5. Order

2.4K 141 13
                                    

Gw diam berdiri menatap Nola, ga habis pikir.

Kenapa?

"Nola...", gumam gw pelan, merasa sangat tidak nyaman.

Dia hanya diam.

"Kenapa...kamu begini?", tanya gw.
"Begini bagaimana?", dia tanya balik seolah-olah dia normal.

But she's not.

"Kamu...aduh..gimana ya?", gw gugup gatau kata-kata yang tepat buat disampaikan.

...

Gw mengusap tengkuk gw, kemudian menyibakan rambut menatap Nola kembali.

"Maksud aku...kenapa kamu kaku banget? Kamu malu?", tanya gw.

Dia menggeleng, "Ini bukan kaku. Ini adalah berdiri yang rapi; kedua kaki rapat, punggung tegak, dan jangan lupa senyuman", jawabnya dengan tenang.

Dia terkekeh, kemudian bilang, "Aku ngga malu. Aku hanya disuruh untuk rapih. Aku hanya mengikuti perintah"

Perintah...

"Perintah?"
"Iya pa. Dia bilang dia ngikutin perintah dari kang Asep", cerita gw ke Papa sepulang dari sana.
Gw lagi masak, berencana membuat pasta fettucini. Gw meletakan handphone gw di meja dan memasangnya dalam speaker, agar gw bisa berkomunikasi dengan leluasa.

"Hm...", Papa bergumam disana, merespon pemahaman.

Pertama-tama gw menyincang bawang putih sampe halus, kemudian mengiris sosis, ham, keju, jamur kancing, dan bawang bombai. Selama itu, gw juga merebus pastanya.

Ga sengaja, gw denger suara sekolah.
"Hm? Papa dimana?", tanya gw sambil menyalakan kompor, ingin mencairkan mentega.

"Papa disekolah, ini adek kamu barusan dipanggil guru", kata Papa santai.

"Lhaaa dipanggil kenapa? Si Ace Alice?", tanya gw sambil menumis bawang.

"Si Ace doang, Alice mah aman. Masih aman belom bikin kasus ya. Gurunya marah anak-anak gabisa diatur. Nah...abis itu gurunya teriak 'Yang berdiri berarti bodoh! Yang duduk pinter!', itu buat mancing anak-anak duduk", Papa bercerita.

"Dih, kok guru ngomong begitu?", gw bergidik memasukan potongan-potongan tadi. Lalu gw kembali bertanya, "Terus si Ace kenapa dipanggil? Karena dia berdiri?"

Papa terkekeh, "Iyes, tapi bukan itu doang. Dia berdiri kan ya padahal yang lain duduk. 'Ha kamu bodoh ya?', dibales sama Ace, 'Memang. Kata Papa semua orang bisa bodoh. Tapi aku berdiri karena kasian, ibu bodoh sendiri. Lebih parah lagi, ibu yang bilang berdiri bodoh ibu sendiri ga duduk'."

Gw ngakak dengernya, ada aja emang anak satu itu.
"Terus? Terus?"

"Ace bawa kamu lho, 'Kata Koko juga, yang suka marah-marah ga jelas cepet mati lho bu'. Waaah itu guru langsung marah-marah katanya, dipanggil ke kepala sekolah gara-gara ga pro ngadepin anak-anak. Si Ace juga dipanggil, diomongin gaboleh begitu, kena ke Papa Mama kan?"

Anjeeer adek gw bener-bener dahh.
Serem emang si Ace, dia terlalu pinter buat anak 5 taun.

Sambil menuang susu, gw bertanya, "Pa? Menurut Papa si Ace ada potensi psikopat ga?"
"MANA ADA!", di gas gw.

"Ace memang terlalu pinter, terlalu tenang juga, tapi pas Papa coba kagetin, dia nangis ngejerit. Eh abis itu Papa yang diomelin", gerutunya.
Gw terkekeh, mengaduk-aduk saus, kemudian menuang pasta yang sudah direbus tadi. Ga lupa sama garam, merica, penyedap, juga oregano, bumbu yang sering digunakan dimasakan khas Italia.

"Omong-omong soal Nola itu...", kata Papa.

"Is she abused?", tanya Papa kemudian, membuat gw berhenti mengaduk.

I Order You to Follow Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang