Zac menahan tangan Sarah yang menggenggam pisau ke dadanya. Sekarang 1 garis vertikal berada di dada Sarah, tepat diatas jantungnya.
"APA SIH?! LEPAS!", marah Sarah melawan Zac.
Tapi tenaga Sarah bukan apa-apa buat Zac, dia masih menahan dalam ketakutan."Aku tau aku ngebolehin kamu pergi! Tapi jangan meninggal!", Zac kemudian menarik pergelangan Sarah dan menarik dagu Sarah untuk melihatnya.
"Please! Pikirin anak-anak! Mereka masih kecil! Mereka butuh kamu!", pinta Zac memelas, memohon-mohon ke Sarah untuk menghentikan tindakannya.
Sarah masih menarik-narik tangannya, masih berusaha menggoreskan dirinya lagi.
"LEPASIN! AKU TUNJUKIN APA YANG UDAH KAMU LAKUIN!", Sarah menghardik suaminya itu, berteriak di depan wajahnya yang ketakutan.
"Sarah please!", air mata mulai menggenang di mata Zac. Ia membayangkan harus tinggal tanpa Sarah saja sudah menyiksa, apalagi melihatnya meninggal. Ga diragukan kalo dia bakal ikut bunuh diri. Kalau dia bertahan, itu hanya akan membuatnya gila.
Sarah menghentikan perlawanannya sambil menahan tangis juga, terlihat kecewa. Dengan suara bindeng, dia terisak, "Kamu ngebunuh bapak emak, Zac...pas kita semua percaya itu gara-gara Andi, pembunuh aslinya kamu". Air matanya terjatuh, hidungnya memerah, ia terlihat hancur.
Sarah terduduk di lantai, menangisi kematian orang tuanya lagi, dengan pembunuh yang ia nikahi. Zac tidak tau harus berbuat apa.
Ia kemudian turun dari kasur mengambil pisau di tangan Sarah, lalu menyeka air matanya."Aku cuma bisa bilang....aku berharap kamu mau maafin aku", kata Zac dengan wajah sedih, menatap istrinya yang masih menunduk bertumpahan air mata.
Zac menghela nafas, "A-aku....", ia terbata mengeluarkan kata-katanya, tapi ia ingin sekali menjelaskan lebih dalam. Agar tidak ada lagi rahasia."Aku tau ini kedengeran egois tapi...alasan aku ngebunuh mereka...karena aku ga bisa kehilangan kamu. Aku ga bisa ngebayangin Sar. Aku terlalu cinta sama kamu", kata Zac menatap Sarah dalam-dalam, berharap ia mendengarkan.
Kepala Sarah langsung terangkat. Dia langsung menatap Zac. Dengan suara serat dia berpekik, "...apa? Terlalu cinta? Ini kebangetan, ini ego"
Zac menggeleng tidak tau harus apa. Dia ga tau gimana ngejelasinnya.
"Aku ga bisa kehilangan kamu Sarah...aku gapunya jalan lain", ungkapnya menyeka poni Sarah, kemudian air matanya dengan ibu jari.
Sarah terisak. Sekarang semuanya jadi membingungkan. Dia tidak tau harus apa. Jika ia meninggalkan Zac, dia kasian dengan anak-anaknya. Anak-anak itu tidak tau seberapa keji ayahnya, tapi dia gamau anaknya tau rahasia ini.
Sarah menarik nafas menenangkan diri, kemudian menoleh membuang muka dari Zac. Setelah menghela nafas, ia bertanya, "Berapa orang yang udah kamu bunuh?", tanpa menatap wajah suaminya.
Zac membulatkan mata dengan pertanyaan itu. Membunuh orang tuanya terbongkar, itu saja sudah membuat Sarah nyaris meninggalkannya, ditambah lagi pertanyaan berapa orang yang ia bunuh, itu membuatnya semakin tertekan.
Zac tidak mau-
Bukan
Zac tidak bisa hidup tanpa Sarah
Membayangkan Sarah keluar dari pintu dengan anak-anaknya saja sudah membuat kepalanya pecah.
Semua pembunuhan itu jadi tidak berarti."...berapa orang?", gumam Zac mengulang pertanyaan Sarah. Sarah tanpa menatapnya membalas, "Termasuk bapak ibu, berapa?"
Kepala Zac pusing seperti gasing yang berputar. Kepalanya mau pecah. Rasanya dia bisa menggila dari tekanan ini. Nafas Zac menjadi berat, dia bisa merasakan jantungnya berdegup keras, tinjunya mengepal menahan getaran tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Order You to Follow Your Heart
RomanceLanjutan 'Gw Nikah pas Sma dan Suami gw CEO' & 'Papa is a CEO' Gw harus bisa dapetin gadis itu dengan cara yang baik dan benar! Gw buktiin dia kalo kita bisa bersama! Kalo ga ada yang halangin kita! Gw berjanji bakal nyelesain semua masalah ini! Ini...