Mina menunduk mengetuk-ngetukan kakinya tidak minat. Tangannya bersidekap dan badannya bersandar pada tembok ruang latihan yang mulai sepi ini.
"Aku kemarin lupa Min, seingatku aku tidak ada janji apapun, aku tidur lebih awal karena memang aku sangat lelah seharian di Bighit. Maaf yah."
Ucapan lembut dan usapan penuh kasih sayang dari Jimin sebenarnya membuat Mina muak sedari tadi, dia sungguh tidak minat menedengarkan ocehan Jimin.
"Sayang~~" Panggil Jimin lembut, jangan lupa tangannya masih membelai rambut Mina yang sedikit berantakan karena dia baru saja berlatih dance dengan membernya.
"Iya aku salah, aku minta maaf yah." Pinta Jimin masih sangat halus dan memabukkan, tapi tidak untuk Mina.
"Kau bosan denganku?" Tanya Mina tiba-tiba membuat Jimin terkejut. Sangat.
"Maksudmu apa? Aku mana bisa bosan denganmu." Sahut Jimin dengan segala kebingungannya.
Mina menghela napasnya berat lalu mengalihkan pandangannya lagi tak mau menatap Jimin lama-lama. Dia kesal dengan keadaaan yang seperti ini.
"Mina, aku tahu aku salah. Aku minta maaf untuk itu. Tapi bisakah kau jangan berpikir yang macam-macam? Aku tid--"
"Memangnya aku berpikir apa?!" Mina menaikkan satu oktaf pada nada bicaranya dan tentu saja membuat Jimin terkejut seketika.
Jimin menghela napasnya mengatur emosinya dan dia memandang Mina lekat. Mina risih dipandang Jimin seperti itu dia langsung memutuskan kontak mata dengan Jimin.
"Kau sedang emosi, sekarang kita tidak bisa bicara baik-baik. Ayo aku antar pulang dan tenangkan dirimu." Putus Jimin tidak mau memperpanjang masalah.
"Jadi benar kau bosan denganku?" Lirih Mina.
Kalau boleh jujur Mina tidak siap jika harus kehilangan Jimin, tapi kalau memang Jimin sudah tidak nyaman lagi dengannya, Mina tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mundur.
"Kau ini sedang kenapa sih Min? Tahukan kalau kita seperti ini ujungnya akan seperti apa?" Jimin masih sabar dan meredam emosinya untuk menghadapi sikap Mina.
"Kita akan berakhir? Benarkan? Akhiri saja kalau memang begitu baiknya." Entahlah, apakah Mina sadar atau tidak saat bicara seperti itu.
"Mina jangan bercanda!" Jimin jadi ikut terpancing.
"Kau marah seperti ini karena aku lupa tidak menjemputmu? Aku sudah minta maaf Min. Aku salah dan aku menyesal karena ingkar padamu, tapi bisakah kau berpikir dewasa juga? Akupun lelah dan banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan. Jadi tolong mengertilah."
Mina menghela napasnya berat, dia benci sangat benci seperti ini. Dia tidak ingin dirinya dipenuhi emosi, tapi-- ya sudahlah Mina mungkin harus diam dan memaafkan Jimin lagi.
_____
Wonwoo berjalan santai menuju ruang make-up dia bahkan jalan sambil bersiul riang. Hari ini dia masih disibukan masa promosi bersama groupnya.
Mood Wonwoo benar-benar bagus, dia bahkan sesekali menarikan beberapa gerakan yang khas pada lagu utama di album groupnya.
"Left--"
Kegembiraan Wonwoo terhenti saat tak sengaja melihat perempuan berjalan cepat menuju tangga darurat. Wonwoo penasaran, Wonwoo hapal perawakan tubuh mungil nan indah itu. Tak ragu lagi, Wonwoo langsung mengikuti kemana perempuan itu pergi.
Perlahan Wonwoo mendorong pintu tangga darurat, dia sejenak mencari tahu melalui celah pintu yang baru dia buka sedikit.
"Hiksss hikss hikss."