11 - Mayday

5.5K 643 21
                                    

Pagi harinya pintu Jungkook terbuka dengan suara keras, membuat empunya kamar terbangun, matanya yang masih mengantuk melihat Hoseok berwajah keruh. Ia memaksakan diri duduk menyusul Hoseok yang duduk di tepi ranjang.

“Gawat Kook, agensi memanggilku karena ini,” Hoseok mengulurkan ponsel yang diterima Jungkook. Foto dirinya menaiki mobil kemarin dan mobil tersebut masuk ke dalam kompleks apartemen Taehyung.

“Mobilnya sewaan qo Hyung, tidak akan ketara aku pergi sama Taehyung Sunbaenim kemarin,” jawab Jungkook sambil mengucek mata.

“Iya, untungnya sudah dipersiapkan dengan baik, tapi kan tetap saja Kook. Apalagi sebentar lagi kalian akan tampil di Super Concert, isu ini pasti akan booming selama beberapa hari. Belum dengan anti-fan yang pasti akan merayakan hal negative seperti ini,” Jungkook hanya diam, bukan karena tidak ingin menanggapi tapi karena dia masih mengantuk.

“Kook, supaya aku bisa bantu kamu, kamu harus cerita semuanya, oke?”

“Pasti Hyung, tapi aku ngantuk banget sekarang.”

“Hal seperti ini akan masih terus terjadi atau yang terakhir kali?”

“Masih Hyung. Semoga kedepannya ga ketawan ya,” Jungkook terkikik.

“Kalian—“

“Iya Hyung, official. Nanti aku traktir, tapi aku lanjut tidur dulu ya. Please…” Hoseok ikut tertawa kecil bersama Jungkook.

“Selamat adikku, kamu pantas bahagia. Lebih hati-hati ya lain kali.. kau kan tau peraturannya disini, berhubungan boleh asal tidak ketawan,” Hoseok memeluk Jungkook sebelum meninggalkan kamar agar Jungkook bisa beristirahat kembali. Hoseok benar-benar mengharapkan kebahagiaan bagi adiknya tersayang.
 
 
Jung Hoseok mengenal Jungkook saat mereka masih di bangku sekolah dasar, Hoseok hanyalah seorang anak yang ditinggal oleh ibunya ditempat bermain dan menjalani masa kecil di panti asuhan. Kebetulan rumah Jungkook terletak tidak jauh dari panti dan mereka sering bermain bersama di taman dekat situ. Hoseok awalnya tidak dapat memahami obsesi Jungkook terhadap Lights bahkan bercita-cita menjadi Idol demi mengikuti jejak Kim Taehyung.

Ketika akhirnya Jungkook debut bersama SEVEN, Jungkook mengajak Hoseok bergabung di agensi. Sebenarnya Hoseok memiliki passion untuk menari dan dia pun sudah diterima menjadi crew dancer SEVEN. Namun saat gosip plagiat mendera SEVEN yang membuat seluruh member terpuruk, Jungkook merasa gagal sebagai Leader dan mengalami depresi. Hoseok tidak bisa meninggalkan Jungkook demi mengejar passionnya dan lebih memilih menjadi manager agar dapat terus mendampingi Jungkook.
 
.
 
“Sunbaenim sudah tau?”

“Iya Cookiepie, kamu ga apa-apa?”

“Ga apa-apa, Hoseok Hyung bisa menanganinya. Aku khawatir dengan Sunbaenim.”

“Yang tinggal disini kan bukan cuma aku saja, masih banyak yang bisa dicurigai.

Oia Cookiepie, aku dikenalkan ke Manager-mu ya, aku minta nomornya, sewaktu-waktu tidak bisa hubungi kamu aku tau harus kontak siapa.”

“Okay Sunbaenim, nanti aku bilang ke Hoseok Hyung.”

“Sayang mau sampai kapan panggil aku Sunbaenim? Resmi sekali.”

“Ga boleh ya Sunbaenim? Kalau gitu Sunbae saja ya.”

“Hahaha.. ga beda! Kamu lucu sayang.”

“…”

“Cookiepie jangan sembunyikan muka, aku ga bisa lihat kamu.”

Jungkook mendongak, meninggalkan bantal yang tadi menjadi tempat persembunyiannya dan kembali melihat ke layar ponsel.

“Sunbae bikin aku malu tau.”

“Tu masih juga pakai Sunbae.”

“Boleh ya Sunbae, soalnya aku bisa panggil Kim Taehyung sebagai senior saja rasanya sudah prestasi besar. Ga pernah kebayang akan lebih dari itu..”

“… Ya boleh sayang—“

 
Jungkook mengalihkan pandangan, pintu kamarnya terbuka setelah ketukan singkat. Tiba-tiba ia mendapatkan ide, menggerakkan tangan memberi isyarat sosok di depan pintu agar mendekat.

“Sunbae aku minta tolong ya, kenalkan Kim Namjoon-ssi kepada Hyung-ku ini.”
Kemudian Jungkook menarik Seokjin mendekat hingga wajahnya muncul di layar ponsel. Seokjin tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya, dia tidak menyangka Jungkook sedang melakukan video call dengan Kim Taehyung.

“Hi, Seokjin dari SEVEN kan?”

Taehyung melambaikan tangan namun Seokjin hanya tergugu hingga Jungkook menyikutnya keras.

“Hyung, aku sudah minta Taehyung Sunbaenim untuk mengenalkanmu ke Kim Namjoon-ssi,” dagu Seokjin terbuka demikian lebar seperti hampir copot.

“Maaf Kim Taehyung Sunbaenim, tolong abaikan permintaan Jungkook.”

Seokjin bahkan menangkupkan kedua telapak tangan di depan wajahnya membuat Jungkook sampai terpingkal-pingkal menyebabkan layar yang dilihat Taehyung bergerak tidak karuan. Seokjin meraih ponsel dan menstabilkan ditangannya. Taehyung dapat melihat Jungkook berusaha meredakan tawanya.

“Gapapa Seokjin-ssi, makin ramai makin seru. Apalagi kalau nanti kalian jadi pindah ke Hannam, kita bisa sering bertemu.”

Lagi-lagi Seokjin terkejut, dia belum tau persis apa hubungan Jungkook dengan Taehyung namun sepertinya sangat dekat.

“Oia Hyung, kesini ada apa?” Jungkook bertanya kepada Seokjin.

“Nanti saja Kook—“

“Aku off dulu ya, nanti sambung lagi Cookiepie. Bye” Taehyung melambaikan tangan dan dibalas oleh Jungkook.

 
“COOKIEPIE ??! Apa-apaan itu barusan?!” Seokjin berteriak dan kebetulan dekat dengan Jungkook membuat empunya kuping meringis.

“Hyung, tenang sih. Ada apa? Sunbae sampai mematikan v-call supaya kita bisa bicara.”

“Aku mau bahas soal berita yang lagi rame—Eh, jangan-jangan?!” Seokjin melihat Jungkook dengan kedua mata melotot.

“Jangan bilang…” lanjut Soekjin mengambang.

“Iya Hyung, kemarin aku pergi sama Taehyung Sunbae. Tapi itu mobil sewaan qo, lain kali lebih hati-hati. Janji…” Jungkook memberikan janji jari kelingking yang justru dibalas lemparan bantal oleh Seokjin.

“Memangnya kalian ada hubungan apa?”

“Kita pacaran Hyung.”



Sedetik.


 
  
Dua detik..



Hingga hitungan kesepuluh tidak ada perubahan pada wajah Seokjin sampai Jungkook harus mengguncang tubuh Seokjin.
 
“HAH, SERIUSAAAN ?!”




>>>

BorahamnidaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang