Tak terasa seminggu sudah berlalu. Tidak ada perubahan apa pun lagi yang terjadi pada diriku saat ini. Entah itu perubahan fisik, rohani, ataupun mental. Itu bisa jadi, aku tidak akan dibawa ke sekolahan aneh itu.
Namun ... seharusnya aku merasa senang hal itu terjadi. Seharusnya kini aku merasa bahagia karena tak terjadi perubahan apa pun lagi padaku. Seharusnya aku senang bisa kembali ke kehidupanku yang normal.
Tapi ... kenapa aku merasa seperti ada yang kurang? Kenapa aku merasa seolah-olah kehilangan? Kenapa aku merasa ... kesepian?
"Kini kutak lagi dengannya." Suara Folandio mulai menghiasi kelas ini.
"Sudah tak ada lagi rasa." Jojo ikut menyahutinya.
"Antara aku dengan dia a a ...." Furqon mulai meramaikan.
"Oh oh ...."
"Siapkah kau bertahta?" Elina mulai bernyanyi sambil berjoget ria layaknya lagu dangdut.
"Dihatiku kakanda." Ceresya melanjutkan.
"ASEK ASEK JOS!" sahut lelaki secara berbarengan, kecuali Bryan, Ezra, Sedoka, dan Romeo.
Ya, kurasa lelaki yang waras hanya mereka berempat saja. Sedangkan perempuannya, hanya aku, Nasiwa, Tamara, dan Ersa.
"Karna ini saat bagiku untuk singgah di hatimu."
"Namun siapkah kautuk jatuh cintaa ... lagiii ohh ohh."
"MESKI BIBIR INI TAK BERKATA," teriak suara perempuan.
"ASEK ASEK JOS!" sahut lelaki seolah-olah ini adalah lagu dangdut.
"BUKAN BERARTI KUTAK MERASA."
"ADA YANG BERBEDA DI ANTARA KITA."
"OHOY OHOY OY!"
"DAN TAK MUNGKIN KUMELEWATKANMU HANYA KARNA."
"ASSOOYY GOYANG TERUS!"
"DIRIKU TAK MAMPU UNTUK BICARA."
Beberapa perempuan tidak dapat menyamai nada tinggi dalam bagian ini. Jadilah mereka menyanyikannya dengan kehilangan suaranya di bagian akhir.
"AAAAA ...." Kali ini, Folandio ikut menyahut dengan suara sok-sokan seperti melengking. Padahal jatuhnya seperti orang yang sedang menangis tapi kebabisan suara untuk merengek.
"BAHWA AKU." Suara para lelaki kembali menghiasi.
"INGINKAN KAU ADA ...."
" ... di hidupku."
"ASEK ASEK JOS!" sahut mereka semua bersamaan.
"Anjir tadi si Folandio kayak bayi lagi ngerengek, sumpah!"
"Lagian sok-sokan nada tinggi, sih."
"Ayo, nih lagu apa lagi?"
"Eh itu si Nasiwa, Ersa, Bakpia, sama siapa tuh satunya? Biskuit Tim Tam, tah?" ucap Ceresya.
"Tamara, bego!"
"Nggak nyambung nama Tamara sama biskuit tim tam, anjir. Nyambungnya sama permen Tamarin."
"Tamarin, paman datang ... Pamanku dari desa. Dibawakannya rambutan pisang dan sayur mayur segala rupa." Folandio mulai bernyanyi.
"KEMARIN DODOL ITU MAH!"
"Fia, anju yang bener, noh, bukan bakpia."
"Ya pokoknya itulah. Ayo sini nyanyi-nyanyi. Jangan mojok gitu. Nggak enak diliatnya. Ntar dikira cicak neplok," ceplos Ceresya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New World [REVISI]
FantasiSequel Ventiones Academy **** Sebenarnya tidak ada yang aneh di hidupku. Hidupku berjalan seperti remaja usia empat belas tahun pada umumnya. Tetapi, seketika semuanya berubah. Iya, berubah. Tidak, bukan berubah dunianya yang berubah. Tapi, aku sel...