Bina POV
Suasana pagi yang sangat sibuk sudah terlewati, genap sudah satu bulan aku tinggal di rumah indah mertua. Berkumpul dengan mertua yang baik hati. Papa dan mamaku masih belum ingin kembali pulang ke Jogja. Beliau masih ingin menikmati masa tuanya di udara sejuk Bandung. Aku sudah menego, untuk mereka tinggal saja di Jogja. Papa dan mama masih menawar satu bulan lagi.
Daffa dan Calla sudah berangkat bersama dengan Ayahnya pagi tadi. Aku bersiap memakai baju olah raga. Hari ini ada giat perlombaan yang di laksanakan Korem. Semua pejabat Kodim dan Yonif di bawah Korem 072 turut hadir memeriahkan acara nantinya.
Kegiatan ku di Jogja lebih leluasa kali ini, semuanya terasa dekat, aku bisa menjemput anak-anak. Bisa dengan mudah mengontrol Calla. Bahkan aku sudah merancang satu mimpi lagi. Dan di sini, aku akan memulai kembali merajut semuanya.
Aku keluar membawa sepatu olah raga yang seragam dengan ibu lain. Ini kali pertama aku akan berkumpul dengan banyak orang. Pengurus, dan para anggota yang nanti turut hadir.
Giat hari ini adalah lomba memasak dan lomba kekompakan antar pasangan. Untuk menjaga hubungan yang selalu harmonis demi mewujudkan suatu keadaan yang kondusif.
Dek Diana wakil ku sudah menyiapkan semuanya.
"Om ke Calla dulu masih sampai ya waktunya?"
"Siap. Ijin Bu, masih sampai. Giat di mulai jam 11 Bu. Ijin petunjuk?" Ucap Arka padaku.
"Yaudah om. Mampir sebentar ya." Om Arya berbelok menuju jalan Colombo.
"Om besok minta buahnya Melon ya. Bapak suka melon akhir-akhir ini." Ucapku pada om Arka sambil menunjuk Tataan buah yang dihidangkan dalam Mobil.
"Siap ibu, Ijin, nanti saya sampaikan. Pantas saja Bu kemarin saat makan siang dengan bapak Dandim Kota bapak lahap sekali makan melonnya Bu." Aku terkekeh. Kak Aksa Memang suka sekali melon akhir-akhir ini. Setiap hari pasti singgah ke supermarket untuk membeli buah bulat ini.
"Ijin Bu, nggak kebagian parkir ini. Ijin Bu, kalau ibu turun dulu bagaimana. Saya maju sebentar ?" Aku mengangguk.
"Sante aja om. Masuk dulu ya nanti, ngopi. Saya kasih laporan sama cek barang dulu ya." Ucapku pada om Arka. Ia mengangguk.
"Selamat datang di Calla Florist." Sambutan hangat yang di rindu tiap kali jauh.
"Ibu, selamat pagi." Sapa Naila karyawan yang masih muda.
"Pagi Nai, gimana sehat?" Tanyaku.
"Alhamdulillah Bu sehat, ibu baik kan?" Aku mengangguk.
"Baik Alhamdulillah, matcha Greentea satu ya Nai." Naila mengangguk
"Siap Bu." Jawabnya.
Aku masuk ke dalam, di dalam
Sudah banyak tumpukan bunga yang menggunung melambai untuk di pilih."Pagi Bu." Sapa Wayan, ia seorang peracik minuman yang handal di Calla. Ia sedang memasak air panas di belakang.
"Pagi Yan, saya tadi pesan matcha ya."
"Baik Bu, sendirian nih Bu?" Aku mengangguk. Masuk ke ruang manajemen.
"Iya Yan, bapak dinas. Ini nanti saya nyusul ada giat." Wayan mengepalkan tangan ke udara. Memberi semangat untukku.
"Semangat bunda." Aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradana
RomanceAsmaradana terdiri dari dua kata, asmara dan dahana (dana). Asmara adalah cinta, dahana adalah api. Bisa di artikan menjadi cinta yang menggelora. Atau rasa yang selalu berbunga-bunga. Seperti rasa ku terhadapnya, selalu mengobati di setiap nafas. A...