8. Perubahan Apa Lagi?

2.9K 259 18
                                    

"Elina Dwi Safitri."

"Yang paling cantik dan imut, Pak!" seru gadis itu dengan penuh semangat.

"Apa? Cacar bintik-bintik?" celetuk Furqon.

"Item mutlak, sih iya," sahut Bryan.

Elina langsung mendelik mereka dengan kesal. Seolah-olah dari tatapan matanya itu muncul sinar laser yang akan membelah tubuh Bryan dan Furqon dalam sekejap.

"Hei kalian tuh jangan begitu, dia itu perempuan. Kasihan," bela Folandio.

"Tapi nanti yang jadi Reyhannya Furqon aja, ya. Terus yang jadi Allyshanya Fia, terus yang jadi Elwynnnya si Bryan. Nah, kan cocok, tuh," lanjut Folandio.

Hah?

Ada apa bawa-bawa namaku, heh?

Mereka ini sedang bahas apa, sih? Kok tiba-tiba jadi ada Reyhan, Allysha, dan siapa tadi? Erwin? Apaan, sih itu tuh?

Tapi ... yang dimaksud itu Reyhan yang kemarin datang ke rumahkukah? Atau siapa?

"Yaudah, gue jadi Hally aja, Ibunya Elina, kan?" ucap Jojo.

"Heh, entar lo mati, bego! Ketusuk panahan," celetuk Furqon.

"Woy, anakan panah, dodol! Bukan panahan!" sahut Arjuna.

"Eh, yang bener tuh panah anakan, lol. Eh, anakan panah, deng. Eh bukan! Panah anakan yang bener, tuh!" ralat Burhan.

"Udah coba kalian jangan sok-sokan nyebutnya gitu. Sebut aja busur! Bentuknya kan kayak busur," celetuk Alafina.

"Udah, udah jangan rebutan gue. Gue udah milih dia, kok," sahut Jojo tiba-tiba.

"Alah sok-sokan dia-dia segala. Kayak dianya mau sama lo aja," ucap Cwansya.

"Aduhh, Mba ngegas amat."

"Pedes, oy, pedes."

"Aduh, gue gerah nih. Kipas kok nggak nyala-nyala, ya?"

"Ada korban galmop, nih ah ... seru!"

"Itu si Jojo udah senyum-senyum monyet gitu."

"Dasar malu-malu kambing!"

Seketika kelas menjadi ricuh kembali. Pak Al hanya memijat keningnya. Kuyakin dia mencoba untuk bersabar menghadapi murid-murid yang geniusnya di atas rata-rata.

"Panggilan kepada Bapak Albert Arthur untuk segera menuju ke ruang kepala sekolah sekarang juga. Sekali lagi, untuk Bapak Albert Arthur untuk segera menuju ke ruang kepala sekolah sekarang juga."

Hening.

"Lah? Itu bukannya nama bapak, ya?" celetuk Folandio memecahkan keheningan.

"Bukan, Dak. Nama ponakan lo," sahut Jojo.

"Eh manusia! Ponakan gue mah kagak ada yang sekolah di sini, bego! Masih jadi Unyil semua," jawab Folandio.

"Sudah, sudah. Karena sekarang bapak sudah dipanggil, bapak akan keluar sebentar. Jadi perkenalannya sampai Elina dulu, ya. Kita akan lanjut lain kali. Baiklah, sampai bertemu lagi, terima kasih."

Lalu Pak Al pergi membawa seluruh berkas-berkasnya dan pergi meninggalkan kelas ini.

"GAES, MARI KONSERNYA KITA LANJUTKAN!"

"AYO!"

"Lagu apa, nih?"

"SATU JAM SAJA!" sahut Folandio paling semangat.

"Lagu siapa, njir?" tanya Elina.

"Zaskia Gotiklah! Masa nggak tau, sih? Norak, dasar!" celetuk Burhan.

New World [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang