10. Home

2.5K 151 16
                                    

"Ah, itu mereka", kata Sarah menunjuk suami dan anaknya sambil tetap menggandeng Nola. Mereka abis meni pedi.

Hati Nola berdegup pas tau bakal ngeliat Ray lagi. Apalagi pas tau keinginan dia membahagiakan Ray.

Pas jelas itu mereka, Nola melepaskan tangan Sarah dan berlari, memeluk

Meluk Zac

Ray melongo, pas sadar gebetannya malah meluk bapaknya, Ray jerit, "WUOOOY YANG HARUSNYA DIPELUK KAN GW!"

Ray loncat-loncat kesel sementara Sarah lepas Nola dari Zac.

"Nola salah orang! Ray yang itu", kata Sarah nahan emosi, ngarahin Nola ke Ray.

Nola bingung, ngedongak ke Zac yang ga kalah bingung. Nola mundur, liat ke Ray yang ngambek.

Habis itu, Nola melompat memeluk Ray, bikin dia kaget. "Ray...", gumam Nola memeluk Ray lebih dalem lagi. Ray membeku, belom berani meluk Nola.

Soalnya didepan sana Sarah ngamuk-ngamuk ditahan sama Zac.

"Itu! Anak-anak! Wuoiiiy LEPAS!", Sarah ngeberontak mau tonjok si Ray, gatau apa masalahnya. "Udah-udah Sar, Ray kan udah gede...", kata Zac berusaha menenangkan Sarah ditangannya. Tapi bininya masih ngamuk nendang-nendang angin.
"GEDE?! GEDEE?! BELOM NYARI DUIT SENDIRI UDAH-ZAAAC LEPASSS!", bentak Sarah narik-narik kerah kemeja Zac.

"Aku beliin kamu album sama lightstick deh", ajak Zac. Sarah berhenti ngeberontak, tapi masih ngedumel-dumel, "Yodah! Ayo!", kata Sarah narik suaminya. Sebelom pergi, Zac merogoh kantong celananya, dan melempar kunci mobil ke Ray. "Nanti pulang ke mansion ya, kita omongin lagi", kata Zac santuy sebelom menggandeng istrinya pergi.

Ray menangkap kunci itu dan masih terpaku, walaupun orang tuanya udah ga dipandangannya lagi. Ray menghela nafas, terus kaget liat Nola yang tersenyum simpul di depannya.

"Hai", panggilnya lembut. "Halo juga", Ray lumer, dia gabiasa dipeluk-peluk begini. Luarnya tenang, dalemnya bergejolak.

Galama, dia dapet LINE dari bapaknya.
'Pulang sebelum jam 8'
'Jangan coba-coba kabur dari Jakarta' 'Kabur = Papa ledakin mobilnya'

"Bapak gw stress!", pikir Ray.

Kemudian Ray memeluk Nola juga, diam berdua ditengah mal gatau malu emang.

"Ada yang sakit?", tanya Ray memperhatikan Nola. Keduanya duduk di bangku dan beristirahat dari kegilaan beberapa waktu yang lalu.

Nola menggeleng.

"Kamu...inget semalem kita ngapain?", tanya gw ragu, tanpa sadar memasang ekspresi khawatir.
Dia menggeleng lagi.
"Aku ga inget lho, kenapa kita dikasur, kenapa kamu pake kemeja aku, aku cuma inget kita minum terus...ciuman", kata Ray dengan muka memerah.

Nola menunduk bingung, kemudian bilang, "Apapun yang terjadi...yang penting kita bersama"
Ray langsung mengangkat kepalanya menatap Nola.

"Bener?", tanya Ray penuh harap.
Nola mengangguk yakin sambil tersenyum lembut. "Iya, karena aku mau bersamamu"

Jantung Ray langsung berdegup kencang. Pernyataan blak-blakan dia bikin Ray salting.

LINE dia bunyi lagi, memecah saat-saat mendebarkan mereka.

'Pulang'
'Bawa Nola'

"Hah? Bawa Nola?", Ray bingung.

'Bawa Nola?'

'Iya'
'Sama kita dulu'
'Nanti kita omongin'
'Kalian maunya apa'

'Ok'

I Order You to Follow Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang