Part 14

6.3K 663 8
                                    

(Kalian pasti tau cara menghargai sebuah karya dari seseorang)

_______________________

"Terima kasih sudah mengantarku!"

Seyoung tersenyum tulus untuk Jaehyun karna dia kembali diantar. Jangan lupakan, Pria itu juga memberinya sarapan pagi sesuai keinginan Seyoung setelah membuat Wanita terjembab dilantai akibat permainan konyol menatuk selimut dipagi hari.
Astaga, apa kalian melupakan perebutan selimut itu? Ya, Tuhan- Jaehyun tentu saja pemenangnya. Hingga membuat Seyoung jatuh terjembab tak manusiawi dilantai dengan keadaan ehem- kau taulah.
Dan kau tebak bagaimana kerasnya tawa Jaehyun tadi. Bahagia diatas kesakitan Seyoung.

"Apa masih sakit?"

"Jangan mengejekku-"

Jaehyun terkekeh kecil. Kenapa Seyoung selalu membuatnya tertawa sih.
Astaga, pertemanan mereka sungguh gila.

"Eungh- tunggu sebentar."

Jaehyun menghentikan gerakan Seyoung yang akan turun dari mobil dengan menahan pergelangan Wanita itu.
Pria itu kini terlihat meraih sesuatu dikantung celananya. Mengeluarkan sebuah dompet dan membukanya.

"Kau bawa ini-"

Seyoung terhenyak. Jaehyun menyodorkan salah satu black card yang dimilikinya untuk Seyoung. Apa maksud Pria ini?

"Kenapa? Ambil-lah,"

Kepala Seyoung menggeleng pelan. Ia tidak mungkin menerima kartu itu dari Jaehyun. Lagi pula untuk apa?

"Fasilitasmu-kan masih diblokir. Jadi ambillah ini,"

Seyoung terdiam lama membuat Jaehyun tidak mengerti.

"Aku- tidak bisa Jae."

Seyoung keluar dengan cepat dari dalam mobil. Meninggalkan Jaehyun dengan tanda tanya besar dikepalanya. Kenapa Seyoung menolak? Ia hanya memberikannya karna Seyoung pasti membutuhkan ini. Wanita itu bahkan, terlihat kesulitan akhir-akhir ini. Bagaiamana bisa Jaehyun bisa tenang.
Seyoung selalu tak pernah absen pergi ke mall, salon dan juga spa. Dan sekarang terhenti begitu saja, itu pasti sulit. Sebagai seorang yang dekat dengannya apa itu berlebihan?
Memandang Wanita cantik itu yang berjalan tanpa alas kaki menaiki tangga teras rumahnya membuat Jaehyun baru sadar-
Ya, Tuhan! Ia melupakan itu. Memebelikan sepatu untuk Seyoung.
Menepuk jidatnya seolah ia menyadari bahwa dirinya begitu bodoh. Namun, beberapa detik berikutnya bibirnya tertarik simetris.
Seyoung tanpa alas kaki, itu konyol.

"Kau lucu- Han Seyoung!"

___________________________

"Eoh- Kenapa kau baru pulang ha?"

Baru saja kedua kakinya melangkah masuk kedalam mansion. Namun, sambutan seperti pengusiran ia dapatkan. Wanita penyihir itu terlihat menghadangnya tepat ditangga, bersidekap seolah dia benar-benar nyonya besar disini. Hh, memang siapa dia? Hanya Wanita menampung hidup.
Menjijikkan.

"Bukan urusanmu,"

Tidak pernah takut. Melewatinya tanpa peduli.
Ia tidak perlu melakukan sopan santun walaupun dia jauh lebih tua.

Friends With Benefit's (Jung Jaehyun) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang