drrttt drrtttKrystal meraba saku jeans-nya karena merasakan getaran yang berasal dari hapenya. Saat ia lihat, layar hapenya menunjukkan bahwa ada telepon dari Mas Ian. Ia menatap Kai sambil menunjuk hapenya. "Sebentar ya, Kai?"
"Iya."
Krystal kemudian menggeser layar kemudian meletakkan hapenya di telinga. "Halo, Mas?"
"Dek, kamu rencananya pulang kapan dari Semarang?"
"Kayaknya besok, Mas. Kenapa?"
"Nanti pulangnya ke rumah Mas aja, Papa sama Mama ke luar kota. Di rumah nggak ada orang."
"Oh, ya udah. Besok aku langsung ke rumah Mas aja." Krystal kemudian mematikan telepon setelah pembicaraannya dengan Mas Ian selesai.
"Pacarnya Krystal?" Tanya Kai saat Krystal sudah selesai teleponan.
"Bukan, Mas Ian."
"Oh, kirain."
"Enggak, Mas Ian nanya pulang kapan soalnya Papa sama Mama nggak di rumah, disuruh langsung ke rumah Mas Ian aja katanya." Krystal menjelaskan isi teleponnya dengan Mas Ian tadi.
"Emang kamu mau pulang kapan?"
"Besok."
"Besok?"
"Iya, kan udah ketemu kamu." Krystal menjawab ringan.
"Kamu---ke Semarang beneran cuma mau ketemu aku ya?" Kai bertanya bingung, apa iya Krystal seniat ini ke Semarang hanya untuk ketemu sama Kai?
"Iya, kan aku bilang tadi emang cuma mau ketemu kamu aja. Udah ketemu ya udah" Krystal menjawab lagi sambil menatap Kai yang juga menatapnya dengan wajah yang terlihat bingung tadi. Melihat wajah Kai tersebut Krystal baru menyadari sesuatu.
Semuanya sudah tidak lagi sama.
Krystal menyadari bahwa sekarang mereka bukan anak SMP lagi, mereka bukan anak umur lima belas tahun yang kadang belum mengerti banyak hal, belum memikirkan apapun risiko yang dilakukan.
Saat ini mereka adalah dua manusia dewasa yang usianya bahkan hampir mencapai kepala tiga. Apa yang ia lakukan saat ini, memang terlihat sangat impulsif, dan mungkin aneh bagi Kai.
Kai pasti bingung kenapa Krystal tiba-tiba menemui Kai tanpa tau kehidupan Kai selama ini. Kai jelas kaget karena sudah belasan taun nggak ketemu tiba-tiba Krystal muncul gitu aja dan begitu sudah ketemu ia akan langsung pulang.
Kalau Krystal ada di posisi Kai, dia pun pasti akan bingung seperti ini. Untuk apa ada orang mencarinya hanya untuk sekadar bertemu?
Walaupun faktanya, Krystal memang hanya ingin bertemu Kai.
Itu saja.
"Sorry Kai, pasti aku aneh ya?"
"Enggak, nggak papa kok. Aku ngerasa seneng malah, kamu inget sama temen lama kamu. Makasih, Tal. Bahkan kamu sampe seniat ini buat berusaha ketemu aku." Kai tersenyum tulus menjawab kalimat Krystal tadi.
"Beneran nggak papa?"
"Iya Tal, kan sama aja kayak ketemu temen lama. Cuma kaget aja kamu bener-bener niat mau nemuin aku dari kemaren nungguin sampe aku balik terus pas udah ketemu kamu langsung pulang, jadi kamu tuh beneran mau ketemu aku aja. Ya aku seneng Tal." Kai berkata lagi, jujur ia merasa senang bertemu teman lamanya.
"Iya, aku sebenernya juga impulsif banget ikut Mas Ian ke Semarang. Baru semingguan ini aku balik dari Sydney, terus keinget kamu dan nggak tau pengen ketemu aja. Pengen tau kamu sekarang kayak gimana." Krystal berkata jujur.