"Kau baik-baik saja?"
Anjirrr ....
Kukira perempuan yang membisikiku yang memegang! Ternyata Elwynn. Langsung saja aku meninju kakinya yang panjang ini.
"Aww ... kenapa sih?!" sentaknya ketika menjatuhkan kayu bakar begitu saja dan menghentikan tanganku yang meninjunya.
"Aku lagi ketakutan, ih! Tadi kamu ngagetin tahu, nggak?!" kesalku lalu menghentikan aksi tinjuku. "Lain kali mau ikut Rista aja, titik! Nggak ada bantahan!" Aku melotot tajam padanya ketika ia ingin membantah ucapanku.
Setelah itu dia terdiam. Kami sama-sama menatap ke depan dengan pikiran yang menjalar entah ke mana. Ah, kalau di tempat Lady Aquamarine, pasti sekarang aku sedang bertengkar dengan Bule Kesasar.
Dia terus saja mengusiliku, seperti menaruh lem tembus pandang pada kursi makanku dan membuatku permanen tidak bisa berdiri, menyindir tingkahku yang kasar di hadapan Lady, berdebat dengannya tentang hal sepele, dan banyak lainnya.
Terlalu banyak kenanganku bersamanya sampai rasanya sulit dilupakan. Ya iyalah, setiap jam, setiap menit, setiap detik nempel terus sama dia. Atau dia yang tiba-tiba menempel padaku. Jadi bagaimana bisa dilupakan?
"Siapa kau?"
Aku baru Elwynn pintar-pintar bodoh begitu, ya. Pantas saja dia kehilangan Allysha dengan mudah. Harusnya sebagai kekasihnya, dia bisa membedakan yang mana aku, dan yang mana Allysha.
"Siapa kau?" ulangnya.
"Fia," jawabku dengan mantap.
Hening lagi.
Huaa ... Rey sama Rista itu lagi apa sih?! Pakai bersembunyi segala. Masa bodolah dengan kesopananku memanggil mereka, intinya aku tidak nyaman berada di samping lelaki ini! Tolong akuu!
"Kalau kau sungguh mencintainya, kuyakin kau bisa membedakan mana aku, dan mana gadis itu," ucapku begitu saja.
"Aku tidak tahu semirip apa kami sampai kau keliru mengiraku adalah dirinya," lanjutku sambil menunduk.
Sekarang hening kembali.
Aduh, lagi apa sih dua keparat itu?! Tidak tahu apa di sini canggung sekali?! Aku bukan termasuk orang yang mudah senyum dan pandai mengambil topik pembicaraan, tahu!
"Aku tahu."
Ha?
Aku langsung menoleh ke Elwynn dan menatapnya. Perlahan wajahnya juga menoleh ke arahku. Dia menatap tepat di mataku. Itu membuatku merasa bersalah, sih sebenarnya.
"Aku tahu semuanya."
Aku mengerjap. Apa yang dia tahu? Apakah aku juga mengetahuinya?
Lelaki itu terus saja menatapku tepat di mataku. Seolah mencari kebohongan atau perbedaan atau entahlah, aku tidak tahu. Dia seperti ... ingin memastikan sesuatu?
Sraakkk ....
"Aduh!"
"Sssttt! Jangan berisik, kak Rey!"
Bodoh sekali.
Akhirnya keluar juga.
Aku langsung memandang ke depan kembali. "Aku tahu itu kalian berdua. Jadi keluarlah."
"Eh? Ketahuan, ya?" tanya Rey dengan kikuk lalu berjalan dengan Rista di belakangnya lalu duduk di depanku dan Elwynn.
"Tenang, Fia. Kami tidak melihat apa pun, kok. Kami juga tidak mendengar apa pun," ucap Rista sambil menggeleng kan kepalanya seolah ingin meyakinkanku bahwa mereka memang jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
New World [REVISI]
FantasiaSequel Ventiones Academy **** Sebenarnya tidak ada yang aneh di hidupku. Hidupku berjalan seperti remaja usia empat belas tahun pada umumnya. Tetapi, seketika semuanya berubah. Iya, berubah. Tidak, bukan berubah dunianya yang berubah. Tapi, aku sel...