Part 12

6.4K 728 6
                                    


(Kalian pasti tau cara menghargai karya seseorang.)



"Kau belum makan?"

Seyoung terhenyak beberapa saat. Antara sebal dan merutuki nasibnya, gara-gara Jaehyun yang seenak jidatnya melakukan apapun yang Pria itu suka. Ia kini tidak memakai alas kaki seperti orang hilang.
Tidak bicara sama sekali, duduk anteng dalam mobil Pria itu tanpa suara. Masih kesal.

"Apa kau berlagak tuli?"

Gumam Jaehyun kembali sembari melirik Seyoung yang memasang wajah dingin. Ayolah, apa dirinya sudah berlebihan tadi?

"Diam-mu pertanda iya kan?"

"Aku sudah makan,"

Singkat dan cepat. Seyoung tidak ingin berada terlalu lama dengan obrolan ini. Ia juga tak ingin membuat Jaehyun tau bahwa ia kembali berbohong. Seyoung tidak makan apapun sejak siang tadi, Wanita itu hanya meminum air mineral saja. Setelah itu berdiam berjam-jam duduk sendiri di taman Universitas sembari memainkan ponsel.
Hh, sebenarnya itu tidak masalah bila Ayahnya memblokir semua kartu kredit dan rekeningnya, kalau saja ia terus bersama Jaehyun ini tidak akan menjadi buruk.
Ia dapat meminta apapun pada Pria ini. Yeah- itu kalau Seyoung mau. Namun, nyatanya gengsi mengalahkan segalanya. Kalau Jaehyun memberinya sih, itu tidak masalah. Tapi- kalau meminta lebih dulu. Tidak- Seyoung tidak akan pernah melakukan itu.

"Apakah itu Lian?"

Mengalihkan pembicaraan. Seyoung tidak ingin membuat Pria itu kembali menebak bahwa dirinya berbohong. Seperti insiden halte tadi.

"Ya-"

"Dia cantik dan juga manis. Sepertinya dia Wanita yang baik,"

Jaehyun terdiam. Pria itu terlihat merubah raut wajahnya. Melirik Seyoung dari ekor matanya.
Wanita itu tetap membuang mukanya kearah jendela seperti acuh tak acuh.

"Kau pasti senang dia kemari."

Seyoung bergumam kembali.

"Tidak, karna bukan aku alasan dia kemari."

Wanita itu terdiam beberapa detik seolah mengingat wajah Lian dan perlakuan Wanita itu yang nampak baik-baik saja. Lian nampak biasa saja dengan Jaehyun. Seperti tidak ada masalah berat antara dirinya dan Pria ini. Bahkan, mereka mengobrol dengan bumbu bercanda yang menunjukkan bahwa situasinya sangat baik.
Namun, lain di Lian, lain juga di Jaehyun. Pria ini seperti memiliki sesuatu rumit yang tidak dapat dijelaskan dalam perasaannya.

"Hh- apa Jeno?"

Seyoung itu hanya menebak asal. Namun, keterdiaman Jaehyun itu adalah jawaban sesungguhnya. Intinya, Lian ke Korea itu karna Jeno yang beberap minggu kemari terlebih dahulu.

"Tapi, hubunganmu dengannya terlihat baik."

"Kau percaya bahwa kami baik-baik saja? Dia itu pintar menyembunyikan perasaannya."

Seyoung mengarahkan wajahnya kearah Jaehyun yang tetap fokus menyetir. Wajahnya berubah, raut yang selalu dingin nan datar kini sangat sendu dan menyedihkan. Sepertinya Jaehyun memang benar-benar mencintai sosok Lian hingga menjadi seperti ini. Dan tanpa sadar Pria itu menunjukkan pada Seyoung, entah- dengan suasana hatinya hingga sebuah perkataan yang tidak sengaja diucapkannya.
Seperti sekarang ini, tanpa sadar Jaehyun seperti menjelaskan hubungannya dengan Lian itu sungguh rumit. Ayolah, Seyoung pikir bukan antara Jaehyun dan Lian. Namun, Jaehyun dengan dirinya sendiri.
Semacam cinta bertepuk sebelah tangan. Itu memang menyakitkan.

Friends With Benefit's (Jung Jaehyun) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang