29. Tidak Tepat Sasaran

260 36 3
                                    

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Makan es krim sendirian, duduk di pojokan, dan melihat orang lain pacaran. Sungguh hal yang menyebalkan. Anyelir rasanya ingin segera keluar dari sana, tetapi ia belum menghabiskan satu mangkuk besar es krim.

Dengan gerakan malas, jari telunjuknya memutar-mutar dua lembar tiket di atas meja. Sebelum ia terdampar di sini, ia sempat menemui Karin. Ya, karena dia pula, Anyelir harus tinggal sendirian.

Karin mengabarinya pagi-pagi untuk bertemu di Rain Cafe & Ice Cream. Ia datang sendirian ke sana, karena Restika punya janji dengan Aldino. Tak tahunya, Karin juga membawa tunangannya. Setelah memberi tiket, Karin dan sang tunangan malah pergi menonton bioskop. Enak, sih, es krimnya dibayarin, tetapi tetap saja ... rasanya seperti menjadi gelandangan.

Satu suapan lagi, maka es krim akan habis. Namun, gerakan tangannya untuk menyuapi dirinya sendiri terhenti ketika melihat sosok Baskara, Stefanye dan Antariksa. Mereka bertiga masuk ke kafe membuat Anyelir segera menutup wajahnya dengan buku menu.

"Anyelir?"

Sial! Anyelir ternyata tidak bisa bersembunyi. Kehadirannya disadari oleh ketiga orang yang bersahabat itu. Dengan pelan, ia menurunkan buku menu hingga matanya bertemu dengan mereka. Takada lagi yang bisa ia sembunyikan, jadi ia meletakkan buku menu di meja dan menarik sudut bibirnya dengan lebar.

"Oh, hai!" sapa Anyelir agak kaku.

Anyelir berharap mereka datang hanya untuk menyapa saja. Ia tidak mau terlibat dengan mereka. Kalau tidak, usahanya kabur akan sia-sia. Bahkan saat ini, ia bisa melihat dari sudut matanya bahwa Antariksa menatapnya dengan tatapan tidak senang. Oh, ayolah. Ia memang berbohong pagi ini, tetapi tidak sepenuhnya bohong.

Antariksa mengajaknya untuk ikut bersamanya hari ini, karena ia butuh bantuan untuk mendekati Stefanye. Namun, Anyelir menolak dengan alasan ia akan ke pantai bersama kakaknya hari ini. Siapa tahu kalau ternyata Karin malah meninggalkannya sendirian di sini? Pantai? Itu hanya alibi saja agar Antariksa tidak memaksanya.

"Boleh duduk di sini?"

Pupus sudah harapan Anyelir. Kenapa Stefanye merusak segalanya? Dengan senyuman palsu yang dipaksakan, Anyelir mengangguk.

"Silakan, gue juga mau pulang. Es krim udah habis," cengir Anyelir dan segera beranjak dari kursinya. Sebelum terlambat, ia harus segera kabur dari sini.

"Stop!"

Ia baru saja akan pergi, tetapi Antariksa malah menarik pergelangan tangannya. Anyelir menatap Antariksa, memohon dilepaskan. Akan tetapi, lelaki itu malah semakin kuat mencengkramnya, ia juag tersenyum tipis bak iblis.

"G-gue mau ...."

"Lo malu karena ada Baskara? Untuk ngubah status gebetan jadi pacaran harus ada perjuangan, kan? Gimana kalau lo gabung?"

Frobly-Mobly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang