MtW 7 - Scandal

4K 389 10
                                    

Udah vote belum??? 🌟🌟🌟

Enjoy

.
.
.

♏️♏️♏️

Senin menyapa, pertanda kembali larut dalam aktifitas kerja kantoran yang kini sudah menjadi rutinitasku. Setelah kemarin bertemu Wilda dan mengobrol sepanjang hari rasanya cukup membuat suasana hatiku membaik.

"bonus kamu sudah masuk Nad?" tanya Pak Tama begitu memasuki area kantor dan berjalan menuju ruangannya.

"eh? Iya Pak" jawabku kaget karena kedatangannya.

Ia menelisikku sekilas kemudian melanjutkan ucapannya,

"bulan depan kalau proyeknya deal dan jajaran direksi puas dengan kinerja kita, bonusnya bisa dobel lagi" ucapnya bersemangat.

"bonus sih iya Pak, cuma kerjaan saya jadi numpuk gini" kataku sambil memperlihatkan berkas yang tersimpan dalam sneil yang mulai meninggi.

"santai saja, saya gak akan deadline kamu. Laporan yang kamu kerjakan juga masih bisa diselesaikan paling lambat akhir bulan. Tapi jangan menyepelekan sampai gak diselesaikan ya..." katanya seakan tanpa beban.

Iyalah, Boss bisa apa saja yang diinginkan.

"siap kerja rodi Pak" kataku sambil terkekeh.

"cuma sampai proyeknya deal kok" katanya sambil berlalu karena terdengar dentingan pintu lift yang terbuka hingga beberapa karyawan mulai memasuki area kantor accounting.

Sejauh ini aku dan Pak Tama dapat berbicara sedikit santai jika tidak melibatkan karyawan lain. Seperti pagi ini sengaja berangkat lebih awal untuk sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaan utama sebelum nanti jam makan siang ada meeting lanjutan.

"pagi terus berangkatnya?" tanya mbak Laras begitu ia datang.

"mengakalinya harus kayak gini mbak, mending kerja lebih pagi dari pada pulang larut malam" jelasku pada mbak Laras.

"ow ow... Kalau ada award di kantor ini nih, Lo bisa jadi karyawan ter-rajin Nad" katanya menggebu.

"bisa aja mbak" kataku tanpa mata terlepas dari layar komputer.

Jam menunjukkan pukul sepuluh, infused water yang senantiasa menemani disamping keyboard meja kerjaku hampir habis. Berdiri sejenak dengan melakukan peregangan ringan kemudian beranjak menuju sebuah ruangan kecil yang berfungsi sebagai pantry.

Disana terdapat kitchen set yang berukuran mini dengan menyediakan berbagai menu siap saji, minuman ringan dengan sebuah dispenser, kulkas serta sebuah meja persegi dengan empat kursi. Desain ruangan yang minimalis membuatku nyaman selama bekerja, pun dengan kebersihan yang diterapkan semakin membuatku betah disini.

Setelah mengisi air pada botol dengan irisan lemon kemudian segera kembali pada kubikelku. Namun tiba tiba perutku sedikit melilit dan berbelok kearah kamar mandi setelah meletakkan botol minumanku kedalam kulkas.

Disana tidak sengaja berpapasan dengan Sari yang terlihat pucat saat keluar kamar mandi, tanpa ada kata ia berlalu begitu saja.

Memasuki toilet bersih khusus divisi accounting dengan sedikit kaget ketika melihat sebuah benda pipih panjang yang terletak diatas closet. Kuraih benda tersebut dan mataku membulat seketika.

Testpack dengan garis dua.

Tanpa pikir dua kali segera mengambil tissu toilet dan mengamankan benda tersebut.

Langkahku sempat tertahan begitu melewati meja sekretaris. Kuberikan tisu yang membungkus alat tes kehamilan yang kutemukan tadi.

"lain kali lebih hati hati jika melakukan test di kantor" kataku kemudian berlalu setelah Sari menerimanya.

More Than Words [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang