Mina baru selesai membuat dance practice dengan Twice, yang lain sudah pulang dan hanya dia seorang diri diruang latihan karena masih menunggu Jimin yang katanya mau menjemput Mina.
Diluar sedang hujan membuat Mina ingin cepat tidur diatas tempat tidurnya, sembari menunggu Jimin, Mina bermain game diponselnya, dia sudah menghubungi Jimin kalau latihannya sudah selesai tapi belum ada balasan dari Jimin.
Cklekk
Mina yang sedang tiduran sambil bermain game langsung mengarahkan pandangannya kesumber suara.
"Euh? Kau sedang apa disini Min?" Itu Bambam yang datang.
"Ah aku sedang menunggu jemputan." Mina langsung bangun saat Bambam sudah didekatnya.
"Kenapa sendirian disini? Kau tidak takut?" Bambam ikut duduk disebelah Mina.
"Takut ada apa?"
"Ada aku." Mina terkekeh mendengar jawaban konyol sahabatnya itu.
"Apa yang harus kutakuti dari dirimu heuh?" Gantian Bambam yang terkekeh. Keadaan hening sejenak, Bambam masih fokus memandang Mina.
"Aku ikut senang kau sudah jauh lebih baik sekarang, kau sudah tersenyum lagi, kau sudah bahagia, kau juga semakin cantik dengan warna rambut seperti itu." puji Bambam membuat Mina tersipu.
"Jimin pasti menjagamu dengan baik." imbuh Bambam dengan nada yang lirih.
Mina hanya tersenyum kaku, dia tidak tahu harus apa saat Bambam membawa Jimin dalam bahasan mereka.
"Aku bersyukur lelaki itu adalah Jimin, aku lihat dia laki-laki yang baik, lembut dan penyayang. Aku jadi tidak khawatir kalau kau bersama dia, dia tidak akan menyakitimu seperti aku menyakitimu dulu." Mina terdiam saat Bambam mulai membahas masa lalu mereka.
"Itu masa lalu, aku sudah tidak apa, aku sudah bahagia sekarang." balas Mina, Bambam tersenyum miris, dia memang harus menyesal karena menyia-nyiakan Mina yang dulu tulus padanya.
"Ahh aku jadi rindu kita yang dulu." Bambam tiba-tiba tidur dipangkuan Mina, dan itu membuat Mina terkejut.
"Bam."
"Sebentar, sebentar saja. Aku sedang merindukanmu Mina, jadi tolong begini sebentar saja." pinta Bambam.
"Jimin tidak akan marahkan kalau melihat kita begini?" Mina tidak bisa menjawab, sudah pasti Jimin akan marah dan salah paham.
"Aku mau kau mengelusku seperti dulu." Bambam meraih tangan Mina lalu meletakan dikepalanya.
"Bam." Mina mencoba mengingatkan Bambam.
"Sebentar saja Min, aku hari ini lelah sekali, aku pinjam kau sebentar saja, dulu saat bersamamu lelahku jadi hilang." perlahan Mina mengelus lembut kepala Bambam
"Mina, aku merindukanmu." usapan Mina terhenti saat mendengar ucapan Bambam.
Bambam membuka matanya saat merasakan usapan Mina terhenti. Bambam mengambil tangan Mina untuk digenggam didepan dadanya. Bambam merubah posisinya menjadi terlentang dan itu membuat tatapannya bertemu dengan tatapan Mina.
"Bolehkan kalau aku merindukanmu?" Tanya Bambam lalu mencium tangan Mina lembut.
"Bam " Mina tak nyaman, dia mencoba menarik tangannya yang sedang dipegang Bambam.
Bambam tersenyum.
"Aku bercanda Mina, ayo cepat elus aku lagi." Bambam lalu menyampingkan posisinya. Dia tidak bercanda, dia sungguh merindukan Mina, Mina yang tidak bisa dia miliki, baik dulu maupun sekarang.