"Diperhatikan olehmu serasa menjadi ratu di kerajaanmu."
(◍•ᴗ•◍)
Jika bisa, Anyelir tidak mau jatuh cinta. Jika waktu bisa diulang, ia tidak mau gegabah sehingga bertemu Antariksa. Tidak, mungkin lebih tepatnya tidak usah menerima tawaran Baleria, atau tidak perlu menjadi matchmaker sekalian. Lelah rasanya. Jika dipikir-pikir, urusan kuliah saja sudah ribet. Tugas semakin banyak dan kesehatan memburuk, ini bahaya.
Setelah kejadian keseleo kemarin sore, Anyelir tidak berkesempatan untuk mengikuti kuliah hari ini. Demam menyerangnya. Tak bisa melakukan apa pun, kecuali tidur dan makan. Beruntung ada Restika yang masih mau merawatnya. Yah, gadis itu sepertinya masih marah tanpa sebab, tetapi ia tidak melupakan posisinya sebagai teman.
Berbaring pun bukanlah kegiatan yang menyenangkan, sangat membosankan. Walaupun Restika melarangnya bermain handphone, tetapi ia tetap menyentuh benda itu seperti saat ini. daripada bosan, lebih baik berselancar di Instagram. Rasa iri menyeruak ketika melihat Instastory teman-temannya yang bersenang-senang tanpa sakit. Mendengkus, ia pun keluar dari aplikasi tersebut dan beralih pada aplikasi Infinite Design. Dalam kurun waktu dua jam, ia berhasil membuat dua ilustrasi manusia, laki-laki dan perempuan.
Yang satu Antariksa, yang satu lagi adalah .... Apa yang ia pikirkan? Detak jantungnya berdebar kencang. Hanya karena mengingat lelaki itu? Ingatannya kembali pada kejadian kemarin sore. Wajah Antariksa yang begitu khawatir, padahal ia hanya keseleo. Dan masalah lututnya sakit, bagaimana Antariksa bisa tahu? Apakah lelaki itu selalu memperhatikannya selama ini?
Tak sengaja atensinya terhenti pada snapback Antariksa yang tergantung di dinding. Sebuah lengkungan bibir tertarik. Ya Tuhan, jatuh cinta memang segila inikah?
Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka. Sosok Restika muncul dengan wajah yang tampak lelah. Sepertinya gadis itu mengalami hal yang tidak menyenangkan di kelas paginya. Suasana yang hening digantikan dengan suara lemparan tas oleh Restika di tempat tidurnya sendiri. Lalu gadis itu meletakkan sebuah bungkusan di atas meja.
"Gue beliin lo bubur," ucap Restika agak dingin.
"Bubur lagi?" Anyelir memanyunkan bibirnya.
Restika menautkan kedua alisnya. "Perasaan, gue beli bubur cuma ini." Mereka sarapan tadi pagi pun dengan roti tawar dan selai cokelat.
"Maksudnya tiap gue sakit." Anyelir menyengir. Sengaja, ia ingin mengubah suasana buruk yang melingkupi keduanya. Restika hanya geleng-geleng kepala. Ia mengambil segelas air putih di dispenser dan meletakkannya untuk Anyelir.
"Tiap sakit, kan, lidah lo pait mulu."
Bolehkan Anyelir terharu? Restika tahu segalanya tentangnya. Dia memang sahabat terbaik, tetapi kenapa gadis itu marah padanya?
"Lo marah sama gue?" tanya Anyelir pada akhirnya. Ia menggigiti bibir bawahnya, menunggu respon Restika. Namun, gadis itu tidak menyahut. Ia malah menyiapkan bubur dan membawanya pada Anyelir yang kini duduk bersila di kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frobly-Mobly
General Fiction[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠] (ROMANTIC-COMEDY) ❤❤❤ Anyelir Sweetenia Lovata. Sesuai dengan makna namanya, Anyelir adalah seorang gadis yang berprofesi sebagai "pakar cinta". Selain jasa konsultasi, Anyelir juga menerima jasa "Spy" yang...