Borahamnida

7 - So?

Jungkook sudah segar kembali, tadi dibantu Taehyung seperti sebelumnya. Saat ini mereka sedang makan malam bersama di meja makan.


"Jung.. kita harus bicara."

"Habis makan ya Sunbaenim..."

Keduanya melanjutkan makan dalam diam. Setelah selesai makan saat Taehyung sedang merapihkan meja, Jungkook justru sudah kabur ke ruang tengah. Taehyung heran darimana Jungkook dapat berjalan secepat itu, dari tadi saja jika bergerak sedikit maka sudah mengaduh. Di atas sofa Jungkook sibuk dengan ponselnya.


"Jung, kita bicara sebentar."

"Aku sedang menghubungi Hoseok Hyung untuk menjemputku, besok kami ada fitting kostum."

Jungkook khawatir dengan apa yang ingin dibicarakan oleh Taehyung, sudah jelas pasti membahas yang terjadi diantara mereka. Jungkook takut Taehyung memintanya untuk menjauh.

Suara pekik tipis lolos saat tiba-tiba Taehyung memerangkap Jungkook dan menarik ponsel dari tangannya.


"Jangan abaikan aku Jungkook," suara Taehyung lebih dalam dari biasanya, membuat bulu kuduk Jungkook berdiri. Jungkook menelan ludah bulat-bulat, napasnya memburu menanti apa yang akan dikatakan Taehyung selanjutnya.

"Apa aku perlu menarikmu ke ranjang agar kau mau mendengarkanku, hmm?" karena Taehyung telah mendapatkan perhatian Jungkook seutuhnya, maka ia duduk di sebelah Jungkook, tidak menempel namun cukup dekat.


"Jungkook, aku ingin kejelasan atas situasi kita, aku tidak suka berada dalam hubungan tanpa nama, ya walaupun kita telah melakukan semuanya," Taehyung menjeda lama namun netranya terpatri pada mata Jungkook, membuat yang lebih muda berkeringat dingin.

"Jujur, aku tertarik padamu, namun bukan berarti aku menaruh hati padamu. Bagaimana dengan dirimu?"


Jungkook hanya membalas dengan mata berkedip beberapa kali. Taehyung gemas dan mengusak puncak kepala si manis.

"Kalau ditanya itu dijawab," kemudian Taehyung tertawa, gemuruh tawa menyenangkan membuat uraian simpul pada syaraf Jungkook terurai. Ia pun ikut tersenyum.

"Aku mengagumimu Sunbaenim, amat sangat. Aku penggemarmu sejak masih sekolah, aku berusaha menjadi Idol karena ingin dapat bertemu dengan dirimu," ujar Jungkook dengan mata berbinar.

"Sekarang, setelah bertemu denganku, bagaimana perasaanmu?" tanya Taehyung menyelidik.

"Suka! Suka sekali," gigi kelinci Jungkook menyembul dalam tawanya. Namun tawanya segera reda saat Taehyung menggenggam tangannya.

"Bagaimana jika kita menganggap fase ini sebagai fase pendekatan? Jika memang kita ingin melanjutkan mungkin nanti bisa naik ke fase selanjutnya?" usul Taehyung.

Jungkook ingin berteriak mengiyakan, rasanya luar biasa bahagia, namun tatapan mata teduh Taehyung membuatnya hanya mampu mengangguk.


"Kebiasaan, jawabannya mana?"

"Iya Sunbaenim" Jungkook tersenyum manis sekali.

Taehyung jadi ingin menciumnya lagi namun Taehyung bertahan, mereka sudah setuju sedang dalam fase pendekatan. Taehyung tidak ingin nafsu menguasainya lagi, ia ingin melakukannya dengan benar.

"Kuharap kau paham resikonya bukan, tidak mungkin mengungkapkan hubungan kita kepada publik. Groupmu sedang menanjak, terungkapnya fair tentu mengancam eksistensi kalian," ya tentu saja Jungkook paham.

Jemari Jungkook bergerak dalam kedua tangan Taehyung yang menangkupnya kemudian mengkaitkan jemari mereka, dia sudah begitu bahagia melihat jemari yang saling bertaut. Taehyung jadi gemas sekali dengan tingkah laku Jungkook. Jika Jungkook seperti ini, rasanya masa pendekatannya cukup satu jam saja.

Selanjutnya mereka hanya bercakap-cakap biasa menunggu Jungkook dijemput. Taehyung memeluk Jungkook saat akan pulang dan mencium pipi gembulnya.

Dalam perjalanan Hoseok menanyainya bagai detektif dan karena Hoseok dapat dipercaya serta Jungkook membutuhkan support, maka ia menceritakan semuanya tanpa ditutupi. Termasuk menkonfirmasi kecurigaan Hoseok tentang sakit yang diderita bokongnya.



Malam hari saat Jungkook hendak tidur, sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Wanna be Yours
Good night.. sleep well n sweet dreams 😊

Cherry Boy
Nite 😉

>>>

Uuugh yang ke Jepang ganteng bgt siiiih 😍😍😍
21.11.19