Siang hari yang kutunggu di waktu itu telah membawa kabar yang baik. Hingga di hari yang cerah ini aku dan Bina tersenyum begitu lebar.
Aku melihat putriku yang tengah di rias dengan adat jawa. Katanya mimpinya saat jadi pengantin inginmya adat jawa. Biar mangglingi. Tanpa paes, ia anggun dengan ronce melati yang ada ada di sisi kanan telinganya.
"Ayah" panggilnya. Aku tersenyum melambaikan tangan ke arah Calla yang terlihat begitu tegang
"Monggo pak, ini Mbak Calla sudah siap."
Aku masuk kedalam kamar Calla di dampingi Bina. Kami duduk di hadapan Calla yang bersimpuh. Calla begitu ayu, perpaduan wajah Bina yang manis seperti gula jawa dan aku yang gantengmya setengah mati. Hehe
Pemandu acara sudah menyuruh Calla untuk meminta ijin dinikahkan. Baru salam saja Bina sudaj menitihkan air mata. Seperti saat siraman kemarin. Rasanya ya Allah.
"Bismillaahirrahmaanirrahim
Astaghfirullaahaladziim Astaghfirullaahaladziim Astaghfirullaahaladziim
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullaah.
Ayah dan Bunda yang Calla cintai dan hormati.""Syukur alhamdulillah Calla panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata'ala hari ini Calla diberi kesempatan untuk mengungkapkan betapa bersyukurnya Calla karena telah terlahir sebagai putri Ayah dan Bunda"
"Terima kasih atas semua cinta dan semua kasih sayang yang tulus, yang ikhlas dan tanpa pamrih yang telah diberikan kepada Calla sampai saat ini."
"Sudah tak terhitung lagi betapa banyak hal yang sudah ayah dan bunda berikan untuk Calla. Dan mungkin sudah berapa banyak air mata yang ayah dan bunda teteskan untuk Calla."
"Calla memohon maaf atas segala khilaf Calla. Memohon maaf apabila banyak perilaku atau tutur kata Calla kurang berkenan untuk Ayah dan Bunda, Calla meminta maaf yang sebesar-besarnya"
"Ayah dan bunda, di saat yang baik ini, Calla memohon izin dan restu untuk dinikahkan dengan pria yang sudah menemani Calla sejak kecil. Dan pria yang akan selamanya bersama Calla. Pria yang insyaallah bisa menjadi imam yang baik, yang bijak, bertanggungjawab dan penuh kasih sayang. Izinkan Calla menikah dan membina rumah tangga dengan Mas Pradipta Bayu Bimantara Wijaya."
Sebagai hamba, Calla mengabdi kepada Allah Subhanahu wataala. Namun tanpa ridho dan keikhlasan Ayah dan Bunda maka Allah pun tidak akan ridho kepada Calla. Insyaallah dengan ridho dan do'a restu Bunda danAyah pernikahan Calla dan Mas Dipta diberikan keberkahan, penuh ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dalam membangun teduh.
Kata kata yang teruntai indah, bayi yang ku gendong dulu, saat ini sudah tumbuh dewasa. Siap membangun teduh bersama Pradipta, laki laki yang selalu ada dalam momen hidup Calla dan akan selamanya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Calla.
Calla Cinta Senjaanakku sayang. Cinta yang selalu menerangi Ayah dan Bunda yang sinarnya indah seperti Segala kesalahan dan kekhilafan ananda telah ayah dan ibu maafkan dan apapaun yang menjadi harapan ananda, akan ayah kabulkan. Do’a ayah dan Ibu akan selalu menyertai ananda di mana pun ananda berada.
Terima kasih, sudah menjadi anak yang bisa diandalkan dan dibanggakan oleh ayah dan Ibu. Maafkan kami jika kami pernah menyakiti perasaan ananda, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja
Anakku sayang, di hari yang bahagia ini, Ayah akan memberikan izin kepadamu dan menikahkan ananda dengan pilihan calon suami/istri ananda yang bernama -------------- bin ...............
Do’a restu ayah dan ibu akan selalu mengiringi ananda berdua. Semoga senantiasa memperoleh kebahagiaan dan kedamaian serta dapat membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan wa rohmah dalam lindungan dan ridho Allah swt.
Bismillah ya mbak, ayah siap untuk hari ini.
Menikahkan putri kami yang terlihat begitu cantik. Kini tengah tersenyum menyambut para tamu. Bersanding anggun dengan laki-laki yang gagah dan berwibawa.
"Calla
Ia bukan lelaki tampan, bukan pula seorang yang kaya raya. Dia jodoh yang kupilihkan di waktu lalu. Dia lelaki yang aku yakini akan menjadi imam terbaik untuk Calla.Senyuman untuk Calla. Dan akan menjadi matahari dalam kehidupan Calla kelak. Dia Dipta, anak kecil yang dulu sering diam dan menangis. Yang kini sudah beranjak dewasa. Beranjak tumbuh, hingga kini sah menyandang status baru sebagai seorang suami.
Tak berkedip mataku memandang sepasang merpati baru. Putih suci di balut dengan kebaya warna putih. Tengah berfoto dengan tamu keluarga yang datang pagi ini.
Rumah masa kecilku di sulap menjadi tempat akad nikah yang begitu sakral. "Ayah mau minum? Bunda ambilkan?" Aku menggeleng. Rasa haus tak terasa. Melihat Calla yang hari ini resmi sah menjadi istri dari Pradipta.
"Bunda saja, mau minum? Ayah yang ambilin?" Bina mengangguk.
Aku berjalan turun dari pelaminan sederhana. Mengambilkan dua gelas air putih. Satu untuk Bina satu lagi untuk Calla. Dia tetap menjadi putri kecilku yang cantik.
"Ayah repot ih. Mbak bisa kok." Dipta menerima uluran gelas dari tanganku. Menyuapkannya kepada Calla.
Aku melihat ada cinta di mata lelaki itu. Aku sudah tepat, in syaa Allah.
Acara demi acara terlalui. Ada beberapa jam senggang sebelum kami berangkat ke tempat resepsi di adakan.
Tubuhku sedikit rebah, semalam aku tak bisa tidur. Pikiranku seperti perjaka yang akan menikahi di esok hari. Ikut menahan nafas pula saat Dipta mengucapkan Qabul.
"Ayah tidur gih. Sebentar aja, kasihan lho nanti masih berdiri terus kan. Dapet dapet satu jam. Nanti bunda bangunin." Aku tersenyum. Menarik Bina untuk bergabung di sebelahku.
"Bobok bareng dong. Mau di peluk istri ini Bun." Bina terkekeh.
"Dasar pak Aksa nggak inget usia. Udah bapak bapak juga masih.
Aku lantas memeluknya. "Tugas Ayah mengantarkan Calla sudah selesai Bun Semoga apa yang kita bekalkan ke Calla bisa ia gunakan ya Bun. Semoga
✨✨✨
Saat ini seperti sedang flashback puluhan tahun yang lalu. Malam ini resepsi pernikahan Calla dan Dipta di gelar begitu mewah.
Aku dan Mas Galih memang sengaja membuat pernikahan ini mewah. Karena ini mantu pertama untukku dan mantu terakhir untuk Mas Galih.
Toh, Calla juga anak perempuan ku satu-satunya. Kalau kata Bina ini wedding dream ku. Bukan Calla.
Didepanku sedang berlangsung prosesi pedang pora pernikahan Calla dan Dipta. Si letnan satu yang gagah perkasa dan si dokter cantik kesayanganku.
Tamu malam ini juga cukup banyak. Pati-pati dari Jakarta sengaja hadir disini. Bahkan Bapak Kasad juga turut hadir dalam pernikahan Calla dan Dipta.
Bina terlihat anggun dengan kebaya brukat dan jilbab dengan warna senada. Beban dipundakku rasanya sedikit berkurang. Tidak seberat kemarin, rasanya sedikit lega. Apalagi melihat senyuman Calla yang mengembang. Begitupun Dipta.
Anakku, semoga kalian saling mengasihi dalam cinta. Selalu berbahagia dalam membangun teduh cinta kalian berdua.
Semoga kalian juga saling membahagiakan . Dalam suka maupun dalam duka. Selamat berbahagia Nak.
✨✨✨
Semoga masih inget ceritanya ya gais. Hehe. Akhirnya bisa update. Di tunggu vote dan komennya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradana
RomansaAsmaradana terdiri dari dua kata, asmara dan dahana (dana). Asmara adalah cinta, dahana adalah api. Bisa di artikan menjadi cinta yang menggelora. Atau rasa yang selalu berbunga-bunga. Seperti rasa ku terhadapnya, selalu mengobati di setiap nafas. A...