18. Tiga Pesan

303 39 1
                                    

Mungkin kamu adalah takdirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin kamu adalah takdirku. Namun, terlalu samar karena waktu bersekutu.

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)


Ketimbang mengobrol dengan Baskara, Anyelir memilih untuk diam. Setelah membeli novel yang diinginkan, ia langsung berpamitan untuk pulang. Namun, Baskara menawarkan mengantarnya pulang. Mau menolak, takutnya Baskara curiga. Masalahnya, ia berbohong dengan beralasan perutnya sakit. Dan terdamparlah dia di mobil hitam Baskara.

“Perutnya masih sakit?” tanya Baskara.

Anyelir yang sedari tadi meringkuk di sudut jok semakin mengeratkan kedua lengannya di depan perut. Berakting jika dirinya masih kesakitan. Ia bahkan tidak menjawab pertanyaan Baskara, hanya mengangguk saja.

Baskara menghela napas. “Apa karena belum makan?”

Seketika Anyelir memalingkan wajahnya memandang Baskara, memicingkan mata. Ia tidak terima dituduh seperti itu. “Ini beneran sakit, tau! Bukan karena lapar!”

“Ya … kalau lapar perutnya juga berulah, kan? Bakal sakit kalau enggak dikasih asupan.”

Anyelir mencebik, ia tahu usahanya tidak berhasil. Segera ia membenarkan posisi duduknya dengan menghadap ke depan. Pada jalanan yang tampak gelap. Tak sadar, jika waktu berjalan begitu cepat. Sudah malam, ternyata.

“Lho, enggak sakit lagi?” tanya Baskara dengan nada mengejek. Anyelir mendengus. Ia bersedekap, menulikan dari tawa Baskara yang memenuhi isi mobil. Ternyata tak salah kata pepatah, ‘bila ingin mengenal seseorang, lihatlah temannya’. See? Baskara tak jauh beda menyebalkannya dengan Antariksa. Sikap mereka hampir sama dalam beberapa sisi. Dan Anyelir baru tahu sisi baru itu sejak beberapa menit yang lalu. 

“Cuman ditanya gitu doang sampai akting segala. Lagian aku udah tahu duluan dari Antariksa. Kasihan, cintanya cuma bertepuk sebelah tangan.”

Ini teman kampret namanya! Tapi tunggu, bukankah ini berarti Baskara tahu jika temannya menyukai Antariksa? Wow, seperti apa persahabatan mereka sebenarnya?

“Jadi kamu tahu dong kalau Antariksa suka sama Stefanye?”

Baskara memilih tertawa. 

“Bas?”

“Ini kos kamu, kan?”

Sontak Anyelir celingukan memandang sekitar. Ternyata benar, ia sudah sampai ke kos. Dengan cepat Anyelir turun dari mobil. Sebelum menutup pintu mobil, ia berkata, “Thanks untuk tumpangannya, maaf ngerepotin kamu.”

Setelah itu, Anyelir menutup pintunya. Baru saja hendak masuk ke gerbang, tiba-tiba Baskara memanggil namanya. 

“Kenapa?”

“Boleh minta nomor Whatsapp kamu?”

Anyelir tersenyum, tersipu malu. Cara yang dilakukan oleh Baskara saat ini merupakan langkah pertama tahap pendekatan alias pedekate. Jadi, lelaki berparas oppa-oppa ini mau melakukan tahap tersebut padanya?

Frobly-Mobly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang