8. Kali Pertama

2.1K 155 24
                                    

🔞

___________________________________

"Hyung, bisakah lebih cepat lagi?"

Napas Jimin memburu, tangannya yang sedang mengetik sesuatu pada ponselnya bergetar.

"Mina ku mohon." lirih Jimin saat dia menunggu panggilannya dijawab oleh Mina.

"Mina kumohon jawab panggilanku." Jimin terus saja mengucap dengan nada khawatirnya, dia menyesal sungguh.

"Mina menunggumu 3 jam yang lalu, aku sempat heran saat dia bertanya kau dimana, aku pikir kau yang menjemputnya dari tempat shooting, aku menghubungimu tidak ada jawaban, jadi aku memutuskan untuk pergi ke appartementmu, tapi Mina sudah tidak ada."

Penjelasan manajernya membuat Jimin semakin pusing, rasa bersalahnya semakin menjadi.

"Coba kau hubungi kakaknya."

Jimin baru ingat, dia langsung mencari kontak kakaknya Mina.

"Tidak aktif."

Jimin semakin kacau.

"Lalu bagaimana? Kau mau kemana?"

"Aku sedang bertanya pada Jihyo keberadaan Mina, semoga dia tahu."

Manajer Jimin mengangguk paham, untuk saat ini Jimin belum bisa untuk diberi nasehat apapun, biar nanti saja kalau keadaan sudah membaik.

"Mina diappartement oppanya, kita kesana hyung."

Lagi-lagi manajernya hanya menurut pasrah dengan perintah Jimin, sekarang mereka sedang menuju ke appartement kakaknya Mina.

***

"Kau pulang duluan saja hyung, tidak usah menungguku." titah Jimin pada manajernya saat setelah mereka sampai.

"Kau akan menginap?"

"Kemungkinan iya, kalaupun tidak aku akan pulang sendiri, hyung istirahat saja, mian sudah menganggu dan merepotkanmu malam-malam begini hyung."

Jimin sungguh tidak enak.

"Santai saja Jim, seperti dengan siapa saja. Baiklah, kau hati-hati, semoga Mina baik-baik saja, jangan sampai tertangkap media."

Jimin mengangguk paham.

"Kau juga hati-hati hyung, kabari aku jika sudah sampai." Jimin langsung keluar setelah mendapat anggukan paham dari manajernya.

Perasaan Jimin kini sedang tak menentu, dia takut juga cemas, takut jika Mina kecewa, takut jika Mina marah, dan dia cemas jika terjadi sesuatu pada Mina

Tanpa ragu Jimin menekan bel appartemen kakaknya Mina, dia menyugar rambutnya demi mengurangi perasaan khawatirnya.

Dua kali bel ditekan tapi tidak ada jawaban, Jimin semakin kacau, apa kakaknya Mina marah dengannya juga?

Cklekk

Tangan Jimin menggantung tidak jadi menekan bel saat pintu sudah dibuka.

"H-hyung."

"Mencari Mina, Jim?" Tanya kakaknya Mina.

Nyali Jimin menciut mendengar nada dipertanyaan calon kakak iparnya itu.

"I-iya hyung, apa Mina disini?" Tanya Jimin hati-hati.

HOME (JIMINA) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang