yuk...
Enjoy...
.
.
.♏♏♏
Hari berganti hari hingga tidak terasa bahwa hubunganku sudah berjalan memasuki bulan kelima. Kebiasaan kami masih sama ketika ingin pulang kantor bersama yaitu menunggu suasana agak lengang agar dapat berjalan dengan aman menuju basement.
Kami masih backstreet, dan tengat yang diberikan Mas Tama untuk hubungan backstreet kami yaitu pada bulan keenam dan aku harus segera mengakuinya kepada teman kantor yang lain agar tidak adalagi acara kucing kucingan saat sekedar ingin makan siang atau pulang bersama.
Selama itu juga Rendi masih menyimpan rapat hubunganku dan Mas Tama dari karyawan yang lain. Sejauh ini Rendi pun cukup kooperatif dan patut disyukui mengingat kejadian tidak mengenakkan dimana Remdi menyatakan perasaanku dan berakhir dengan mempertemukannya dengan Mas Tama, kekasihku.
Sore ini Mas Tama pamit untuk meeting disalah satu lounge hotel berbintang di kawasan Jalan Mayjen Sungkono. Awalnya sore ini ia mengajak untuk pulang dan makan bersama disalah satu restoran yang kemarin ia kunjungi bersama teman temannya, sangat worth it katanya. Namun urung dilakukan karena ada meeting mendadak dengan beberapa direksi.
Ponselku berdering menunjukkan panggilan masuk dari nomor baru, dari fotonya yang muncul dilayar cukup memyadarkanku agar segera mengangkatnya.
"Iya mbak?" Sapaku sekali dan ia mengatakan sebuah alamat agar aku segera menemuinya, setelahnya panggilan ditutup.
Meneguk ludah yang tiba tiba membuat kerongkonganku kering. Entah kenapa jika berhubungan dengannya selalu memunculkan firasat yang tidak menyenangkan akan terjadi kepadaku.
***
"mbak Sherin?" Sapaku kepada wanita sosialita yang selalu tampil cantik dan modis dengan menggunakan barang branded yang selalu melekat pada tubuhnya.
"kamu bisa duduk dulu sambil pesan sesuatu" titahnya yang segera kusanggupi.
Setelah memesan salah satu menu minuman kemudian Sherin menatapku lekat lekat hingga membuatku sedikit tidak nyaman.
"maaf, ada apa ya mbak?" Tanyaku berusaha se sopan mungkin melihat ia adalah anak bos.
"kamu sudah tau kalau aku dan Dito akan segera melangsungkan pertunangan?" Katanya yang membuatku menghembuskan nafas pelan.
Dito lagi,
"belum mbak" jawabku jujur.
"oke, terlepas dari itu semua ada satu kabar yang membuatku bener bener gak percaya. Kamu berpacaran dengan Mas Tama?" Katanya meremehkan.
"maksudnya mbak Sherin?" Tanyaku sambil menatapnya.
"gak habis fikir sama kamu ya... Ini Mas Tama sepupuku? Kamu ngajak bercanda?" ucapnya tanpa menjawab pertanyaanku yang membuatku mengernyitkan dahi.
"hey, kamu ternyata punya bakat jadi rubah ya... Gak bisa dapat Dito dan mencari mangsa yang lebih, nyali kamu patut diapresiasi" ujarnya yang membuat mataku memanas.
"maaf, memangnya salahnya saya dimana mbak?" Tanyaku sedikit serak mencoba menahan emosi.
"kamu datang di kantor milik Papaku aja udah salah. Pakai mau ngerebut Dito, and see? Mas Tama kamu jadikan pelarian. Luar biasa" katanya dengan memasang wajah takjub.
"Maaf, perlu digaris bawahi mbak, saya tidak pernah ada keinginan untuk merebut Dito dari mbak Sherin. Dan untuk hubungan saya dan Mas Tama tidak ada sangkut pautnya dengan Dito, dan kami sama sama menyepakatinya untuk menjalin hubungan yang serius" tegasku kepadanya dengan nada senormal mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Words [END] ✅
RomansaJatuh kedalam cinta yang kau berikan, membuatku merasa lebih dari apapun. -Nadia- #OfficeRomanceSeries #OfficeSeries © by Ayaya Pic by Pinterest Cover Pic by Canva Cover Design by Ayaya