5 - after

6.9K 754 35
                                    

Matahari sudah tinggi saat Jungkook membuka matanya. Dia berusaha melepaskan diri dari tubuh Taehyung yang mengunci rapat, namun sakit yang mendera bokongnya tidak sengaja membuat ia mengaduh kencang.

Taehyung turut membuka mata. Dirinya kehilangan orientasi melihat Jungkook dalam pelukannya dengan keduanya bertubuh polos. Ia pun segera duduk namun kepalanya bagai dihantam batu besar, perlahan memijat pelipisnya sendiri. Pemuda disebelahnya bersusah payah duduk namun rasa perih dibagian bawah tubuh membuatnya urung.

Yang lebih tua segera paham apa yang telah terjadi semalam, potongan-potongan memori memasuki nalarnya, dia pun dapat mengingat nikmat candu yang berikan Jungkook. Perlahan memalingkan wajah melihat kearah Jungkook.

Wajah si manis berantakan, rambutnya kacau, bibirnya bengkak dan matanya memancarkan berjuta emosi. Ketakutan salah satunya, bagaimana semalam Jungkook mengambil kesempatan disaat Taehyung tidak dapat menggunakan nalar seutuhnya.

Taehyung mengusap pipi gembul memberi kehangatan pada Jungkook hingga rasa takut itu hilang dari pancaran matanya. Taehyung mencium puncak hidung Jungkook.

"Tunggu sebentar ya, aku perlu penghilang pegar," kemudian Taehyung beranjak. Bingung mencari dimana bajunya dan memutuskan memakai bathrobe yang tergantung dekat ranjang.

Taehyung kembali dalam beberapa menit, dia membawa segelas air putih hangat yang diserahkan kepada Jungkook serta membantu pemuda itu untuk duduk. Setelah Jungkook minum dan gelasnya diletakkan Taehyung diatas nakas, keduanya duduk berhadapan dalam canggung.
 
 
"Sunbaenim aku--"

"Kamu boleh berkata apapun kecuali menyesali yang telah terjadi," Taehyung memotong ucapan Jungkook, membuat pemuda itu menunduk namun ia sempat melihat semburat rona yang merekah pada wajah manis itu.

Dengan telunjuknya Taehyung mengangkat dagu Jungkook dan berkata dengan netra memaku obsidian Jungkook.

"Satu-satunya hal yang kusesali adalah aku tidak sepenuhnya dalam keadaan sadar. Apa aku melukaimu?" Jungkook menggeleng.
 
  
"Kau mau menganggapnya sebagai permulaan? Aah maksud aku bukan sebagai sesuatu yang romantically, tapi untuk saling mengenal," Taehyung membuka penawaran.

Tentu saja Jungkook menggangguk senang. Dia bahkan sudah ketakutan akan ditendang keluar saat pertama kali Taehyung sadar. Senyum kotak Taehyung membuat hati Jungkook menghangat.

"Tunggu sebentar aku pesankan makanan, kau mau ayam?" karena Jungkook mengangguk maka Taehyung melanjutkan aktifitasnya.

Kemudian Taehyung beranjak ke kamar mandi menyalakan air bathtube dan kembali kesisi Jungkook.

"Bisa berdiri?" yang ditanya menggeleng.

"Jawab donk Kook, dari tadi main isyarat terus," Taehyung tertawa hangat.

"Maaf sunbaenim, aku malu."

"Lantas kemana malu-mu semalam?" goda Taehyung yang membuat Jungkook ingin rasanya ditelan bumi saja.

Taehyung menyentil kening Jungkook keras, kemudian membopong Jungkook membuat ia memekik ke kamar mandi dan menurunkan Jungkook pelan-pelan ke dalam bathtube yang sudah mulai terisi. Taehyung kembali lagi membawa handuk dan pakaian bersih miliknya.

"Nanti aku kembali lagi setelah kau selesai mandi."

Taehyung mengambil seprai bersih dan mengganti seprainya yang penuh jejak percintaan yang mengering. Kehidupan Taehyung sebelum menjadi sukses sangat berat membuatnya mandiri, jika hanya mengganti seprai adalah hal mudah untuknya.

Kemudian ia mandi menggunakan kamar sebelah dan setelah berpakaian kembali menemui Jungkook dalam kamar mandi. Dengan handuk besar Taehyung membantu Jungkook mengeringkan badan, setelah Jungkook berpakaian ia kembali membopong Jungkook rebah di ranjangnya.

Taehyung mengambil pesanan makanan dari depan pintu, sesuai permintaannya pada aplikasi yang sudah sekalian ia bayar online. Di lantai ini hanya terdapat 2 unit apartemen saja, membuat privasinya terjaga.

Kembali kesisi Jungkook keduanya makan bersama diatas kasur, semata-mata hanya karena Taehyung malas membopong Jungkook ke ruang makan jika nanti harus kembali membawanya ke kamar.
 
 
Taehyung mencairkan suasana dengan menanyakan kesibukan Jungkook. Membahas konsep album terbaru SEVEN dan terakhirnya justru mereka sibuk membahas drama mistery yang sama-sama mereka tonton.

Selesai makan Jungkook meminta tolong Taehyung mengambilkan tasnya di ruang depan, untung hari ini dia masih free. Jungkook terkejut mendapati puluhan panggilan tak terjawab dan pesan dari Hoseok dan member lainnya. Maka ia segera sibuk dengan ponselnya. Taehyung meninggalkan Jungkook dalam kamar.
 
 
 
Taehyung sedang menonton televisi di ruang tengah setelah membersihkan kekacauan semalam ketika ponselnya berbunyi dan tertera nama Jungkook dilayar. Taehyung meraih telponnya namun tidak menggeser tombol hijau, ia hanya langsung beranjak ke kamarnya. Setelah mengetuk pintu, Taehyung masuk dan mendekati Jungkook.

"Sunbaenim ada salep untuk luka lecet? Aku ingin.. kau tau," tanya Jungkook menahan malu membuat Taehyung gemas sekali kemudian bergegas menuju kotak p3k dan mengambil salep dimaksud dan kembali kepada Jungkook.

"Mau kubantu?" tawarnya.

"Tidak perlu Sunbaenim, aku bisa sendiri."

Maka Taehyung pun kembali ke ruang tengah dan melanjutkan menonton. Ponselnya kembali berbunyi panggilan dari Jungkook dan ia mengangkatnya.

"Maaf Sunbaenim, boleh minta tolong..?" Taehyung menjawab ya singkat sebelum memutus sambungan.


>>>


 

17.11.19
Happy #100DaysWithWinterBear
#태형이의윈터베어100일

🐻 💜 🐻


BorahamnidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang