Chapt 04

15.8K 699 4
                                    

.
.

"Ah!! F-Farel.. Nghh~"

"Tenanglah, ini baru satu jari."

"S-sakit.."

Guyuran kecil air shower, kehangatan napas dan dekapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guyuran kecil air shower, kehangatan napas dan dekapannya. Ia kembali mengambil sabun cair, membuatnya berbusa melimpah lalu mulai menyentuh tubuhku tanpa kecuali. Hingga sela-sela, ia membelai dengan lembut.

"Ervin.." Bisik Farel. Ia mendekatkan wajahnya dan mulai menciumku panas. Lidahnya dengan liar masuk ke mulutku, menjilat setiap sisi dan bibirku.

Tangannya mulai mengocok penisku dengan sabun dan jari yang lain masih berada dalam lubangku, menggerakkannya keluar masuk dengan cepat. Tanganku melinggar kuat di lehernya.

"Mmphh.."

Kedua kakiku diangkat, spontan pelukanku semakin erat agar tidak terjatuh.

"Eh?" Sesuatu menonjol dari bawah, menggesek ke pantat dan lubangku.

"Rileks ya, sakitnya tak akan lama." Bisiknya

"Ah!! A-aww.." Tubuhku menggelinjang, rasanya seperti terbelah. Jemariku meremas pundak Farel tak peduli jika ada luka disana.

"Ahh.." Desahnya

"F-Farh~ pelanh.."

"Sempit sekali.."

Aku membenamkan wajah di pundaknya, menangis sejadinya berharap rasa sakit segera berkurang.

Guyuran air menambah sensasi. Rasanya penuh di dalam, sesak sekaligus nikmat. Farel menarik rambutku dan kembali mencium. Tangannya dengan liar mengeksplor punggung dan penisku. Sedikit kurasakan kenimatan.

plak.. plak.. plak...

Ritmenya bertambah cepat. Farel mendorong penisnya masuk lebih dalam hingga sepenuhnya tertanam. Rasanya lubangku akan robek sekarang.

"hiks.. ahh~"

Ia kembali mempercepat ritme. Penisku semakin tegang karena kocokan Farel.

"A-aku keluar.."

Berhenti. Farel menurunkanku perlahan, ia menarik penisnya untuk mencegahku ejakulasi. Menyebalkan.

"Sabar sedikit sayang.." Bibirnya mencium sekali sambil menghapus air mata.

Ia membalikkan tubuhku menghadap tembok lalu membuka lebar kedua kakiku. Ia mendorong penisnya mengenai prostatku berulang-ulang.

Ngilu sekaligus nikmat.

"Nghh~ hahh.." 

Mataku terpejam. Ia menambah dorongan, membuatku semakin melayang.

"Ah!!"

Air mataku kembali keluar, penis besar nya kembali memaksa masuk ke lubang sempitku. Semakin dalam dan kembali mencapai titik sensitifku.

Ahh!

Sial. Nikmat sekali. Penisnya tenggelam sepenuhnya di dalam, mendorong kuat prostat ku hingga membuatku lemah. Mataku terus terpejam. Kurasakan Farel kembali mengocok penisku, kali ini lebih keras ia meremas dan menekan bagian ujungnya.

"Aku tidak kuat.. hah.."

Hampir keluar. Aku tidak kuat lagi. Ini tidak bisa ditahan. Penis Farel masih mendorong prostatku dan kocokan dengan ritme cepat.

Kepalaku mulai pusing.

Ah! Ahh!!

Squirt..

Aku keluar. Farel tau namun ia belum berhenti. Sial. Perih rasanya. Penis dan lubangku terasa ngilu. Aku meringis untuk menahan sakit.

"Sudah.. farlhh.."

Kurasakan sesuatu hangat dan kental keluar lubang, dapat kulihat cairan putih mengalir melewati selangkangan.

A-apa?? Ia keluar di dalam?!

"Ervin.."

Farel menggigit kecil pundakku lalu menciumnya lembut. Perlahan penisnya ditarik keluar dan mulai memelukku erat.

Tak ada perbincangan setelah ini. Hanya menikmati dekapan dan guyuran air dari atas.

.
.

A BOY LIKE YOU (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang