Hiii acu come back👋ada yang kangen?? GADA. HAAHA
Mau curhat sedikit, masalah cast SM. Sebenernya aku udah ada beberapa nama untuk dijadiin cast-nya, cuma masih galau. Antara orang indo sama orang luar indo☹️
Menurut kalyean gimana??? Kasih saran dong😭😭😭
Aku tuh takut kalo mau kasih gambaran, takut ga sesuai ekspetasi kalian /huhu/
Udah deh curcol-nya, skip aja nda papa»»
Hepi Diringg
Sesegera mungkin, Dava keluar dari kamar pribadinya menuju garasi. Ia akan membuat perhitungan dengan gadis itu. Akan!
"Kamu mau kemana? Baru juga sampe." Tegur Naya yang sedang menyiram bunga di halaman. Dava berubah haluan, menghampiri lebih dulu wanita yang sangat ia cintai itu, lalu mengecup pipinya lembut.
"Aretta minta jemput, katanya ga tau jalan." Ujarnya, Naya memutar bola mata malas.
"Manja," cibirnya tak suka. Dava terkekeh melihat itu.
"Kan istri Dava, biarin aja dia manja. Toh sama Dava ini, bukan sama suami orang lain."
"Kamu ini!"
"Ampun Mah. Udah ya, Dava jalan dulu. Love you,"
Dava memacu mobilnya dengan kecepatan yang tak bisa dibilang lamban. Matanya menyiratkan amarah yang mendalam dan genggaman keras di kedua stirnya, membuat buku jarinya memutih.
Sesaat setelah sampai ditempat yang ia tuju. Dava langsung turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam.
Ceklek
Shit! Pintunya dikunci dari dalam, batin Dava mengumpat.
Tok ... tok ... tok ... tok ... tok
Dengan tidak sabarannya, Dava mengetuk pintu itu brutal. Bahkan sampai terkesan menggedor seperti orang kesetanan.
"Sabar!!!" Samar, ia mendengar teriakan orang dari dalam. Itu pasti gadis bodoh tak tau diri itu. Cih, benar dugaannya.
Klek
Pintu dibuka dengan paksa dari dalam. Aretta yang memang dongkol dari kemarin malam, makin bertambah kedongkolannya ketika melihat siapa yang ada dibalik pintu utama rumah miliknya.
Dengan segera, ia kembali menutup pintu itu, tapi gerakan Dava yang menahan pintunya lebih dulu, tak mampu ia hindari.
"Mau apa?" Tanyanya dingin. Dava sedikit terkisap, ada apa dengan gadis galak ini?
"Lo ngapain disini?" Tanya Dava dengan suara yang tak kalah dingin.
"Apa urusan lo?"
"Ya ada urusannya sama gue! Lo mikir ga sih, lo itu hampir aja jeblosin gue kedalam masalah baru dengan Papah cuma karena lo ga pulang semalam! Lo bikin gue hampir aja nemuin ajal gue, kalo aja Papah tau kemaren malem gue ga sama lo!"
"Nyatanya, emang lo ga sama gue 'kan?" Balasnya tanpa takut.
"Lo harusnya mikir! Mikir anjing! Lo utang budi sama gue, kalo aja Bokap lo ga gila dengan minta gue buat nikahin lo. Ini semua ga akan terjadi! Seenggaknya lo tau diri 'lah dengan nurutin omongan gue. Bukan malah mabur ga jelas!"
Aretta bungkam, entah kenapa, rasanya perih mendengar itu. Air matanya mendesak ingin keluar, tapi ia tahan, ia tak mau dianggap lemah oleh lelaki di hadapannya kini.
"Makasih dan maaf, gue emang ga tau diri." Lirih Aretta, bahkan terdengar seperti gumaman.
"Bagus kalo lo sadar! Andai pernikahan konyol ini ga terjadi, mungkin gue masih bisa dengan bebasnya jalan sama cewek gue tanpa rasa bersalah karena udah boongin dia! Lo bikin gue makin banyak dosa, Bokap lo bikin gue kejebak sama apa yang ga pernah ada di dalam bayangan hidup gue! Sialan! Udah mau mati aja, bikin susah orang! Ah, anjing!"
"Semua ga akan terjadi, kalo aja lo ga nabrak Papah ..." suara Aretta awalnya memelan dengan kepala tertunduk menahan air mata, kini ia menatap garang Dava dengan muka memerah. "Hal konyol ini ga akan terjadi kalo bukan lo yang mulai! Mungkin, saat ini, gue bisa hidup sama Papa dengan tentram tanpa adanya gangguan dari mana pun, termasuk iblis kayak lo! Lo perusak semuannya, kalo lo mau tau! Lo sendiri yang ngerusak masa depan lo! Dan sekarang, lo nyalahin Papah yang udah ga ada? Lo gila?! Hah?!"
Telunjuk Aretta menunjuk tepat kearah wajah Dava, mentapnya sengit dengan genangan air mata yang bisa diyakinkan sebentar lagi akan mendarat dengan sempurna di pipi putihnya.
"Bokap lo emang udah mau mati, bukan sepenuhnya sal--"
"Dan bertambah parah karena lo, bangsat!" Potong Aretta cepat. Air matanya meleleh tanpa diminta. "Gue terima kalo lo maki-maki gue, tapi engga dengan Bokap gue!" Dengan gerakan cepat, ia menutup pintu itu. Meninggalkan Dava yang masih mematung di depan pintu dengan tatapan yang sulit dijabarkan.
"Dia, nangis?" Gumamnya pelan.
Aku up, yeeey!! Gimana? Ada yang mau nonjok Dava ga? Kuy bersatu, kita gebukin Dava rame-rame biar cepet mati! Jangan ding, nanti ceritanya ga sampe part 40-an:(
Don't forget give me ☆ and comment yup, see you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Married
Random[Apdet Suka-Suka Hati!!] "Ini hanya sebuah pernikahan, dan gue akan membuat ini menjadi sebuah permainan yang menyenangkan." **** Nikah mendadak? Whaaaat!!! Inilah yang dialami oleh anak-cucu Adam dan Hawa...