Selamat Siang Semarang, kota dengan sejuta kenangan. Hari ini aku kembali datang dengan warna baru. Berjalan mengapit lengan Mas Aksa. Di leherku terdapat kalung melati. Tanda penyambutan jabatan baru di lingkungan Kodam IV Diponegoro.
Tempat baru suasana baru. Dimana mungkin dua tahun kedepan akan ku tinggali. Sedikit jauh dari anak-anak, namun nadiku tetap dekat.
Pagi tadi kami resmi menjadi anggota keluarga dari Kodam IV Diponegoro. Mas Aksa di percaya menjadi Pangdam, luar biasa. Aku begitu bangga pada lelaki di sampingku ini.
Kini ada acara ramah tamah dengan seluruh keluarga Kodam Diponegoro. Juga jajaran petinggi Polda Jawa Tengah. Bersama Bapak Kapolda yang kebetulan sudah kenal lama dengan kami. Jangan lupakan yang terhormat gubernur Jawa tengah. Idola masyarakat Jawa tengah atau bahkan masyarakat manapun.
Selepas sholat Maghrib semua sudah cukup baik. Barang semua belum tertata. Tapi cukup baik untuk tidur malam ini.
"Selamat datang di rumah dinas ke enam belas kita Bun. Semoga sehat selalu di sini." Mas Aksa memelukku.
"Aamiin yah. Nggak nyangka udah yang ke enam belas aja. Tapi baru berapa kota yang kita singgahi ya yah."
"Alhamdulillah dong. Nggak jauh-jauh dari Jogja kenangan indah. Inget dulu pertama dinas di Solo. Kita pindah rumah dinas. Karena ayah pindah Satuan. Terus ayah pendidikan di Bandung. Bunda juga ikut bareng istri siswa. Mess di sana. Habis itu kita pindah ke Semarang. Ayah dinas di sini. Tapi nggak di rumah ini. Tapi hari ini. Allah kembali membawa kita ke kota ini. Ke rumah dinas yang ke enam belas. Dengan jabatan yang baru. Bukan main-main lho Bun."
"Iya. Bunda juga nggak nyangka. Bunda sekarang anaknya banyak. Seluruh batalyon. Bukan lagi ketua cabang. Bunda ketua daerah. Ibu dari semua ibu-ibu yang ada di DIY Jateng yah. Bunda nggak nyangka." Mas Aksa memelukku.
"Kamu akan jadi ibu dari semua ibu-ibu Persit kelak. Doakan ayah ya jadi KASAD. Dua langkah lagi." Aku memeluk lagi mas Aksa. Aku aminkan mas semua mimpimu. Jadi tingkatan tertinggi di angkatan darat. Bahkan untuk negeri ini aku aminkan.
"Tidur yuk. Besok kita harus olahraga. Hari pertama jadi pangdam kita harus sudah ramah tamah kemana-mana." Aku mengangguk.
"Telfon Mbak Calla dulu ya. Pastiin dia udah makan malam yah."
Aku menelfon ponsel Calla. Tapi tidak bisa di hubungi. Berganti menelfon rumah. Siapa tahu di rumah.
"Halo ma assalamualaikum." Ucapku begitu mendengar suara mama.
"Waalaikumsalam. Ada apa Bin?"
"Calla sudah pulang?" Tanyaku sedikit khawatir.
Tak lama panggilan berpindah ke mode Vidio Call. Menampilkan Calla yang tertidur pulas masih dengan baju jaga. Ia tidak di kasur. Melainkan di lantai.
"Nanti masuk angin ma kalau di situ." Ucapku khawatir.
"Dia belum mandi. Belum berani naik ke kasur. Badannya lelah banget. Nanti dua jam lagi Calla harus bangun. Mau ngerjain tugas. Kamu nggak usah khawatir ya. Kehidupan kedokteran seperti itu. Percaya ya mama yang jaga Calla. Percayalah kalau anak kamu mampu melewati fase ini.
Ini jalan yang di pilih sendiri oleh anakmu. Ia ingin mewujudkan mimpi besarnya jadi lulusan terbaik. Kamu doakan dari situ. Support dia, selalu berikan semangat setiap pagi. Mama tahu berat bagi kamu setelah dua tahun kurang kamu selalu sama-sama. Dan harus kembali berpisah jarak. Sa, tenangin pikiran istrimu. Anak-anaknya adalah anak yang hebat. Jangan takut akan sakit. Calla tahu kemampuannya." Mataku berkaca melihat wajah lelah Calla yang terlihat begitu damai. Putih seperti Calla Lily favoritku.
"Sekarang kamu tidur. Sebentar lagi Calla bangun. Mama mau bikinin dia jahe anget. Supaya seger ngerjain tugasnya."
"Iya ma. Mama juga istirahat."
"Mama baru aja bangun nak. Gantian sama papamu. Sekarang yang tidur. Kasian anak-anak florist lembur. Ada bakery baru di samping florist. Jadi pesenan bunga papannya ada 20. Dikirim buat besok pagi semua."
"Alhamdulillah. Makasih ya ma. Udah bikin semua jadi mudah. Bina sayang mama. Bina titip Calla ya ma, bilang bina baik-baik di sini. Udah serah terima jabatan."
"Titip ya Ma. Aksa makasih udah di bantu jagain Calla. Mama istirahat juga."
"Iya kamu juga ya sa. Istirahat banyak minum vitamin. Mama nitip Bina ya. Semoga di lingkungan yang baru bisa cepat adaptasi."
"Iya ma. Pasti Aksa jagain. Nggak pakai kendor. Kan kalau kendor nggak enak ma." Wah ini laki minta di sleding.
Telepon di tutup. Aku segera mengirim pesan untuk Daffa. Walaupun tidak di buka. Esok saaat hpnya ada ia bisa melihat.
Adek Daffa
Dek. Bunda udah sampai Semarang. Adek hati2. Sholat dan dzikir jangan sampai lewat. Ayah dan bunda kangen 😁"Bunda doang itu mah yang kangen." Bisik Mas Aksa."
"Emang kamu nggak kangen mas." Mas Aksa menggeleng.
"Ayah kangennya ini." Aku langsung menggigit lengannya. Dan malam ini menjadi malam yang panjang di Semarang.
Samarang, semoga ada banyak kebahagiaan yang tercipta di sini. Sampai bertemu di bulan depan anak-anak. Bunda selalu doain kalian.
✨✨✨
Selamat malam semuanyaaaaaa......
Semoga suka Part ini
Di Part selanjutnya Aksa udah pindah dinas lagi ya. Buat mengejar ketertinggalan.Semoga selalu suka cerita ini walaupun alurnya terlalu cepat. Semoga ga bingung bacanya. Makasih sudah mau nunggu dan nunggu. Nggak lelah buat selalu minta dan minta.
Terima kasih semuanya😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradana
RomanceAsmaradana terdiri dari dua kata, asmara dan dahana (dana). Asmara adalah cinta, dahana adalah api. Bisa di artikan menjadi cinta yang menggelora. Atau rasa yang selalu berbunga-bunga. Seperti rasa ku terhadapnya, selalu mengobati di setiap nafas. A...