Calon Ibu dari Anak-Anak Dava

336 31 26
                                    

KALO SETELAH BACA PART INI PADA MIKIR, DAVA ROMANTIS n GANTLE. UR WRONG BB🙅!!

Hepi Ridingg

Saat ini, kedua sejoli itu sedang berada di dalam mobil milik Dava. Sesuai perjanjian, mereka akan tinggal bersama kedua orang tua Dava—untuk sementara waktu, dan akan pindah keapartemen milik Dava setelahnya.

"Dav, orang tua lo ga galak 'kan?" Tanya Aretta takut-takut.

Entah kenapa, kali ini gadis cantik itu merasa gugup. Padahal hanya bertemu kedua orang tua Dava, yang notabennya mertua terpaksa. Bukan mertua lelaki yang ia cinta.

"Mereka ga gigit, tapi langsung nelen." Balas Dava dengan sebelah tangan mengelus kepala gadis itu lembut.

Mendengar balasan dari Dava, Aretta otomatis mencabikkan bibirnya kesal dan menepis lengan Dava yang masih bertengker di atas kepalanya kencang.

Hanya kekehan Dava yang menjadi balasan. Setelahnya, hening mendominasi. Kini, wajah Aretta menghadap samping, tertuju pada jalanan yang ia lewati bersama Dava.

Sedangkan Dava, masih tetap fokus pada jalanan yang ada di hadapannya. Sesekali mengambil kesempatan melirik ke arah Aretta yang hanya diam.

Jika ditela'ah, Aretta bukan gadis yang buruk. Wajah lonjong dengan bibir mungil yang tebal dibagian bawah, bulu mata lentik dan banyak, alis hitam panjang seakan digambar dengan pensil alis, serta hidung yang tidak terlalu  tapi nampak pas ada di wajahnya. Oh, jangan lupakan kulit yang tidak hitam, tapi juga tidak terlalu putih. Paduan yang serasi, bukan?

"Puas udah liatin gue diem-diem? Liat noh kejalan! Lo ga ada maksut buat bikin gue celaka'kan?" Sarkas Aretta tiba-tiba. Lamunan Dava tadi buyar seketika dan alasannya adalah objek yang sedang ia lamunkan. Menyebalkan!

Dava tak menggubris. Kini ia kembali fokus pada jalanan yang ada di depan, tanpa mau mengindahkan godaan setan terkutuk yang terus berbisik untuk menengok kearah Aretta.

Mobil hitam miliknya berbelok, memasuki kawasan kompleks. Mungkin sama dengan kawasan rumah Aretta, bedanya ini perkomplek-an wolang kaya. Beberapa rumah besar nan mewah sudah berjejer rapih di sini.

Oh, tidak! Jiwa misquen ku meronta-ronta!! Geram Aretta dalam hati.

"Ayo turun," ajak Dava. Aretta mengerjapkan kedua matanya. "Sans aja, ga usah gugup gitu." Katanya lagi, tersenyum geli melihat wajah lucu Aretta.

"B aja kok," balas Aretta yang langsung nyelonong keluar mobil.

Dava melakukan hal yang sama dan langsung memggenggam tangan dingin Aretta dengan erat.

"Biar ektingnya meyakinkan," ucap pemuda itu dan langsung menyeret Aretta masuk kedalam. "Assalamualaikum, DAVA HOME!" Teriaknya tidak tahu diri.

"Waalaikumsalam, Mamah di dapur Dav!!" Suara wanita paruh baya memasuki gendang telinga Aretta. Ia menoleh, menatap Dava yang juga sedang mentap dirinya.

"Nyokap lo?"

"Menurut, ngana?" Gadis itu bergeming, saat tangan Dava menarik paksa tangan mungil miliknya. "Kenapa?" Tanyanya ketika mendapati Aretta yang masih membatu di tempatnya.

"Gue takut," cicit Areta dengan kepala yang tertunduk, menatap lurus sendal swalow kabanggaannya.

"Hey, semua akan baik-baik aja. Kita hadapin bareng-bareng. Ada gue, inget? Jadi jangan pernah ngerasa sendiri lagi, ya?" Tutur Dava lembut, kedua tangannya kini membingkai wajah Aretta. Entah bagaimana ceritanya, ucapan dan sentuhan Dava barusan sedikit membuat Aretta lebih tenang.

Suddenly MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang