"Temui Mina dan tanyakan maunya apa! Kau jangan diam saja Jim. Kau itu laki-laki jangan lemah begini."
Jimin pusing mendengar nasehat-nasehat dari teman satu grupnya ini. Sejak kemarin dia terus saja diceramahi dari yang halus sampai yang dimaki.
"Iya benar apa kata Taehyung, ini sudah melewati batas, perjelas hubunganmu dengan Mina, kalau dia memang ingin selesai dan memilih laki-laki lain, ya selesaikan secara baik-baik, jangan seperti ini." Imbuh Seokjin.
"Mina kemarin tidak ikut pasti karena jalan dengan selingkuhannya lagi, aku bisa jamin itu." Ucap Taehyung berapi-api.
"Jangan berasumsi kalau tidak tahu kebenarannya Tae." Yoongi memperingati.
"Ck! Itu sudah pasti benar hyung, aku sangat yakin Mina lebih memilih bersama laki-laki itu ketimbang datang kesini menemui kekasihnya sendiri." Taehyung tak mau dibantah.
"Memangnya sebelumnya kau ada masalah apa Jim? Tidak mungkin kan Mina seperti ini kalau tidak ada masalah diawal." Namjoon mencoba menelaah.
"Masalah apa? Mana mungkin ada masalah? Toh kalau adapun itu dari Mina?! Jimin itu sudah melakukan semuanya untuk Mina. Minanya saja yang tidak tahu diri."
"Aku tanya dengan Jimin, Tae! Kenapa kau yang menjawab!" Sentak Namjoon yang merasa Taehyung sudah melewati batas.
"Kau tahu apa hubungan Jimin dengan Mina sih Tae? Tolong diam saja, jangan menambah ini jadi rumit." Imbuh Namjoon dan Taehyung langsung diam.
"Jadi? Apa masalahmu Jim? Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api." Tanya Namjoon.
"Aku tidak tahu hyung, mungkin aku salah tapi aku juga bingung salah dimana. Mungkin aku pernah membuat kecewa Mina tapi aku tidak menyadarinya." Lirih Jimin dalam kebingungannya.
"Kalau begitu instropeksi diri, cari dulu apa yang kurang dalam dirimu sehingga Mina seperti itu, kalau kau rasa tidak ada mungkin Mina sedang ingin mencari sesuatu yang lain diluar, sesuatu yang dia tidak bisa dapatkan dari dirimu." Jelas Namjoon.
Jimin mengusak wajahnya kasar. Dia sangat-sangat frustasi.
"Kau bisa profesional kan Jim? Kita sedang banyak-banyaknya kegiatan." Namjoon mengingatkan.
Jimin mengangguk meyakinkan bahwasanya dirinya masih bisa untuk profesional.
"Baguslah. Jangan telalu lama membiarkan hubunganmu seperti ini. Coba tanyakan apa maunya dia, bicarakan baik-baik, aku yakin kau bisa melewati ini." Ucap Namjoon bijak.
Satu persatu pergi meninggalkan Jimin yang masih dalam kebimbangan hatinya. Hanya Yoongi yang masih tinggal. Jimin sangat kacau, sangat ketara sekali.
"Aku tidak siap jika harus kehilangan Mina, hyung." Lirih Jimin.
"Jadi kau akan bertahan seperti ini? Kau akan selamanya pura-pura tidak tahu?" Tanya Yoongi.
"Aku takut Mina lebih memilih laki-laki itu." Yoongi tidak merespon, dia sendiri juga punya pikiran kalau Mina memang lebih condong pada laki-laki itu ketimbang adiknya ini.
"Mina mungkin hanya sedang bosan, dia mungkin ingin mencari kesenangan sesaat diluar sana. Aku akan menunggu Mina sampai dia kembali lagi seperti dirinya yang dulu." Imbuh Jimin.
"Kalau Mina tidak kembali seperti dulu kau mau bagaimana? Kalau kau diam saja dan Mina sudah nyaman dengan dia, kau mau apa?"
Jimin terdiam.
"Kau harus melepaskannya, iya kan? Tidak ada pilihan lain." Imbuh Yoongi.
"Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan Mina, hyung. Dia tidak seperti ini, ini bukan Mina." Kekeuh Jimin.
