(Perlahan kita akan saling menjauh dan melupakan)
______________________
Hari yang cerah. Harusnya menjadi hari yang indah. Namun, hari ini dimana hidup baru dari Seyoung benar-benar dimulai.
Wanita itu terlihat duduk dikursi halte setelah keluar dari rumah Jaehyun. Bukan berniat menaiki bus, namun ia bingung harus kemana dan mulai dari mana. Hidupnya kini telah sebatang kara. Tidak memiliki apapun dan siapapun.
Menunduk dalam. Dress warna peach dan stlitto yang dipakaianya adalah barang satu-satunya yang ia miliki. Ponselnya tertinggal dimansion tepat saat dirinya terusir. Mungkin sekarang semua barang-barangnya telah disumbangkan oleh Ayah- tidak, dia bukan lagi Ayahnya. Memang tidak sama sekali menjadi Ayahnya. Haruskah ia menyebutnya Tuan Han? Sungguh miris. Ia tidak pernah berpikir hingga sejauh ini. Memikirkan kalau Pria yang selalu ia sebut Ayah ternyata bukan Ayahnya. Itu sungguh mengecewakan, hingga menagis-pun terasa cukup sulit."Ya, kau sarapan dulu. Aku akan segera pulang,"
Suara dari seorang Wanita dengan setelan training terlihat menerima telepon kini ikut duduk tepat disampingnya.
"Ya, Noona akan segera pulang."
Seyoung masih menunduk. Ia tidak peduli, kepalanya pening. Bahkan, wajahnya kian memucat. Apakah ia demam? Semalaman kehujanan, dan sekarang ia keluar tanpa coat dimusi gugur seperti ini.
"Nona-"
Ke-dua mata Seyoung semakin buram dengan dunia ini seolah berputar-putar. Kepalanya semakin pening seperti ada sebuah batu besar menghantamnya. Jatuh dan ia dengar terakhir kali hanya Wanita asing yang baru datang tadi, berteriak memanggilnya dengan begitu panik.
_____________________
Aroma ini. Aroma dari obat yang cukup pekat membuat Seyoung terpaksa membuka matanya walaupun kepalanya masih sangat pening. Mendapati atap putih dan tirai berwarna mint seperti memang disediakan menjadi pembatas. Ruang penolongan pertama rumah sakit.
"Nona- apa kau baik-baik saja?"
Seyoung terdiam, mengalihkan pandangannya ke arah Wanita yang duduk disampingnya dengan raut wajah cemas. Wanita yang sama di halte tadi. Memandang Seyoung penuh dengan ke-khawatiran. Apa Wanita ini menghawatirkannya? Ini pertama kalinya Seyoung dikhawatirkan oleh seseorang selain Jaehyun.
"Aku akan menghubungi keluargamu. Apa kau mempunyai ponsel?"
Seyoung terdiam. Tidak bersuara, lagi pula ia sekarang telah dibuang. Lalu kata apa yang pas untuk menjelaskan posisinya sekarang.
Wanita itu nampak terdiam seolah mengerti, hingga beranjak dengan mengatakan akan mengurus semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefit's (Jung Jaehyun) ✔
Fanfiction"Dunia sudah berbeda. Teman bukan lagi hanya sekedar saling membantu. Namun, juga saling menguntungkan. Bukan melulu untung terhitung dalam nominal. Namun, semua yang membuat kita puas dan menyenangkan. Walaupun, hanya sebagai pelampiasan." Jung Jae...