Senior pernah menceritakannya padaku tentang orang-orang berjubah hitam itu. Sebentar, aku tobat dulu memanggil Bule Keparat itu dengan namanya. Bakat orang berjubah itu adalah menghipnotis orang lewat tatapan mata.
"Jangan pernah menatap matanya, Fia. Kau akan terhipnotis dan akan mematuhi segala apa katanya. Bakat itu jauh lebih berbahaya daripada bakat milik Torty," kata Senior dulu.
Mereka adalah Scelusius. Aku tahu scelus dalam bahasa latin artinya kejahatan. Berarti sudah jelas bahwa mereka itu jahat.
"Waw, goanya sungguh terang di malam hari," ucap Rey.
Kami sudah memasuki goanya. Awalnya aku mengira goa ini terang karena dilapisi semacam berlian di dindingnya. Ternyata dugaanku salah. Ini seperti dilapisi oleh cairan cyalume yang membeku. Cairan itu yang biasanya terdapat dalam glow stick begitu.
"Apa ini? Emas?" tanya Rista. Wajar sih dia mengira ini emas. Warnanya memang seperti emas asli begitu.
"Terlalu mewah kalau ini emas," celetuk Elwynn.
"Menurutku ini cairan cyalume yang membeku. Aku tidak tahu kenapa cairan semacam itu bisa membeku di sini. Yang pasti, ada seseorang yang membekukannya," jelasku.
"Cairan apa tadi? Sialan?" tanya Rey.
Aku menyipitkan mataku padanya. "Cyalume, Rey! Cyalume adalah gabungan antara hidrogen peroxide dan fluorescent dye!"
"Entahlah, Fia. Yang kutahu hanyalah hidrogen. Hidrogen itu air kan?" sahut Rista.
Ampun, deh. Lebih baik aku diam. Anggap saja aku tidak berbicara apa pun tadi.
"Wah, kau cerdik sekali Gadis Kecil. Dari mana asalmu?" Tiba-tiba saja sudah datang sosok wanita yang sangat cantik tepat di depanku.
Dia benar-benar terlihat anggun dan mempesona seperti seorang bidadari. Kecantikannya ini bahkan melibihi Lady Aquamarine yang memang sebenarnya lebih imut. Wanita itu menatapku lalu mengangkat daguku agar mendongak melihat wajahnya.
Dia seperti memperhatikan setiap lekuk wajahku. Aku tahu aku tidak secantik dirimu. Jadi, berhentilah memperhatikanku begitu. Lagi pula aku tidak berniat menjadi sainganmu.
"Gadis Pisces? Menarik sekali." Dia menyeringai meremehkan padaku. Lalu dia menatap tepat di bola mataku. "Sepertinya ada lelaki Aquarius yang mencintaimu, ya. Siapa dia?"
Mana kutahu! Sejauh ini aku tak bergitu tertarik dalam masalah lelaki di planet ini. Jadi tak begitu memikirkannya. Ngomong-ngomong, kok dia tahu? Aku saja tidak tahu.
"Mari kita lihat sejauh mana kemampuan kalian."
Ujian apalagi ini.
****
"Ada rumah satu lantai yang semuanya berwarna kuning. Dindingnya kuning, pintunya kuning, perabotannya semua kuning. Apa warna tangga rumah itu?" tanya wanita berparas cantik tersebut.
Kami disuruh menjawab seluruh teka-teki yang diberikan dengan benar dalam waktu tiga detik. Itu memang sangatlah gila. Kalau jawaban kami salah, atau telat. Tamatlah sudah riwayat kami.
Dia sungguhan akan membunuh kami, terutama aku. Kemudian mencincang tubuh kami dan diberikan kepada para monster di sini.
MEMANG DASAR PSIKOPAT KEJAM!
"Satu."
"Dua."
"Tig—"
"Tidak ada!" sahut Rista. "Rumahnya lantai satu, jadi mana mungkin punya tangga."
KAMU SEDANG MEMBACA
New World [REVISI]
FantasySequel Ventiones Academy **** Sebenarnya tidak ada yang aneh di hidupku. Hidupku berjalan seperti remaja usia empat belas tahun pada umumnya. Tetapi, seketika semuanya berubah. Iya, berubah. Tidak, bukan berubah dunianya yang berubah. Tapi, aku sel...