Insiden Maling

162 3 0
                                    

Hepi Diringg!!

Sedangkan Dava, masih tak bergeming di tempatnya. Sebelah tangannya terangkat, menyentuh bibir bagian bawahnya yang nampak basah karena kejadian barusan.

"Tadi, gue sama dia ... ciuman?" Gumamnya pelan, tak percaya.

Pemuda itu mengerjapkan matanya cepat. Jujur, otaknya masih blank sekarang. Padahal saat ia melakukan ciuman untuk petama kalinya, ia tak seperti ini. Tapi ini, entah sudah yang keberapa kalinya, mengapa rasanya berbeda?

Ciumannya dengan Aretta membawa dampak tersendiri bagi dirinya, dampak buruk, tentu saja.

Contohnya saja setelah mereka selesai melakukan hal itu, Dava mendadak linglung. Biasanya-biasanya, ya biasa aja. Tak pernah ada dampak seperti ini.

Kini mata pemuda itu menuju kebawah, tepat kearah selakangannya.

Shit! Dava mengumpat pelan. 'Adik besar' miliknya masih berdiri, dan itu sangat menyiksa.

Hanya ada dua cara yang bisa dilakukannya; mendobrak pintu kamar mandi yang sedang digunakan Aretta, dengan dampak mati di tempat. Atauuu ... solo player.

Huft, poor Dava! Udah punya bini tapi masih ae ngocok sendiri!

—Suddenly Married—

Sekitar setengah jam kemudian, Aretta keluar dari kamar mandi. Setidaknya, keadaannya kali ini agak lebih baik dari sebelumnya.

Mata cantiknya mengedar kesekeliling ruangan, mencari dalang dari aksi mandinya tadi. Namun, nihil! Keberadaan Dava tak terdeteksi dimana-mana. Matanya sedikit memincing kala melihat seogok benda tergeletak di atas kasur miliknya.

"Ini, baju gue?" Gumamnya dengan tangan mengangkat pakaian itu keudara. "Kok bisa, sih?"

Tanpa kata, Aretta langsung mengenakan sepasang pakaian itu lalu keluar dari kamar untuk mencari Dava dan membuat makan malam untuk mereka berdua.

"Davaa!!!" Teriaknya nyaring, tepat berada di ruang TV. Tapi tak ada tanda-tanda manusia hidup di sana dan TV sedang dalam keadaan mati, di sofa pun tak ada siapa-siapa. Lalu, kemana perginya Dava? Apakah ia pulang setelah menaruh baju di kamarnya?

Aretta melangkahkan kaki kedapur, mencoba mencari Dava di sana. Namun sama, dapur dalam keadaan sepi. Tak ada kehidupan sama sekali. Lantas, kemana perginya manusia jadi-jadian itu?

Tak memusingkannya, Aretta langsung memasak makan malam. Niat hati ingin memasak dua porsi tapi tak jadi karena ketiadaan Dava secara tiba-tiba.

Berjalan dengan sepiring nasi goreng di tangan sebelah kanan dan air putih dingin di sebelah kiri, Aretta kemudian mendudukan bokongnya di single sofa depan TV. Tanpa kata, ia menghabiskan makan malamnya seorang diri.

Prang!!

Mata indah gadis itu langsung melotot takut. Suara apa itu? Batinnya bertanya-tanya. Degan sedikit keberanian yang dipunyanya, Aretta menghampiri asal suara.

Perasaan, tadi lampu dapur sudah ia matikan, tapi kok? OOOHHH, atau jangan-jangan, ada maling?!

Langsung saja ia mengambil sapu lidi yang ada didekatnya. Kedua tangannya ia taruh tepat di hadapan muka, kaki kecilnya berjalan perlahan menghampiri dapur. Mata bulatnya melotot—sokberani.

Tiba didestinasi tujuan, segera Aretta mengedarkan pandangan matanya dan mengarahkan cepat kedua tangannya kedepan—jaga-jaga. Tapi tak ada siapapun, lantas yang bunyi 'prang' tadi itu siapa? Setan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suddenly MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang