11. First Lucky

321 40 1
                                    

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Anyelir turun dengan tidak elitnya dari motor Antariksa. Niatnya ingin terlihat keren dengan meloncat, siapa tahu bahwa dia akan mendarat di tanah karena kakinya tidak mendarat dengan sempurna. Antariksa melepas tawanya dengan lebar dan tidak berniat membantu Anyelir.

Anyelir mendengkus kesal dan langsung berdiri.

"Kayak anak kecil aja lompat-lompat. Baru naik motor matic udah alay, gimana kalau naik motor gede ntar?" kekeh Antariksa di tengah-tengah tertawaannya.

"Emangnya lo punya motor gede?" sinis Anyelir.

"Eits ... jangan salah, gue punya ya," ucap Antariksa tidak terima. Dia hanya suka mengendarai motor matic, bukan karena dia tidak punya.

"Bagus deh. Kalau gitu makasih udah diantarin pulang," ujar Anyelir buru-buru melangkah pergi meninggalkan Antariksa yang terbengong di tempat. Antariksa mencibir karena Anyelir hanya meresponnya seperti itu. Tidak tahukah Anyelir bahwa bensinnya sudah habis setengah?

Begitu suara pagar tertutup terdengar, Antariksa baru menyadari sesuatu.

"Padahal gue mau nanya sesuatu," gumam Antariksa terlihat kecewa.

Antariksa memasang kembali helmnya. Ia menghidupkan kembali mesin motornya dan kemudian melenggang pergi meninggalkan kos Anyelir.

Sementara itu, Anyelir masuk ke dalam kamar kosnya setelah melewati beberapa kamar. Sedikit menyebalkan karena dia terus ditanyai mengenai kepulangannya bersama Antariksa. Gossip kos dimulai!

Klik!

Anyelir mengunci pintu kamar kosnya dengan rapat. Jika tidak, sudah pasti ia akan diserbu berbagai pertanyaan dari teman-teman kosnya yang lain. Ia berharap Restika tidak tahu apapun mengenai kepulangannya bersama Antariksa.

Anyelir mengernyitkan keningnya karena tidak menemukan sosok Restika. Ke mana gadis itu pergi? Anyelir memilih untuk acuh tak acuh. Dia lelah, ingin segera mandi dan beristirahat saja. Antariksa hari ini banyak menguras tenaganya.

Anyelir mengambil handuk yang tersangkut di belakang pintu. Ia berencana untuk mandi, tetapi langkahnya terhenti saat melihat berbagai macam jenis makanan di atas meja. Rasa gerah di tubuhnya berganti menjadi lapar dan haus seketika. Lebih baik jika dirinya mengisi perut terlebih dahulu. Energi yang terkuras haruslah diganti dengan makanan yang lezat. Anyelir tidak bisa menahan diri melihat makanan kesukaannya ada di sana.

Anyelir menyiapkan piring dan gelas. Diisinya piring tersebut dengan nasi, tumisan cumi-cumi dan cah kankung. Tidak lupa dengan udang dengan tambahan sambal. Aih, menggugah selera sekali. Ia pun melahap makanan tersebut dengan suka cita.

Anyelir tertegun saat menyadari bahwa rasa makanan itu tidak asing. Rasanya sangat familiar. Lantas Anyelir mulai berpikir mengenai kemungkinan-kemungkinan mengapa makanan itu ada di atas meja. Ini menjelang akhir bulan, Anyelir yakin Restika pasti dalam masa-masa dhuafa-nya karena gadis itu baru saja menghabiskan jatah uang bulanannya untuk membeli make up baru. Lagipula, jikalaupun Restika memasak tidak mungkin dalam bentuk bungkusan seperti itu. Restika juga tidak mungkin menerima kiriman makanan karena keluarganya berada di seberang pulau.

Frobly-Mobly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang