"Tidak selamanya bunga yang bermekaran itu indah, karena ada saatnya ia layu."
(◍•ᴗ•◍)Anyelir berulangkali melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Jarum pendek mengarah ke angka dua. Itu artinya sudah hampir satu jam gadis itu berada di sana. Tepatnya di café Gardenia. Jika bukan karena uang, Anyelir enggan melakukan hal sekonyol ini. Menunggu? Tidak pernah ada dalam kamus Anyelir.
Mata Anyelir kembali mengitari seluruh sudut café. Harusnya ia sudah menemukan lelaki bernama Cakra itu. Namun, ia tidak bisa bergerak gegabah. Ia belum mengetahui yang mana Cakra, walaupun sudah mendapat deskripsi singkatnya dari Baleria. Lelaki bernama Cakra itu katanya jarang meng-upload fotonya sendiri hingga Baleria tidak bisa mengirimnya. Anyelir curiga, benarkah Baleria tidak memiliki foto pacarnya sendiri? Hm, ada beberapa kemungkinan dalam hal ini.
Anyelir kembali menghubungi Baleria, tetapi tidak ada respon apapun. Ia dan Baleria sepakat untuk menemui Cakra dan selingkuhannya di café Gardenia. Baleria mengatakan bahwa dirinya memerika handphone Cakra dan menemukan pesan yang menyatakan bahwa Cakra akan bertemu dengan selingkuhannya di café Gardenia jam dua. Anyelir hanya perlu menunggu instruksi dari Baleria. Dan gadis itu belum datang hingga sekarang?
Suara lonceng di pintu masuk terdengar, membuat Anyelir memusatkan perhatiannya ke sumber suara. Matanya sedikit menyipit saat mendapati sosok lelaki yang tidak asing. Lelaki yang menjadi sosok khayalannya selama ini. Lelaki yang menyebalkan, tetapi terlebih dahulu sudah merebut hatinya. Si fotografer yang ia temui beberapa waktu lalu di Festoon.
Tanpa sadar, senyuman tercetak di bibir Anyelir. Sebahagia ini bertemu dengan lelaki itu? Haruskan Anyelir melupakan insiden penghinaan pada lukisannya dan menemui lelaki itu lalu berkenalan? Ia tidak mau kehilangan kesempatan untuk mengetahui nama lelaki itu. Mengingat betapa sulitnya menemukan identitas lelaki itu. Ia sudah mengumpulkan beberapa hipotesis. Pertama, lelaki itu adalah anak dari jurusan Fotografi. Kedua, lelaki itu ada di klub fotografi. Ketiga, lelaki itu adalah fotografer lepas. Semuanya mengenai fotografi. Yah, Anyelir hanya terpaku pada kamera yang bergelantungan di leher lelaki itu.
Anyelir meremas tangannya. Ia bimbang, apakah harus menemui lelaki itu atau tidak. Namun, ia kebingungan untuk mencari alasan untuk berkenalan. Rasanya sangat canggung dan aneh. Apakah ia harus memperkenalkan diri sebagai si pelukis yang lukisannya dihina saat itu? Atau memperkenalkan diri karena mereka pernah bertemu sebelumnya? Atau langsung mengatakan bahwa ia tertarik pada lelaki itu? Ini akan sangat sulit.
Si fotografer itu duduk sendirian di pojok café Gardenia. Jaraknya tidak terlalu jauh dengan Anyelir, hingga membuat Anyelir bisa memandang lelaki itu dengan penuh minat. Si lelaki terlihat fokus dengan isi kameranya. Sial, ganteng banget!
Anyelir tidak bisa menahan dirinya. Tanpa ia sadari, kakinya sudah berjalan menuju ke arah si lelaki. Ia rasa sudah gila sekarang. Tiba-tiba saja sebuah ide muncul. Anyelir berniat untuk menawarkan jasa konyolnya. Sekedar basa-basi.
"Cakra!"
Langkah Anyelir terhenti saat sebuah suara lembut menyerukan nama yang tidak asing itu. Anyelir mengalihkan perhatiannya pada sumber suara. Seperti tebakannya, suara itu juga tidak asing karena ia sering mendengar suara itu. Si penyiar radio FrekuensiCinta FM. Si putri kerajaan yang memiliki nama yang sama dengannya. Anye. Stefanye.
Duduknya Stefanye di depan si fotografer itu membuat Anyelir panas-dingin. Jadi, yang bernama Cakra itu adalah si fotografer? Si lelaki yang ia sukai? Sial, patah hati sebelum berkenalan. Ini namanya mati bahkan sebelum berperang. Diracuni sebelum meracuni.
Hal yang paling tidak disangkanya adalah kenapa harus lelaki itu? Anyelir mengambil handphone-nya dan mulai membandingkan ciri-ciri yang disebutkan Baleria dalam pesannya.
Tinggi? Ya. Ganteng? Ya. Anak fotografi? Ya. Itu hanya deskripsi garis besarnya saja. Hampir semua ciri-ciri yang disebutkan Baleria di dalam pesan sangat cocok dengan sosok Cakra yang ada di depan pandangannya.
Jadi namanya adalah Cakra. Lelaki yang membuat Anyelir jatuh cinta tetapi membuat patah hati secara bersamaan. Cakra, pacar Baleria yang merangkap sebagai selingkuhannya Stefanye. Cobaan apa ini? Kenapa ia harus berurusan dengan mereka semua? Terutama Stefanye. Entahlah, sejak nama panggilan 'Anye' menjadi milik Stefanye, Anyelir mulai tidak menyukainya. Berbagai pikiran negatif mulai memasuki otak Anyelir.
Drrrt! Drrrt!
Anyelir mendapatkan sebuah pesan.
Dari Baleria.
Sial, ia harus menjalankan tugasnya sekarang.
***
Plak!
Lelaki yang mendapatkan tamparan itu terlihat sangat kaget. Anyelir meneguk salivanya dengan sukar. Ia tidak bisa membayangkan hal gila ini. Bagaimana bisa ia menampar seorang lelaki? Sungguh, ia tidak pernah menggunakan tangannya untuk menampar seseorang, terlebih pada orang yang sama sekali tidak memiliki masalah dengannya. Anyelir menyembunyikan tangannya ke belakang tubuhnya agar lelaki itu tidak bisa melihat tangannya yang gemetar.
"Apa-apaan lo?!!" bentak lelaki yang tak lain adalah Cakra itu. Anyelir mengambil napas, ia harus bisa melakukan misi kali ini. Semua demi uang.
"Lo yang apa-apaan? Jadi gini kelakuan lo di belakang gue? Selingkuh sama cewek kayak dia?" balas Anyelir tak mau kalah sembari menunjuk ke arah Stefanye yang terlihat mematung. Ia yakin, Stefanye mungkin sedang bingung. Apakah Stefanye tidak tahu bahwa Cakra sudah mempunyai pacar? Atau memang dia yang kegatalan?
Cakra berdecih. Untuk sesaat, Anyelir melupakan wajah tampan Cakra yang sempat menarik perhatian. Ia sudah menetapkan di dalam hati, setelah misi kali ini selesai, maka ia tidak akan bertemu dengan Cakra, Baleria, ataupun Stefanye lagi. Ini hal yang paling gila yang pernah Anyelir lakukan.
"Selingkuh? Maksud lo?" tanya Cakra tertawa sinis. Percayalah, ini adalah sisi paling menakutkan dibandingkan bentakan tadi.
"Lo sama dia, selingkuh. Masih pura-pura bodoh? Gue gak nyangka muka sok kegantengan lo itu digunain buat berkhianat. Pokoknya mulai sekarang kita—"
"Lo siapa?" tanya Cakra dengan nada dingin dan mata tajam yang menusuk netra Anyelir.
Mendadak lidah Anyelir kelu. Ia kesulitan membuka suara. pertanyaan itu adalah pertanyaan yang paling mengerikan. Dia siapa?
Anyelir berharap Baleria akan segera datang menemuinya. Namun, ada apa dengan suasana kali ini? Ia jadi tidak bisa mendapatkan jawaban apapun dari otaknya. Jika saja bukan karena uang sebanyak lima juta itu, Anyelir mungkin tidak akan melakukan hal segila ini? Mengaku pacar orang asing, menamparnya, dan menuduhnya selingkuh. Semoga Anyelir tidak akan dilaporkan pada pihak kepolisian karena hal ini.
Baleria mengirimkannya pesan, bahwa gadis itu akan datang telat. Selain itu, isi pesan Baleria juga menyatakan bahwa Anyelir harus menemui Cakra dan selingkuhannya. Baleria menyuruhnya untuk menampar dan menuduh Cakra selingkuh, setelah itu Baleria akan datang dan memutuskan Cakra dengan alasan bahwa Cakra tidak hanya melukai hatinya tetapi juga hati sahabatnya. Ya, Anyelir akan berperan sebagai sahabat Baleria. Cakra memiliki banyak mantan dan juga pacar, sehingga Cakra tidak akan mengenal Anyelir. Sehingga Anyelir tidak perlu takut dengan perannya. Namun, sekarang masalah justru datang. Cakra terlihat mengintimidasinya. Bukankah Cakra harusnya pasrah, karena ia sendiri tidak ingat siapa saja pacarnya? Kenapa Cakra bersikap seolah ia tidak bersalah apapun.
"Gue pacar lo. Dan lo sekarang lupa, heh?" sinis Anyelir yang kembali menemukan keberaniannya.
Lelaki itu melongo di tempat.
(◍•ᴗ•◍)
KAMU SEDANG MEMBACA
Frobly-Mobly
General Fiction[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] (ROMANTIC-COMEDY) ❤❤❤ Anyelir Sweetenia Lovata. Sesuai dengan makna namanya, Anyelir adalah seorang gadis yang berprofesi sebagai "pakar cinta". Selain jasa konsultasi, Anyelir juga menerima jasa "Spy" yang...