Borahamnida

22 - Cowboy

Taehyung baru saja mendapatkan pelepasannya yang ketiga dan entah keberapa kali bagi Jungkook. Taehyung lapar namun makanan yang sudah disediakan di kamar Jungkook terlanjur dingin karena disia-siakan, sedangkan dalam kamar hotel tidak ada microwave.

"Sayang lapar? Mau makan?" tanya Taehyung lembut kepada kekasihnya yang ternyata sudah mendengkur halus.

Jawaban tak kunjung didapati, kekasih manisnya sudah benar-benar terlelap. Salah Taehyung sendiri, Jungkook baru saja selesai konser, bukannya mereka makan dahulu malahan sibuk bermesraan. Taehyung pun urung memesan Room Service karena kamar ini diatas namakan Jungkook tentu akan mengakibatkan pertanyaan jika staff hotel mengetahui dirinya berada disini. Maka akhirnya setelah membasuh tubuh Jungkook dengan handuk diberi air hangat, Taehyung melahap makanan dingin yang tersedia selanjutnya bergabung bersama terkasih dalam kehangatan.
 
  
.
 
  
Pagi hari Jungkook terbangun dengan senyuman terkembang. Bagi dirinya yang sudah terbiasa bangun disisi sang kekasih, lima minggu ini dia selalu merasa kosong. Jungkook memandangi lamat-lamat paras Taehyung, memandang ke bawah bagaimana tungkai mereka saling terkait serta lengan Taehyung yang memeluk dirinya erat.

Tiba-tiba suara ponselnya memecah keheningan, terburu takut membangunkan kekasihnya Jungkook mencari sumber suara dan tergesa mengangkat sambungan telpon. Rupanya itu Hoseok, mengingatkan untuk segera sarapan dan bersiap kembali ke venue. Dua jam yang tersisa sebelum dia harus rehersal dan bersiap-siap.

Jungkook memanggil room service mengirimkan makanan, dia masih enggan meninggalkan Taehyung untuk sarapan bersama yang lain. Kemudian Jungkook segera bebersih badan.

Makanan baru saja tiba, namun Taehyung belum juga bangun. Wajar mengingat semalaman Taehyung bekerja keras memenuhi permintaan si manis.

Jungkook bukan tipe submisif di ranjang, setelah Jungkook menemukan gayanya sendiri ternyata dia lebih suka mengambil alih kendali. Semalam dia sebenarnya letih tapi justru tidak mau istirahat, mulut kecilnya tiada henti meminta kekasihnya memberi lebih dan tentu saja dengan senang hati diberikan oleh Taehyung.

Berbaring menyamping di sebelah Taehyung, telunjuknya menyusuri kontur wajah bak patung yunani yang terlelap. Tampan, amat sangat. Seolah-olah tidak ada yang dapat menandingi pahatan Tuhan pada diri kekasihnya.

"Sayang bangun ya.." Jungkook tidak dapat menahan tawa kecilnya. Menyesal tidak dari dulu-dulu dia pakai panggilan "sayang" yang ternyata begitu menyenangkan.

Belum ada respon dari Taehyung maka Jungkook mencium tiap jengkal paras rupawan. Berakhir dengan melumat sintal favorit bahkan menyusupkan lidah menyapa hingga jauh ke dalam dan disambut oleh geraman rendah.

Jungkook semakin menjadi-jadi, tanpa melepaskan pagutan dia bahkan mulai merangkak ke atas Taehyung, salah satu posisi favoritnya. Selatan tubuhnya merasakan privasi Taehyung yang mulai bangun.

"Hmm, Cookiepie turun ya," titah suara rendah dengan mata masih terpejam.

"Satu kali dulu, boleh sayang?" buntalan sintal semakin liar memberi friksi di bawah sana.

"Bukannya Cookiepie harus kembali ke venue?" Taehyung membuka matanya, melihat ke si manis yang memberikan senyuman menggoda.

"Please.. 3000 please," Jungkook tau Taehyung tidak akan pernah bisa menolak jika dia mengucapkan magic word nya.
 
 
"Ride on me babe."

Yang lebih muda rebah kesamping diikuti putaran badan dibawahnya. Taehyung idak menarik miliknya karena sudah hapal dengan keinginan Jungkook yang hanya memperbolehkannya mencabut jika sudah layu.

Namun tiba-tiba ringtone Jungkook berdering kencang, empunya menggeram frustasi mencari ponsel yang ternyata cukup jauh sehingga dia harus membuat dirinya merasa kosong. Jungkook duduk di tepi ranjang dan mengangkat telpon.

"Nee Hyung.. ini sarapan di kamar setelahnya langsung ke venue" ujar Jungkook tidak sabaran.
   
Taehyung bangkit dan mencium tengkuk Jungkook sebelum memasuki kamar mandi, dia hanya quick shower dan keluar mengenakan bathrobe kemudian sarapan bersama kekasihnya.

 

>>>