6. Rumah

1.5K 180 42
                                    

Jimin terdiam bermain dengan ponsel pintarnya itu, dia hanya membuka menu, me-refresh timeline media sosial secara bergantian tanpa maksud.

Jimin menunggu Mina, tapi Mina yang ditunggunya belum datang, padahal Mina sendiri yang membuat janji.

Mood Jimin kali ini sebenarnya sedang tidak bagus, bukan kali ini saja tapi semenjak foto itu beredar emosi Jimin labil dan sangat tidak menyenangkan untuk dirinya dan teamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mood Jimin kali ini sebenarnya sedang tidak bagus, bukan kali ini saja tapi semenjak foto itu beredar emosi Jimin labil dan sangat tidak menyenangkan untuk dirinya dan teamnya.

Cklekk

Mata Jimin terarah perlahan melihat kedatangan Mina. Jantung Jimin langsung berdetak kencang, tapi sayangnya Jimin ragu, detak ini karena senang melihat Mina atau cemas dengan apa yang akan Mina sampaikan padanya.

Jujur Jimin belum siap menerima kenyataaan jika nantinya dia kehilangan Mina, jika nantinya Mina akan memilih laki-laki lain, tapi jika kemungkinan itu akan terjadi Jimin harus lapang dada dan tetap menerima layaknya seorang kesatria.

"Mian oppa, kau pasti menunggu lama." lirih Mina.

Ini benar-benar canggung, situasi ini sama seperti pertama mereka bertemu, dan Jimin tidak suka itu.

"Gwenchana." hanya itu yang dapat Jimin katakan, matanya juga tak mau menatap Mina. Mina jadi sedih.

Mina diam, dia tidak tahu harus mulai darimana, bahkan naskah yang ia buat sendiri sebelum mendatangi Jimin tidak bisa ia ingat sama sekali, padahal Mina tadi sudah sangat menghapalnya, namun melihat Jimin sekarang, nyali Mina menciut. Jelas sekali jika Jimin kecewa.

"Kau mengundangku kesini hanya untuk berdiam diri seperti ini?" pertanyaan Jimin bagi Mina seperti sengatan lebah yang pernah dia rasakan sewaktu kecil.

"Ah, mian oppa." Mina makin tak punya nyali, dia ingin menangis sekarang

Jimin merasa bersalah dengan ucapan dan sikapnya tadi, tapi entah dia juga tidak tahu kenapa dia biasa seperti ini, mungkin api cemburu sudah membakar habis logikanya.

"Mengenai foto yang itu, aku minta maaf." lirih Mina dia tidak bisa dan tidak mampu melihat sorot mata Jimin

"Foto yang mana?" tanya Jimin dingin.

Tangan Mina berkeringat, keringat dingin lebih tepatnya, dia jadi ingin buang air kecil.

Mina jadi tahu satu hal, jadi seperti ini jika Jimin marah.

"Fotoku bersama Bambam." cicit Mina memejamkan matanya menunggu respon Jimin.

"Kenapa kau harus minta maaf padaku mengenai fotomu bersama Bambam?"

"Ada urusan denganku?" tambah Jimin.

Dan akhirnya air mata Mina menetes.

Benarkan, Jimin menakutkan jika seperti ini.

"Aku pikir kau akan salah paham dengan foto itu." lirih Mina

Jimin berdecak.

"Salah pahamku apa penting untukmu?" sarkas Jimin.

HOME (JIMINA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang