(◍•ᴗ•◍)
Anyelir berjalan gontai keluar dari perpustakaan. Tadi ia baru saja meminjam buku untuk kebutuhan tugas kuliahnya. Perutnya yang sedari tadi keroncongan ia abaikan. Saat ini makanan tidak berada di posisi teratas untuk dipikirkan. Ia masih terbayang-bayang pertemuannya dengan Karin.
Wanita itu mengantarnya ke kosan kemarin. Anyelir awalnya tidak tahu apa yang merasukinya, tetapi kemudian ia paham. Karin butuh berbicara dengannya.
Jika diingat-ingat, sejak dirinya SMA sampai kuliah sekarang, tak pernah sedikit pun akur dengan Karin. Walau mereka tidak sering bertengkar secara terang-terangan, tetapi ia dan Karin kerap memandang sinis satu sama lain. Masalahnya satu, karena mereka bersaudara.
Anyelir membenci mamanya yang memilih menikahi lelaki lain padahal baru beberapa bulan setelah kematian ayahnya. Dan alasan Karin memusuhinya adalah karena Anyelir terang-terangan menyatakan bahwa ia tidak suka dengan ayah Karin. Namun, Karin tetaplah orang dewasa yang tidak peduli dengan sikap kekanakan Anyelir.
"Lo harus pulang minggu depan."
"Enggak mau!"
"Harus. Atau gue seret sampai rumah."
"Kenapa, sih, lo ikut campur urusan gue? Gue udah bukan bagian keluarga itu lagi. Gue punya kehidupan sendiri," tegas Anyelir tampak kesal.
"Lo masih bagian dari keluarga itu, Nye." Karin pun tetap bersikeras.
"Denger, ya, sejak wanita itu ngusir gue dari rumah, gue udah bukan bagian dari keluarga itu lagi."
Karin mendesah berat, ia memijit pelipisnya.
"Ada yang mau lo omongin lagi? Kalau enggak, turunin gue di sini."
Anyelir berencana membuka seatbelt-nya, tetapi suara Karin kembali menginterupsi.
"Temen gue mau buka galeri seni. Gue rekomendasiin lo."
Anyelir menatap Karin tidak percaya. Kenapa pula wanita itu harus merekomendasikannya pada sang temen? Apa dia mau bersikap sok baik?
"Gue gak butuh," ketus Anyelir.
Bohong. Tentu saja ia butuh relasi. Dengan adanya galeri seni milik teman Karin, sebenarnya sangat membantu. Selain bidang jasa perjodohan, jiwa bisnisnya tidak terlalu bagus. Ia tidak punya banyak kenalan seniman. Yang dilakukannya selain belajar di Universitas Awan, ya, mencari duit.
"Gue udah kasih nomor lo ke dia. Terserah lo mau nolak apa enggak."
Tentu saja ia tidak mau menolak! Rezeki mana bisa ditolak. Kesempatan yang besar untuk menjual lukisan-lukisannya. Siapa tahu, berkatnya, ia bisa membangun studio sendiri.
"Kalau lo udah kelar, gue keluar."
Pergerakan Anyelir tiba-tiba terhenti saat Karin kembali berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frobly-Mobly
General Fiction[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] (ROMANTIC-COMEDY) ❤❤❤ Anyelir Sweetenia Lovata. Sesuai dengan makna namanya, Anyelir adalah seorang gadis yang berprofesi sebagai "pakar cinta". Selain jasa konsultasi, Anyelir juga menerima jasa "Spy" yang...